17. Kesedihan

40 14 0
                                    

Sekuat apa pun hati akan pada akhirnya dikalahkan oleh kebencian, sedalamnya kesabaran pada akhirnya munculnya pelepasan.

Riana menuju pulang kerumah dengan tetap tenang dan mengusap matanya agar tidak terlihat seperti sedang menangis, ia yakin hatinya sangat kuat.

"Non sudah pulang ? Bibi buatkan makan siang ya." Ucap pembantu Riana yang siap siaga untuk menyambut kedatangan Riana.

Riana hanya bengong dan pergi ke kamar pikirannya sangat kosong.

"Riana, kamu kenapa cantik." Ucap ibu yang selesai membereskan kamar milik Riana.

"Aku tidak apa-apa mah, hanya kecapean saja." Jawab Riana menunduk.

Mama memeluk Riana dan menenangkan nya agar bisa menceritakan apa yang terjadi di sekolah, karna ia juga ingin mendengar anak perempuan satu-satunya bercerita.

"Rey menyakiti ku mah.."

"Rey yang ada di buku diary kamu ?"

Riana lupa kalau mamanya belum tau ia mempunyai kekasih.

"Ajak main kesini mama juga ingin melihat pacarmu itu."

Respon mama sangat baik dan lembut padahal firasat Riana mama akan memarahinya ternyata tidak.

"Jangan sedih lagi, anak mama kan kuat ada masalah apa dengan hubungan kalian ?"

Riana tidak ingin menangis didepan mamanya ia berusaha untuk tersenyum.

"Aku baik-baik saja ma."

"Yasudah mama tinggal keluar ya nanti bibi kesini akan membawakan kamu makan siang." Seraya mengelus rambut Riana.

Riana cepat-cepat untuk menutup kamarnya rapat-rapat karna ia ingin telpon dengan Rey dan memberi penjelasan yang sebenarnya. Riana berusaha menelpon Rey dan diapun mengangkatnya.

"Halo, aku kecewa sama kamu, ternyata aku hanya dijadikan sebuah boneka saja bagi mu Rey ?." ungkap Riana sedikit emosi.

"Maksud kamu apa si cantik." Jawab Rey seolah tidak tahu menahu tentang Riana katakan.

Dengan suara keras Riana mengatakan, "Sudahlah kamu ngaku saja, kalau kamu sama Natasya ada hubungan spesialkan ?"

"Kamu ngomong apa..?, aku gak ngerti."

"Gak tau lah aku pusing ngomong sama kamu." Langsung Riana matikan telponnya.

Riana duduk sejenak dan merenung. Tidak habis pikir dengan Rey.
Riana sudah cinta sekali dengannya tetapi apa..?, dia membalasnya dengan perlakukan yang sangat menyakitkan. Riana marah kesal dan emosi, semuanya menumpuk menjadi satu.

Riana terdiam lama di tempat tidurnya tanpa sebuah eksprsei bahagia seperti waktu pagi tadi. Kini rasa bahagia berubah menjadi kecewa. Hiburan yang menarik untuk Riana di televisi berubah menjadi tidak bernilai sama sekali.

Sementara itu Rey terus menghubungi Riana dan mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Riana tidak menghiraukan hal tersebut dan membiarkan ponselnya berbunyi tanpa Riana angkat. Sementara pesan yang masukpun sangat banyak sekali, dan intinya Rey minta maaf bila ada kesalahan yang pernah dia perbuat, dan menurutnya Riana telah salah paham.

Rey tidak mengetahui apa-apa. Riana benar-benar sangat di permainkan, Rey hanya berpura-pura. Yang pasti adanya foto tersebut membuat Riana begitu kecewa berat dengannya.

Riana mandi dengan perasaan hati yang begitu hancur. Tetapi Riana terus berusaha menghibur dirinya agar kembali lebih baik lagi.

Usai mandi Riana mengganti pakaian. Kemudian pembantu Riana menyiapkan beberapa makan siang karena perut Riana begitu lapar. Permasalahan ini membuat Riana begitu berselera untuk makan. Tetapi hati tidak berubah menjadi baik, dan perasaan kecewa Riana masih belum bisa terobati.

ADA KISAH BERSAMA TARUNA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang