22-2-2022
Boleh engga si kalau aku kangen banget sama kamu satu hal yang aku mau hanya ingin bertemu dengan mu tapi aku bingung harus bagaimana?
Riana selalu melihat arah ponsel berharap Rey menelpon nya. Namun semua tidak sesuai dengan pikirannya.
"Rey ayo dong telpon aku bentar aja." Ujar Riana dalam hatinya.
Saat Riana terlelap tidur, suara hendphone tiba-tiba berbunyi namun sayangnya ia sangat telat mengangkat telpon dari Rey.
Pada pukul 11 malam Riana terbangun.
"Aduh, haus banget jam segini ke dapur mana aku orangnya penakut lagi yaudah lah beraniin diri."
Riana bergegas menuju dapur hingga suatu ketika ia melihat sosok wanita yang sedang menonton televisi di ruang tamu. Hatinya merasa takut dan penasaran.
"Pencuri maling...." Teriakan Riana membuat se-isi rumah terbangun sampai pembantu Riana menoleh ke arah belakang.
"Non, ini bibi bukan pencuri."
"Loh, bibi ngapain malem-malem jam segini masih nonton televisi ?"
"Iya non, maafkan bibi hanya saja bibi tidak bisa tidur nyenyak. Lain kali bibi janji engga bakalan sembarangan nonton televisi tanpa izin."
"Ada apa ini teriak-teriak Riana ?" Tanya papa.
"Engga pah, hehehe ini aku kira ada maling. Papa tidur lagi aja."
"Yaudah pada tidur udah malem besok aktivitas lagi. Riana cepat bobo langsung ke kamer."
Ketukan yang sangat kencang di pagi hari membuat Riana terbangun sigap.
"Riana sayang bangun ini udah jam 7 kamu masih tidur aja."
"Astagaa gara-gara tidur terlalu malam jadi telat. Emm... Aku engga sekolah dulu mah." Seraya melihat hendphone menunjukkan pukul 07.00wib.
"Bentar-bentar Rey semalem nelpon aku ? Coba aku telpon balik siapa tau diangkat."
"Halo." Ucap Rey.
Hati Riana sangat gugup mendengar suara Rey yang sudah lama tidak terdengar di telinga nya lagi.
"Eee... Semalem kenapa telpon aku Rey?" Jawab Riana.
"Loh, kamu udah engga marah kan sama aku ?"
"Iya, lupakan saja aku tidak ingin membahasnya."
"Kamu kangen aku kan sampai telpon pagi-pagi gini ?"
"Apa ? Engga ko biasa aja."
"Yakin ? Besok aku pulang."
Kabar Rey membuat Riana terkejut sekian lamanya bisa bertemu kembali.
"Benarkah ? aku kangen jalan-jalan bersama kamu."
"Hahaha, tuh kan kamu kangen emang ya kalau perempuan itu suka malu-malu tidak mau mengakui kalau dirinya kangen."
"Apaan si engga gitu aku kan beda dari yang lain."
"Lucu banget cewek aku kalau ngambek, udah dulu ya nanti dikabarin lagi jangan lupa sarapan pagi cantik."
Rey menutup telpon dengan sangat cepat. Seperti biasanya Riana di penuhi rasa senang karna sang pujaan hati akan datang.
"Non sarapannya."
Riana langsung membukakan pintu kamar.
"Terimakasih bi sampai di antar ke kamar padahal aku akan kemeja makan."
"Tadi nyonya menyuruh diantarkan ke kamar non."
Riana membalas dengan senyuman manis.
"Oiya non, maafkan bibi waktu malam sudah lancang banget nonton televisi malam hari."
"Gamasalah bi, aku juga engga melarang hanya saja pada waktu itu kaget kirain maling."
"Maaf non sekali lagi bibi minta maaf sebesar-besarnya. Yaudah bibi mau lanjut kedapur lagi non."
Riana hanya mengangguk seraya menutup pintu kamar.
"Emm, mandi dulu deh habis itu makan." Ucap Riana dalam hati.
Kring... Suara ponsel Riana berbunyi dari seseorang yang tidak ia kenal.
"Halo Riana bisa ketemuan engga hari ini ?"
Dari sudut suara Riana benar-benar tidak kenal.
"Mohon maaf ini siapa?"
"Aku temannya Rey."
"Oh Herdi bukan ? Ada perlu apa ya ketemuan ?."
"Iya aku Herdi maaf banget udah terlalu ga sopan ngesave nomor kamu, aku ngajak ketemuan bahas masalah Natasya bisakah bertemu siang ini ?"
"Oke dimana ?"
"Tempat biasa, sekitar jam 10 siang sebelumnya terimakasih dan maaf sudah menganggu."
Riana segera mandi dan mempersiapkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADA KISAH BERSAMA TARUNA
Teen FictionAku mengenalnya, di sebuah tempat minuman klasik pada hari Minggu. Aku masih ingat betul suasana di sana, dan semesta mempertemukanku denganmu. Dia sangat gagah memakai baju seragam PDH. Rey begitu nama yang terpasang didada kanannya. Andaikan dia b...