2. Keakraban Terjadi

194 26 0
                                    

Tok…Tok…Tok….
Suara ketukan pintu membuat Riana terbangun dari mimpi indah.

“Iya, siapa?”

“Ini saya bawa sarapan pagi untuk non”

“Iya masuk saja bi, tidak dikunci.”

Pembantu Riana membawakan sebuah nasi goreng kesukaan Riana.

“Non makan dulu, bibi suapin ya.”

“Tidak usah bi, aku sudah dewasa bisa makan sendiri. Biarkan saja aku masak sendiri takut bibi kecapean.”

“Jangan begitu non, ini sudah jadi tanggung jawab dan tugas bibi sebagai pembantu disini.”

“Iya bi terimakasih.”

“Saya tinggal dulu non, masih ada kerjaan di dapur.”

Riana langsung mencari buku diary yang di berikan pada mamanya. Buku diary ini adalah kunci kehidupan dan juga isi hati Riana. Dari dulu sampai sekarang tidak pernah rusak. Iya, Riana selalu menjaga dengan teliti bahkan tidak ada yang tau isi buku ini termasuk sahabatnya sendiri, karna Riana sangat tidak ingin buku diary ini dibaca oleh seseorang selain dirinya.

24-12-2021
Namanya Rey, orang pertama yang aku cintai. Tubuhnya yang gagah dan wajahnya yang tampan membuat siapa saja akan terkesima melihatnya. Namun dia sosok lelaki yang selama ini menjadi bayang-bayang kesepianku.

Kring… Kring… Kring…

“Halo, Riana nanti kesekolah bareng ya.”

Natasya terus memanggil, tetapi Riana tidak menjawab bahkan tak merespon apa yang Natasya bicarakan. Riana masih memikirkan lelaki yang ia temui kemarin malam.

“Riana… kamu mikirin apa si.”

“Eh, engga ini aku lagi ngerangkum pelajaran jadi tidak dengar.”

“Oh begitu aku tunggu kamu di rumah ya, jangan sampai telat kesekolah.”

Apa yang diperintahkan Natasya tidak akan di tolak oleh Riana. Karna ia tidak ingin sahabatnya marah padanya. Melihat Natasya nangis saja Riana tidak tega.

Pukul 06.00 WIB Riana harus cepat bergegas menjemput Natasya , semua peralatan sekolah termasuk buku diary selalu dibawa.

“Pak, nanti kerumah teman saya dulu ya.”

“Siap, non.”

Diperjalanan Riana terjebak macet hampir 25 menit. Riana terus memperhatikan jam tangan, ia tidak ingin Natasya menunggu terlalu lama.

“Pak, saya jalan kaki saja lagi pula rumah teman saya dari sini dekat.” Kata Riana.

“Tapi non, nanti saya dimarahin sama nyonya.” Menengok ke arah Riana.

“Jangan khawatir pak saya baik-baik saja dari pada menunggu kemacetan nya sangat panjang pasti akan memakan waktu lama.” Ucap Riana tersenyum.

“Baiklah non, hati-hati dijalan.” Seraya membuka pintu mobil.

Riana pun terpaksa berjalan kaki, Di pertigaan Riana melihat sosok lelaki yang semalam ia temui sedang mengisi bensin di pinggir jalan. Tidak pikir panjang Riana langsung mendekati lelaki itu.

“Hai.”  Seraya menepuk pundaknya.

Mendengar suara itu, Rey menoleh kearah belakang dengan muka yang terkejut.

“Kamu… perempuan yang semalam kan ?” Ucap Rey.

“Iya perkenalkan aku Riana, boleh minta tolong engga ? antarkan ke rumah teman ku.” Tanya Riana.

ADA KISAH BERSAMA TARUNA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang