Riana, wanita berumur tujuh belas tahun. Dia anak pertama satu-satunya di keluarga yang berkecukupan.
Wajar bila dia selalu disayang dan di turuti segala keinginan oleh ayahnya.Riana sapaan gadis itu, sedang menjalani masa libur sekolah. Dia siswi SMA yang sangat berprestasi antar sekolah.
"Riana kapan-kapan kesini lagi yuk." Ucap Natasya.
Natasya adalah teman dekat Riana Sebut saja Tasya, bahkan keluarga Riana sudah menganggap seperti saudara nya sendiri. Apalagi kalau liburan seperti ini keluarga Riana selalu mengajak jalan-jalan bersama Natasya.
"Iya lain waktu kesini lagi, sekarang pulang sudah malam." Kata Riana.
Mereka berdua sudah menghabiskan waktu nya memilih dan berbelanja di toko yang termahal. Wajar saja Natasya mengajak lagi kesini karna Riana orang terkaya disekolah dan bahkan tidak pelit apa yang Natasya mau akan di belikan oleh Riana.
Kring... Kring... Kring...
Suara telpon Riana berbunyi."Halo, non ada di mana ?"
"Ada di parkiran depan nanti tinggal kesini saja ya pak supir."
"Baiklah non nanti saya kesitu."
Riana kemana-mana selalu di jemput oleh supir pribadi nya yang sudah bekerja selama Riana masih kecil, karna kejujurannya membuat keluarga Riana sangat membutuhkan tenaga kerja nya.
"Kamu tunggu dulu ya, aku mau beli minuman di pinggir jalan." Ucap Riana menoleh pandangan pada jalan yang berada di sebrang itu.
"Bukan kah kamu tidak boleh beli minuman di pinggir jalan ?" Sahut Natasya bersih keras pada Riana.
"Tidak ada yang tau kamu kan teman ku dari dulu, kali ini saja aku ingin membeli minuman disana." Permohonan Riana dengan memegang tangan Natasya.
"Iya baiklah, yaudah cepat kesana nanti keburu tutup." Kata Natasya.
Riana bergegas ke tempat minuman yang berada di sebrang dengan langkah kaki yang sangat cepat karna dia takut ketauan dengan pak supir.
Seseorang dari arah yang berlawanan menabrak Riana. Dia sangat gagah memakai baju seragam PDH, ditambah badannya yang sixpack membuat mata Riana tertuju padanya.
"Maaf, kamu tidak apa-apa kan ?"
Menyalurkan tangan, untuk membantu Riana bangun."Eh, iya gamasalah kamu lain kali kalau jalan hati-hati." Ucap Riana dengan nada gugup.
"Iya sekali lagi saya minta maaf, perkenalkan nama saya Rey." Ucapnya dengan tersenyum.
Riana tidak menghiraukan perkataan lelaki yang ada di depan dan meninggalkan begitu saja. Hingga lelaki itu sangat kebingungan.
"Mengapa dia buru-buru pergi ? saya kan belum kenalan." Monolog nya.
Setelah berada di tempat yang Riana maksud, Riana langsung memesan minuman ke pada orang jualan.
"Bu, minuman nya satu ya rasa coklat."
"Iya, nunggu sebentar lagi dibuatkan, silakan duduk dulu."
"Iya bu, terimakasih." Riana duduk diantara banyak nya pembeli yang sedang menikmati minuman, bahkan ada yang pacaran berdua sangat romantis bagi Riana, karna seumur hidup dia tidak menemukan lelaki yang cocok untuk diri sendiri.
"Ini minuman nya sudah siap." Kata ibu warung.
"Terimakasih bu, jadi harganya berapa ya ?" Tanya Riana.
"5.000." jawab ibu warung.
"Ini bu, kembaliannya buat ibu saja." Seraya ngasih uang ke ibu warung.
"Terimakasih de." Ucap ibu warung dengan memberi senyuman.
Riana sangat suka dengan rasa minuman ini membuat ketagihan.
Kring.. kring... Kring...
Suara ponsel Riana berbunyi."Halo kenapa Natasya."
"Riana kamu dimana lama sekali, supir pribadi mu sudah datang."
"Serius? Iya aku juga lagi menuju kesana."
"Cepat Riana..." Seraya memutuskan panggilan telpon.
Langkah kaki Riana bergegas kesana, hingga Riana menabrak sosok lelaki yang baru saja ia temui.
Bruk....
"Kamu." Kaget Riana, bertemu dengan lelaki itu lagi.Lelaki itu spontan langsung menoleh ke arah Riana dan menarik tangan Riana.
"Tunggu, kamu mau kemana kita belum kenalan." Ucap Rey, dengan menatap mata Riana sangat lama.
"Aku tidak ada waktu." Melepaskan tangan pada genggamannya.
Rey melihat gadis itu sangat aneh.
"Kamu buru-buru sekali memangnya mau kemana." Tanya Rey."Aku mau pulang, ini untuk mu ambil saja." Ucap Riana, memberikan minuman yang ia beli di pinggir jalan kepada Rey.
Riana langsung pergi karna ia tidak mau membuang waktu untuk berbincang dengan lelaki yang ada di depannya.
"Mengapa dia ngasih minuman ini ?" Ucap dalam hati. Saat Rey melihat kebawah ia menemukan gantungan kecil yang Riana pakai tiap hari. Dia mengambil nya dan mencari Riana. Tetapi langkah kaki Riana sangat cepat sekali, membuat Rey kehilangan jejak.
"Perempuan itu sangat cepat sekali, sudah lah ku simpan saja."
Kata Rey dengan meminum minuman yang di berikan pada Riana."Huufftt...
Akhirnya aku tidak ketahuan dengan pak sopir untung ada lelaki itu yang menolong ku. Kalau tidak ada mungkin minuman ku sudah dibuang ke tempat sampah. Sayang sekali kan kalau dibuang.""Lelaki siapa ?" Tanya Natasya, kebingungan.
"Nanti ku ceritakan di dalam mobil ya." Jawab Riana dengan senyuman.
"Silakan non." Seraya membuka pintu mobil.
Di perjalanan Riana membayangkan sosok lelaki yang ia temui sangat ramah dan juga gagah. Sedangkan Natasya sedang asik menonton film di mobil.
"Riana, kamu kenapa senyum-senyum seperti itu." Menyenggol bahu Riana.
"Aku ketemu lelaki yang sangat ganteng, tapi dia memakai seragam pesiar." Kata Riana.
"Seperti nya dia seorang Taruna, kamu hebat banget bisa ketemu lelaki seperti itu."
"Biasa saja, tapi aku dan dia belum berbincang lebih lama."
"Memang dia namanya siapa ?"
"Siapa ya, seingat aku namanya itu Rey."
"Besok kita ketempat itu lagi, siapa tau asramanya tidak jauh dari sana."
"Nanti saja, liburan kita kan sudah selesai."
"Bisa kan pulang sekolah kita berdua kesana."
Riana hanya menganggukan kepala dan memandang arah kaca sampai tertidur pulas.
Beberapa jam kemudian sopirnya membangunkan Riana."Non sudah sampai dirumah silakan turun." Membuka pintu mobil.
"Lah, teman ku kemana pak?" Ujar Riana kebingungan.
"Teman non, sudah saya antarkan pulang."
Pesan singkat dari Natasya
•Terimakasih Riana, sudah mengajak ku jalan-jalan memang kamu sahabat terbaikku. Selamat malam aku sudah sampai rumah.Melihat pesan SMS dari Natasya membuat Riana sangat lega karna sudah menyenangkan sahabat nya itu.
"Yasudah pak, sekarang istirahat saja."
"Baik saya tinggal dulu non."
KAMU SEDANG MEMBACA
ADA KISAH BERSAMA TARUNA
Teen FictionAku mengenalnya, di sebuah tempat minuman klasik pada hari Minggu. Aku masih ingat betul suasana di sana, dan semesta mempertemukanku denganmu. Dia sangat gagah memakai baju seragam PDH. Rey begitu nama yang terpasang didada kanannya. Andaikan dia b...