"Papa."
"Hm?"
Di tengah malam di dalam kamar dengan pencahayaan lampu kamar yang remang-remang, Daniel menunduk memandang wajah Jilan, putranya.
"Jangan tinggalin Jilan," lirih Jilan mengeratkan pelukannya ke perut Daniel.
"Seharusnya Papa yang bilang gitu sama kamu, kamu yang gak boleh ninggalin Papa," jawab Daniel mengelus kepala Jilan.
"Waktu Jilan cuman sebentar, Pa." Kata Jilan pelan.
"Ngomong apa kamu dek? Papa kurang denger," entah memang dirinya yang kurang dengar, atau memang suara Jilan yang mengecil, Daniel bingung.
Jilan menggelengkan kepalanya. Syukur Papanya tidak mendengar suaranya tadi. Jika mendengar, sudah dipastikan papanya akan marah kepadanya. Dan akan mendiami dirinya.
Sepanjang malam, hujan turun dengan sangat deras. Membuat hawa sekitar ikut terasa sangat dingin. Di jam yang terbilang masih larut malam, Daniel terjaga dari tidurnya. Karena memastikan Jilan tak mengalami sesak nafas. Karena biasanya jika hujan begini, anaknya itu pasti sesak nafas.
Saat matanya hampir menutup, Daniel disadarkan oleh Jilan yang menggeliat tak nyaman dalam tidurnya. Tarikan nafasnya juga terdengar sedikit memberat. Dan pada akhirnya Jilan harus terbangun dari tidurnya karena sesak nafas.
"Sesek banget dek?" tanya Daniel.
"Sedikit, Pa." Jawabnya lalu ia merubah posisinya menjadi duduk.
"Papa Jilan punya permintaan buat Papa," katanya membuat Daniel yang sedang membenahi selimut Jilan terhenti. Dan menoleh ke arah putranya sejenak.
"Apa itu dek?" tanyanya beringsut duduk di samping Jilan.
"Jilan pengen ngerasain kasih sayang sosok ibu, Pa. Karena Jilan gak bisa ngerasain kasih sayang ibu melalui mama Adera. Karena mama Adera benci sama Jilan."
"Jilan, Kakak, sama Abang udah tau kok pa, kalau sebenarnya kalian saling mencintai satu sama lain, jadi buat apa nunda-nunda buat nikah?"
Yang dimaksud Jilan sosok itu tak lain adalah Kina. Sudah beberapa kali Daniel memang membawa Kina ke rumah, dan mengenalkan nya kepada anak-anaknya. Dan itu kali pertama setelah sekian lama akhirnya Daniel membawa sosok perempuan yang menurutnya sangat istimewa itu ke rumah. Ternyata, ketiga putranya merestui mereka.
"Terimakasih ya," ucap Daniel tersenyum, sambil mengelus kepala Jilan.
1 tahun kemudian"Adek! Mami nggak mau tau ya, adek gaboleh capek-capek lagi kalau di sekolah. Jadi sakit gini kan jadinya." Kina terus mengomeli bukan mengomeli, tapi lebih ke khawatir. Pasalnya Jilan yang baru pulang dari sekolah itu langsung tergeletak di sofa. Dan saat Kina check anak tersebut, ternyata terkena demam. Membuat sosok ibu tersebut kepalang khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jilan Xavier [Triple J Ft Nct Dream]
Random"Kata papa, Jilan ngga boleh pergi harus tetap bertahan. Tapi semakin Jilan berusaha, Jilan semakin sakit." ~ Jilan Xavier Erlando Luois. "Berjuanglah!. Abang akan selalu ada untuk mu." ~ Jean Xavier Jeammes Luois. "Jilan harus bertahan apapun yang...