Vote dulu ya guys, baru baca!
⭐
⭐
Happy readingKumpulan awan putih menghiasi langit. Kicauan burung menjadi melodi di pagi hari ini. Sinar matahari juga tak mau kalah yang menampakkan sinarnya yang begitu cerah kepada semesta. Seperti halnya kini senyuman manis Jilan yang telah ia tampakkan kepada seluruh anggota keluarganya pagi ini.
"Pagi Pa, Kak Jeje, Abang Jean," Ucapnya dengan semangat yang menggebu.
"Pagi juga dek." Jawabnya serempak.
Daniel menatap putra-putranya yang sudah rapi dan tampan. Ternyata wajah putra-putranya adalah duplikat nya. Namun si bungsu agak berbeda karena wajahnya sangatlah imut. "Sekarang kita mulai sarapannya." Mereka mengangguk lalu memulai acara sarapan.
Setelah sarapan, Daniel menyiapkan beberapa butir obat Jilan dan memberikannya. "Dek di minum dulu obatnya," Titahnya. Jilan menerima obat itu lalu menelannya dengan bantuan air.
Daniel tersenyum sembari mengusap lembut kepala Jilan dan berkata, "Nanti di sekolah jangan capek-capek ya dek."
"Nggak Pa, palingan cuman lari-lari keliling sekolahan."
"Uhukk...uhukk." Seketika Jean terbatuk karena tersedak akibat perkataan Jilan. Jevans yang berada di samping Jean langsung memberikan segelas air.
"Kalau ngomong jangan lupa di filter dek."
"Biarin aja Pa, biar Jevans jahit tuh mulut." Jilan menatap horor Papa nya dan kedua kakaknya.
"Dek Papa mau pamit, Papa mau ke London untuk urusan bisnis," Daniel bertutur dengan lembut.
"Nggak boleh! Papa nggak boleh pergi!" Sentak Jilan dengan binar berkaca-kaca.
Jean menghela nafas panjang, ia sudah tidak heran lagi dengan apa yang terjadi saat ini. Terkadang memang Jilan sangat manja sampai-sampai di tinggal sang Papa bekerja ke luar negeri saja Jilan tak mengizinkan. Dan itu wajar bagi mereka, karena selama ini...Jilan hanya mempunyai seorang ayah-sebagai sosok orang tuanya.
"Papa di sana cuman tiga hari nak. Adek mau apa? Biar Papa turutin kemauan adek." Daniel mencoba menawarkan sesuatu agar putra bungsunya dapat ia tinggal.
"Nggak mau hiks tapi...kalau Papa maksa Jilan mau jaket Dior keluaran terbaru sama tas Gucci."
"Kalau barang mahal aja langsung gerceo dek." Sungut Jean. Jilan tak menggubris perkataan abangnya, yang penting ia dapat apa yang ia mau.
Daniel dan lainnya dibuat terkekeh oleh tingkah si bungsu. Jilan sangatlah gampang terbujuk dengan hal-hal mewah yang menggiurkan. Bilangnya sih ngga mau, tapi ujung-ujungnya mau.
"Jadi Papa boleh pergi?" Jilan mengangguk, "Boleh tapi jangan lama-lama. Dan hati-hati."
Daniel tersenyum hangat. Daniel mengusap pipi Jilan yang basah akibat air mata. Sesekali ia mencium pipi anak bungsunya itu, walau Jilan sesekali juga memberontak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jilan Xavier [Triple J Ft Nct Dream]
Random"Kata papa, Jilan ngga boleh pergi harus tetap bertahan. Tapi semakin Jilan berusaha, Jilan semakin sakit." ~ Jilan Xavier Erlando Luois. "Berjuanglah!. Abang akan selalu ada untuk mu." ~ Jean Xavier Jeammes Luois. "Jilan harus bertahan apapun yang...