Riana sangat lelah saat pulang sekolah tidak seperti biasanya, namun kedatangan Riana selalu disambut ramah oleh pembantu rumah yang siap siaga melayani Riana kapan pun.
"Non biar bibi saja yang bawakan tas nya ke lantai atas."
"Tidak usah bi, aku bisa sendiri lagian ini tidak begitu berat."
"Kelihatannya muka non lagi lesuh."
"Iya bi aku sangat lelah hari ini, tidak tau kenapa."
"Yasudah non sekarang keatas biar nanti bibi bawakan makanan kesana."
Riana hanya menganggukkan kepalanya dengan penuh kelelahan. Semua barang yang ada di kamar Riana tersusun sangat rapih hingga ia sangat betah sekali berada di kamarnya sendiri.
Riana duduk sebentar membayangkan sesuatu, semua pikirannya sekarang tertuju pada Rey. Ia masih tidak menyangka bahwa hatinya sudah dimiliki oleh Rey.
Pucuk di cinta ulan pun tiba memang benar katanya kalau kita membayangkan seseorang, pasti orang yang dituju akan mengingat kembali.
Suara ponsel Riana berbunyi sangat nyaring hingga ia terkejut dan langsung melihat. Ternyata Rey menelpon nya hatinya benar-benar kaku untuk mengangkat telepon, tapi Riana merasa penasaran dan juga khawatir barang kali Rey memberikan berita buruk untuknya.
"Halo sayang."
Riana yang mendengar suara Rey memanggil kata sayang terkejut dan ini baru pertama kali ia dipanggil oleh seorang lelaki yang di dambakan.
"Halo ada apa ?"
"Lagi apa disana, ganggu engga ?"
"Engga ko aku baru pulang sekolah dan ini lagi santai saja."
"Mau ngajak jalan-jalan keluar sayang mau kan ?"
"Eee... kemana ?"
"Ketempat biasa juga boleh atau sayang mau beli sesuatu nanti aku belikan."
"Engga usah repot-repot."
"Jadi ? Apakah setuju besok ketemu ditempat biasa nanti aku jemput saat pulang pesiar."
"Oke, nanti aku siap-siap dulu."
"Baik tuan putri laksanakan."
Riana bersiap-siap untuk mandi dan harus bisa tepat waktu jangan sampai Rey menunggu di ruang tamu terlalu lama.
Hingga suatu ketika Natasya menelpon, membuat Riana bingung untuk mengangkat telpon darinya. Terpaksa Riana mengangkat telepon dari Natasya.
"Riana motor aku mogok apakah kamu bisa kesini ?"
"Kamu ada dimana ?"
"Aku gatau tadinya mau kerumah saudara sepertinya aku kesasar dan gatau jalan."
Mendengar Natasya menangis Riana tidak tega untuk segera menolong nya walaupun ia ada janji dengan Rey kekasihnya itu.
"Udah kamu jangan sedih ya nanti aku kesana kirimin aja sherlok nya."
Natasya memutuskan panggilan suara, untuk cepat mengirim sherlok pada Riana namun batre hendphonenya sudah lowbat hingga ia tidak bisa mengirim.
Diperjalanan Rey melihat Natasya sedang kebingungan dan langsung mendekati nya.
"Natasya ?."
Natasya terkejut melihat Rey ada disini spontan ia memeluk Rey dengan sangat erat.
Rey yang merasa tidak nyaman melepaskan dekapan Natasya karna dirinya tidak ingin membuat Riana menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADA KISAH BERSAMA TARUNA
Teen FictionAku mengenalnya, di sebuah tempat minuman klasik pada hari Minggu. Aku masih ingat betul suasana di sana, dan semesta mempertemukanku denganmu. Dia sangat gagah memakai baju seragam PDH. Rey begitu nama yang terpasang didada kanannya. Andaikan dia b...