Malam masih sunyi seperti biasanya, menghadirkan Rey secara diam-diam dalam kepala Riana.
Mata Riana tertutup, untuk mengingat-ingat Rey. Riana ingat saat itu. Senyumnya, tatapan teduhnya, tawa lepasnya, semua tentangnya. Riana ingat, setiap menit yang ia lalui. Sangat berarti, namun nampaknya takdir belum membiarkan mereka bersatu. Terkadang Riana berpikir, buat apa Tuhan mempertemukan dua orang namun setelah itu berpisah? Sakit. Semuanya sudah Riana rasakan, tangisan dan juga tawa.
Riana sangat ingat, saat pertama kali Rey tertawa, membicarakan hal-hal bodoh tentang Riana. Menarik tangannya agar Riana tidak tertinggal di kerumunan. Menali tali sepatu Riana agar tidak terinjak olehnya. Dan memakan bakso Riana ketika Riana tidak kuat untuk menghabiskannya.
"Kasian nih baksonya, kamu tega ya biarin bakso ini jadi dingin dan tidak enak kalau di makan. Aku makan ya." Ucap Rey dengan sedikit menggoda.
Itu dulu, rey selalu begitu. Selalu ada alasan untuk memakan bakso Riana.
Terlalu banyak memori tentang Rey. Riana masih mengingatnya, tiap hal-hal kecil yang masih terekam jelas dikepalanya.
"Hm... Rey disana lagi apa ya. Aku ko jadi kangen seperti ini." Gumam Riana.
Riana akhirnya mencoba untuk tidur dan melihat ponsel nya terlebih dahulu ia ingin mencoba bertanya kepada Rey apakah disana baik-baik saja ?
Namun seketika hatinya menolak untuk tidak menggangu semua kegiatan Rey disana.
5 menit saat Riana mempersiapkan tidur ada suara pesan masuk dari ponselnya. Ternyata Natasya mengirimkan sebuah foto pada saat ia terjebak di suatu tempat namun Riana terkejut melihat Rey ada disana.
"Apa maksudnya ini ? kenapa pada saat itu Rey tidak mengatakan sejujurnya kepaku." Riana semakin kesal hatinya cemburu sangat cemburu.
Natasya yang sudah dari awal mempersiapkan semuanya dengan baik merasa bahagia.
"Pasti disana Riana dan juga Rey akan bertengkar dengan permasalahan yang aku buat, Riana sangat bodoh sekali."
Senyuman licik Natasya terlihat jelas, dan ia akan lebih nyenyak tidur malam ini.Riana berusaha untuk tetap tenang namun tangisan nya membuat pembantu Riana terbangun.
"Tok... Tok... Tok... Non, apakah sudah tidur ?"
Riana tidak menjawab panggilan bibinya itu, ia langsung mengambil selimut dan tidur karna besok akan beraktivitas untuk sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADA KISAH BERSAMA TARUNA
Teen FictionAku mengenalnya, di sebuah tempat minuman klasik pada hari Minggu. Aku masih ingat betul suasana di sana, dan semesta mempertemukanku denganmu. Dia sangat gagah memakai baju seragam PDH. Rey begitu nama yang terpasang didada kanannya. Andaikan dia b...