Suasana pagi berselimut sejuk. Udara rindang pepohonan selepas menepis embun menyiarkan harum. Awal hari mulai berjalan. Sang kehidupan telah menulis ceritanya kembali.
Riana berjalan menyusuri koridor sekolah. Suasana tampak sepi. Aneh sekali, pikir Riana bukankah tidak seperti biasanya keadaan pagi ini. Riana melirik jam tangan, masih pukul setengah tujuh, sedangkan bel masuk jam tujuh tepat. Seharusnya kondisi sekolah sudah setengah ramai dengan siswa yang baru datang.
Satu persatu ruang kelas Riana lalui, tidak ada yang ganjil ketika melihatnya. Namun perasaan Riana masih terselimut sesuatu yang janggal. “Apakah itu?”, tanya Riana dalam hati. Entah dari mana suara yang berdengung di kepala Riana seolah menunjukkan kalau yang dilihat, saat ini adalah tidak nyata.
Ya benar, “mungkin aku kurang tidur semalam”, sahut Riana dalam hatinya. Mungkin waktu tidur yang terbatas semalam membuat Riana merasa seperti orang bingung di pagi hari. Tapi, kembali sesuatu itu datang menyeruak.
Riana berhenti di depan sebuah kelas. Matanya melihat ada lima orang di dalam, tapi Riana tak melihat Natasya yang belum datang.
Rianapun duduk sembari menuliskan buku diary nya. Hingga suata ketika Natasya menghampirinya dengan menggembrak meja, membuat Riana terkejut kaget dan kebingungan dengan tingkah lakunya.
Brukk!!!
“Natasya ? ada apa kenapa dengan kamu.” Ucap Riana kebingungan dan dengan sigap menaruh buku diary dibawah meja.“Tidak ada, hanya ingin mengagetkan mu.” Jawab Natasya senyum.
Sebenarnya ini awal mula Natasya mengelabui Riana dengan cara berpura-pura baik di depannya.
“Sini duduk samping aku.” Kata Riana
“Kamu lagi ngerjain apa barusan ?” Tanya Natasya
“Tadi aku hanya coret-coret buku saja.” Jawab Riana gugup, ia tidak ingin buku diary nya dibaca bahkan di liat oleh orang lain.
“Oh begitu ya, tadi aku ketemu kepala sekolah seperti nya kamu di panggil kesana.” Ucap Natasya berbohong.
Riana merasa penasaran dan juga bingung “apakah benar yang di katakan Natasya atau dia hanya jail kepadaku ?” Bicara dalam hati.
“Baik lah aku kesana dulu ya.” Jawab Riana.
Akhirnya Riana memutuskan untuk bergegas ke kantor menemui kepala sekolah dengan dibekali tekat yang berani.
Kesempatan Natasya untuk mencari hendphone Riana, yang ia sama sekali tidak tau ada dimana.
Dicari di dalam tas pun tidak ketemu, hingga beberapa menit Natasya menjatuhkan buku diary milik Riana yang tersimpan dibawah kolong meja. Saking penasarannya Natasya langsung membuka buku diary itu tapi gagal karna ia tidak menemukan kunci untuk membuka bukunya.Natasya menaruh buku diary itu ketempat semula namun ia berhasil menemukan hendphone milik Riana di dalam kolong meja ternyata Riana menutupi hendphone nya dengan buku tulis.
Tanpa pikir panjang Natasya langsung membuka hendphone dan mencari nama Rey, tapi sayangnya ia terlambat karna ada guru masuk namun sepintas Natasya sudah baca pesan singkat Riana mengajak ketemuan dengan Rey di tempat biasa.
Natasya yang punya pikiran jahat pun sepulang sekolah akan menelusuri apa yang Riana lakukan kalau bisa buat Riana menangis tiap harinya.
Sudah satu jam lebih Riana tidak kembali masuk ke ruangan kelasnya, hingga Natasya penasaran dan izin untuk kebelakang mencari Riana kesudut ruanganpun tidak ada.
Natasya yang melihat Riana sedang duduk sendirian di luar ruangan perpustakaan, menghampiri nya.
“Riana, kenapa kamu ada disini, apakah kamu sudah menemui ibu kepala sekolah ?” Tanya Natasya.
“Ibu kepala sekolah tidak ada, beberapa menit yang lalu sedang ada urusan jadi tidak bisa di ganggu kemungkinan sibuk.” Jawab Riana dengan menatap mata Natasya kosong.
“Yasudah kita kembali ke kelas ya, pelajaran sudah akan di mulai nanti kamu terlambat materi.” Ajakan Natasya kepada Riana.
Mereka berdua jalan menuju ruang kelas, Natasya akhirnya selamat melabui Riana dengan membohongi nya.
“Untung saja ibu kepala sekolah sedang ada urusan jadi rencana ku tidak gagal.” Ujar Natasya dalam hati dan tersenyum licik.
Sesampainya di kelas Riana duduk dan tatapan nya masih kosong, Natasya yang melihat nya dari kejauhan merasa bingung dan memutuskan untuk duduk di samping Riana mencari tau apa yang terjadi.
“Kamu kenapa Riana ? Aku perhatikan dari wajah mu ini ada keresahan.” Ucap Natasya, pura-pura baik kepada Riana.
“Hem, lupakan aku baik-baik saja.”
KAMU SEDANG MEMBACA
ADA KISAH BERSAMA TARUNA
Teen FictionAku mengenalnya, di sebuah tempat minuman klasik pada hari Minggu. Aku masih ingat betul suasana di sana, dan semesta mempertemukanku denganmu. Dia sangat gagah memakai baju seragam PDH. Rey begitu nama yang terpasang didada kanannya. Andaikan dia b...