Ayok Vote dulu, sebelum baca, biar Jilan nya gak ngambek!
Jilan termenung di taman hotel. Jilan tak memperdulikan jika angin dingin akan membuat kesehatannya memburuk. Pikirannya berkelana soal kejadian tadi.
Brukk
"Kamu itu-
"Anak itu-adalah anak yang tidak pernah aku harapkan kehadirannya." Ucap Adera dalam hati, menatap nyalang manusia kecil di hadapannya.
"Maaf-tante Adera?" Senyum Jilan merekah saat melihat Adera dihadapannya. Entah mengapa sejak pertama kali bertemu, Jilan sangat menyukai wanita paruh baya itu."
Adera mendecih, lalu ia berdiri dibantu dengan sang suami, Darion. Sedangkan Jilan, ia berdiri sendiri.
Darion hanya menatap datar Jilan, ia tak benci dengan Jilan. Namun...ia juga tak suka dengan anak itu. Tapi setiap melihat senyum teduh anak itu, mengingatkan nya pada senyumannya waktu kecil. Kenapa sangat mirip.
"Tante, Senja mana tante?" tanyanya sembari celingukan mencari keberadaan Senja.
Bukannya menjawab, Adera menatap tak suka Jilan. Lalu berjalan melenggang pergi begitu saja. Diacuhkan seperti itu, kenapa membuat hati Jilan berdenyut sakit. Padahal...mereka bukanlah siapa-siapa bukan?
Saat Darion dan Dera akan melangkah pergi, ucapan Jilan menahan mereka berdua. Ucapan yang mampu membuat hati keduanya bergemuruh.
"Kenapa kalian sangat membenci Jilan? salah Jilan apa sama kalian?" lirih Jilan yang masih terduduk di lantai.
Namun mereka berdua abai, dan memilih pergi. Mereka tidak mau ambil resiko sebelum ada reporter yang mengerubungi mereka.
"Padahal-ketemu juga baru akhir-akhir ini, tapi kenapa mereka kelihatan benci banget sama Jilan?" fikirannya masih berkelana disana. Seperti ada sesuatu diantara mereka yang belum terselesaikan. Dan setiap Dera menatapnya dengan pandangan tak suka, membuat lagi-lagi hatinya tergores. Dera sangat cantik, dan Jilan berandai jika Mama nya pasti tak kalah cantik dengan Dera. Larut dalam fikiran sendiri, hingga suara berat mengalihkan perhatiannya.
"Mikirin apa sih dek?" suara berat Daniel menginterupsi Jilan.
"Eh Papa," balasnya sembari menyengir.
"Mikirin apa hm?" tanyanya lagi.
"Tante Dera," jawabnya, lalu memusatkan perhatiannya kepada sang Papa.
Deg
Apa lagi ini Tuhan, kenapa bisa anaknya bertemu dengan perempuan yang tidak punya hati sama sekali. Yang mampu menelantarkan anaknya, dan tidak menganggap anak tak berdosa itu ada.
Daniel memaksakan senyumannya, "Kok bisa Jilan kenal sama artis terkenal itu?"
"Kenal dong Pa, asal Papa tahu ya, ternyata Tante Dera itu Mama nya Senja Pa. Sahabat Abang!"
"Mama kamu juga, Jilan!" suara itu muncul dari belakang mereka.
Suara yang tiba-tiba muncul mengudara bebas mampu membuat Jilan tak berkutik. Ia menoleh kebelakang begitu hati-hati. Begitu juga dengan Daniel yang sangat terkejut dengan perkataan orang itu.
Rahang Daniel mengeras, kala mengetahui siapa pemilik suara itu. Darion. Ya, orang berbicara seperti itu adalah Darion. Apa motif Darion mengatakan itu. Tangannya mengepal, ingin sekali ia meninju wajah orang di hadapannya.
"A-apa maksud perkataan om Darion Pa?" tanya Jilan, beralih menatap Papa nya. Daniel dapat melihat manik Jilan, yang meminta kepastian.
"Jilan, jangan dengerin perkataan orang itu nak, sekarang kamu ke kamar ya," Daniel berusaha untuk tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jilan Xavier [Triple J Ft Nct Dream]
Random"Kata papa, Jilan ngga boleh pergi harus tetap bertahan. Tapi semakin Jilan berusaha, Jilan semakin sakit." ~ Jilan Xavier Erlando Luois. "Berjuanglah!. Abang akan selalu ada untuk mu." ~ Jean Xavier Jeammes Luois. "Jilan harus bertahan apapun yang...