Ini bakso kedua yang Riana lahap malam hari. Tak peduli Riana sudah beberapa jam lamanya duduk di meja makan. Baksonya Riana lahap dengan tatapan kosong pada suatu titik sembarang di sudut. Kenangan demi kenangan Riana putar di pelupuk matanya, Membuat hati Riana campur aduk dan sedikit sesak.
Rey benar-benar suka dengan bakso makannya Riana ingin sekali menikmati bakso nya sendirian di ruang makan hanya Riana seorang diri yang tengah malam belum tidur.
Ia sesekali berfikir kesalahan apa yang membuat Rey cuek. Bahkan pesan yang Riana kirimkan tidak ada balasan satupun.
Apakah Rey benar-benar sudah bosan dengan hubungan ini ?
Apakah Rey sudah ada yang lain ? Hingga memutuskan untuk tidak berkabar.
Lalu apa maksud hadiah yang Rey berikan kepada Riana ?
Hati Riana benar-benar sangat rapuh di saat moment pertemuan nya itu di landasi dengan kekecewaan.
"Mengapa kamu tidak mengatakan kepada ku Rey kesalahan apa yang membuat mu seperti ini ?" Ucap Riana dalam hati seraya menahan tangisnya.
Riana beranjak pergi dari ruang tamu dan lebih baik tidur untuk menghilangkan semua pikirannya.
Matahari menyinari jendela kamar Riana dengan suara kicauan burung yang sangat indah. Namun Riana belum bangun dengan ada nya kedatangan Natasya.
"Riana bangun kamu tidur pules banget sampai kedatangan aku aja ga denger." Kata Natasya.
"Emm ini masih malem ganggu aja."
"Kata siapa si, udah pagi banget sekitar jam 7."
Riana membuka matanya pelan-pelan dan melihat ke arah jam dinding yang ada di depannya itu.
Terkejut Riana langsung bersiap-siap kesekolah kalau tidak ia akan terlambat.
"Riana kamu mau kemana, ini hari Minggu kenapa kamu menyiapkan seragam sekolah ?" Tanya Natasya.
"Hah ? Natasya kamu ko ada di kamar aku ?" Jawab Riana kebingungan.
"Aku disuruh sama mama kamu sekalian ngebangunin kamu habis nya di panggil engga jawab-jawab."
"Hehehe maaf ya aku ngantuk banget."
"Kemarin malem tidur jam berapa ?"
"Gatau aku lupa ya intinya kemarin tidur tengah malam."
"Habis nangis semalem ?"
"Eee... Engga ko ini cuman kecapean aja."
"Masa sih mata kamu seperti habis nangis, coba kalau ada masalah cerita aja."
Riana mencoba menceritakan semua hal yang terjadi kepada Natasya dengan menahan tangisnya.
"Kamu yang sabar ya Riana aku yakin banget Rey tidak seperti itu kemungkinan dia lagi lelah."
"Iya aku berharap besok dia bisa menelpon ku."
"Yaudah aku ajak makan kamu siap-siap mandi dulu aku tunggu di luar ya."
"Iya Natasya terimakasih."
Natasya menuju ruang tamu untuk menunggu Riana.
"Nak Natasya udah ketemu sama Riana nya." Tanya mama Riana.
"Udah Tante, aku boleh engga Tante izin ngajak Riana pergi makan."
"Boleh dong, Riana jarang banget keluar kalau hari minggu seperti ini."
"Makasih tante."
Sudah 2 jam lebih Natasya menunggu akhirnya Riana datang dengan muka yang tersenyum.
"Mama, Riana pamit pergi ya."
"Wah cantik banget anak mama gitu dong senyum, hati-hati dijalan ya."
"Iya mah pasti." Seraya menyalimi mama.
Riana menaiki motor Natasya dengan penuh hati-hati, di perjalanan Riana basa basi menanyakan hubungan Herdi dengan Natasya.
"Hubungan kamu sama Herdi baik-baik aja kan ?"
"Iya baik, semalem si mau ngucapin makasih di telpon ga di angkat-angkat."
"Mungkin dia sibuk aku harap kamu sama dia jangan ada permasalahan seperti aku ini."
"Hahaha, iya jangan."
Natasya dan Riana sampai dengan selamat di sebuah mall terdekat ia berdua menghabiskan waktu bersama untuk mengenang persahabatan nya yang hampir pupus.
Natasya mengajak Riana menonton bioskop dengan sinema super horor membuat Riana tidak ingin memasan tiket.
"Nonton apa kita sekarang ?" Tanya Riana.
"Horor aja yuk kali-kali kan kita udah lama ga nonton horor."
"Skip ah, aku takut yang begituan."
"Ayo aku pesenin tiket buat kita berdua."
Natasya mencoba menarik tangan Riana untuk tidak pergi.
"Aduh Natasya kamu saja deh, aku tunggu disini."
"Ga asik banget, cepetan keburu mulai."
Riana sebetulnya tidak ingin namun karna Natasya terus memaksanya akhirnya mereka berlanjut menonton bioskop sampai selesai.
Di dalam bioskop Riana terus memegang tangan Natasya sangat erat karna ia takut dengan suasana kegelapan walaupun disana sangat ramai.
"Nah ketemu juga tempat duduknya." Kata Natasya.
Natasya langsung duduk dan menyiapkan popcorn tanpa adanya makanan itu tidak akan asik bila tidak membeli nya.
"Riana duduk dong kamu kenapa berdiri terus." Ucap Natasya.
"Eee.... iya-iya."
"Kamu takut ya ?" Tanya Natasya seraya tertawa terbahak-bahak.
"Natasya apaan si jangan ketawa berisik nanti orangnya marah."
"Upss... Iya ya lupa yaudah 1 menit lagi juga bakal dimulai, gausah takut mending makan popcorn."
Se-isi bioskop mulai tegang di karnakan sudah mulai. Riana sempat tidak ingin melihat nya dan mulai menutup kedua matanya dengan tangan. Sehingga Natasya melihat hanya tersenyum.
Beberapa jam kemudian mereka berdua keluar dari bioskop melanjutkan pulang karna Riana mulai kelelahan setidaknya Natasya sudah membuat hati Riana tidak menangis lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADA KISAH BERSAMA TARUNA
Teen FictionAku mengenalnya, di sebuah tempat minuman klasik pada hari Minggu. Aku masih ingat betul suasana di sana, dan semesta mempertemukanku denganmu. Dia sangat gagah memakai baju seragam PDH. Rey begitu nama yang terpasang didada kanannya. Andaikan dia b...