23. Manja

67 3 0
                                    

Sepulang dari bioskop Riana beristirahat dan menunggu Rey memberi kabar darinya.

"Ayo dong sms aku" gumam Riana pelan.

Jam yang menempel di dinding kamar Riana menunjukkan pukul 01.00 dini hari. Matanya sudah tak kuasa menahan kantuk. Riana sengaja tidak tidur sebelum Rey, mengucapkan Happy Aniversary untuk 7 tahun pacaran. Yah walaupun
Riana tahu Rey tidak mungkin melakukan itu. Secara, Rey adalah orang yang super duper tidak peduli dengan masalah hubungan mereka semenjak beberapa tahun lamanya. Mungkin sewaktu Rey menyatakan cintanya pada Riana dia sedang kerasukan, atau hal-hal yang membuat dia tidak waras. Buktinya, jika laki-laki pada umumnya begitu memanjakan pasangannya, Riana justru tidak mendapatkan itu dari Rey. Bahkan ia tidak menampakkan kalau benar-benar menyayangi Riana.

"Riana... bangun sayang. Nanti kamu telat" teriak mama dari bawah tangga. Sontak Riana terbangun dari tidurnya.

"Mampus! Jam berapa ini?" gumamnnya.

Jam menunjukkan pukul 07.40 itu artinya waktu Riana hanya memiliki 20 menit untuk masuk ke sekolah. Cepat-cepat Riana mandi dan membawa semua perlengkapan buku, sesuai dengan mata pelajaran hari ini.

"tuh kan kamu telat" ucap mama.

"Riana pergi ya ma.. dah mama." Riana langsung melangkah keluar rumah.

"Sarapannya nak.." teriak mama dari dalam. Riana tidak menjawabnya.

Riana bersyukur bisa mendapatkan mama yang baik seperti itu.

Sesampainya di tengah jalan Riana bertemu dengan Rey yang sedang membeli sebuah minuman. Terpaksa Riana harus mendekati Rey untuk berbincang sebentar, padahal Riana tahu kelas nya pasti sudah masuk dan mulai pelajaran tapi ia tidak menghiraukan dan terus kekeh ingin menghampiri Rey.

"Rey, akhirnya bisa ketemu kamu juga?" Ucap Riana

"kamu ? Ini udah siang tidak takut terlambat ?" ucap Rey datar.

"Kamu tidak ingat, ini hari jadi kita yang ke-7 tahun, Rey masa kamu nggak ngasih aku suprise... atau minimal kamu ngucapin dong."

"Sana berangkat sekolah! Jangan manja gitu kenapa sih.. nanti kamu telat!"

MANJA! Itu yang selalu Rey ucapkan pada Riana. Ketika mendengar kata itu lagi, Riana selalu ingin menangis. Dia benar-benar tidak habis pikir, bagaimana bisa Rey mengecap dirinya sebagai gadis yang manja. Riana menahan genangan air matanya dan langsung meninggalkan Rey tanpa sepatah katapun.

Manja! manja! manja! itulah yang Riana tulis di buku diary. Pikirannya sudah tidak fokus pada pelajaran dikelas. Riana pikir dialah orang yang beruntung karena bisa menjadi pacar Rey seorang Taruna yang gagah dan punya tanggung jawab yang besar. Ternyata tidak. Rey tidak memperlakukan Riana seperti pacar sebelumnnya.

Semua siswa dan siswi di pulangkan lebih awal karna ada rapat mendadak, mendapatkan kabar seperti itu Riana langsung bergegas pulang kerumah dengan muka yang amat kesal.

Sepulang dari sekolah, Riana merebahkan tubuhnya di atas kasur. "aku benci sama kamu Rey!" batinnya. Riana menarik bantal dan menutupi wajahnya, seketika Riana menjerit sejadi-jadinya. Rey tidak adil!

Tokk.. tokk.. tok.. suara pintu kamar terdengar keras. Riana menyeka air matannya dan berjalan membuka pintu.

"Kenapa bi??" Ucap Riana kebingungan.

"Maaf non, diluar ada tamu katanya mau bicara hal penting."

Rey kesambet apa tiba-tiba dia ingin mendatangi Riana. Bukannya selama ini Rey tidak peduli pada pacarnya itu. Riana sedikit tersenyum tapi tetap terlihat marah pada Rey.

ADA KISAH BERSAMA TARUNA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang