Saffana Nasha Fawzia

207 9 0
                                    

"Persahabatan yang baik adalah persahabatan yang mengajakmu ke Jannah-Nya. "

-Keikhlasan Cinta


----

Di salah satu sekolah elite yang ada di Jakarta, ada tiga perempuan yang bersahabat baik. Pertemenannya dimulai ketika mereka bertemu disatu ruang, kala itu mereka sedang menjalani masa orientasi sekolah. Dan hingga saat ini, mereka sangat dekat sekali. Siapa lagi kalau bukan Saffa, Qia dan Zaara. Mereka bertiga siswi terbaik di sekolah, bahkan Saffa dan Zaara sering mendapatkan piala olimpiade antar sekolah.

"Saf, nanti aku ke rumahmu aja ya, sekalian aku mau ketemu adikmu, haha" ucap Qia. Iya, Qia sering banget bertamu ke rumah Saffa. Bukan tanpa alasan, melainkan ia juga ingin bertemu adiknya Saffa, si kembar.

Saffana Nasha Fawzia, biasa disebut Saffa itu memiliki adik kembar lelaki yang kini usianya hanya berjarak dua tahun darinya. Saat ini, Saffa menginjak usia sembilan belas tahun, saat ini ia sedang berada di kelas dua belas.

"Huuh, kamu tuh ya, kalau lagi ada maunya aja kerumahku," jawab Saffa sembari meledek Qia. Kemudian Zaara tertawa kecil.

"Iya Qi, kamu tuh ya, kenapa sih bucin banget sama adiknya Saffa?"

"Ihh Zaara... aku tuh gemes lihat adiknya Saffa. Apalagi si Ilham tuh, gemes banget nggak sih," ucapnya histeris. Qia terpesona oleh ketampanan Ilham--Adik Saffa. Qia sudah seperti mengidolakan artis korea saja sampai sebegitunya.

"Iya deh iya, tapi nanti kita mampir dulu ke taman baca ya," ajak Saffa kepada Qia dan Zaara. Kemudian mereka pun mengiyakan ajakan tersebut.

Mereka memang memiliki taman baca pelangi yang tidak jauh dari sekolahnya. Disana juga ada beberapa teman-temannya yang sudah tidak bisa bersekolah karena keterhambatan biaya. Saffa kadang jadi suka sedih melihat teman-temannya, harus berhenti sekolah demi mencari uang receh. Terkadang kita yang berkecukupan sering lupa bersyukur.

Setelah bel pulang berbunyi, seluruh murid pun mulai berhamburan melewati gerbang utama. Begitu juga ketiga sahabat itu, mereka memasuki mobil Saffa di parkiran sekolah. Sebelum pulang mereka menyempatkan diri untuk mampir ke taman baca yang mereka buat sendiri bersama teman-temannya.

"Guys, kalian mau mampir ke minimarket dulu nggak? Aku mau beli makanan buat mereka," ucap Saffa yang masih fokus menyetir mobilnya.

"Oh yaudah, sekalian aku juga mau belikan mereka kok," sahut Zaara.

Kemudian, mereka pun melajukan mobilnya hingga sampai di minimarket. Membeli barang yang akan mereka bagikan kepada teman-temannya.

Selain cantik, solehah, mereka juga saling membantu sama lain. Apalagi Saffa, ia wanita yang sangat cantik, pendiem, lemah lembut, namun ia tidak malu untuk berbagi.

Setelah membeli makanan di minimarket terdekat, ketiga sahabat itu mulai melajukan lagi mobilnya menuju taman baca yang terletak di kawasan Jakarta Selatan. Tak berselang lama, mereka pun sampai ditempat tersebut. Terlihat sudah banyak teman-temannya dan ada juga adik-adik kelasnya. Sekitar dua puluh orang yang ada disana, dan mereka semua ada yang anak jalanan, pengamen dan putus sekolah. Dari mereka juga Saffa belajar banyak bahwa hidup itu harus selalu bersyukur. Ada banyak orang yang kesusahan diluar sana, keadaannya tidak seberuntung dirinya yang hidup berkecukupan bahkan bisa dibilang kehidupannya sangat mewah. Saffa menjadi anak yang selalu bersyukur, meskipun Ayahnya memiliki Perusahaan terbesar, namun ia tetap rendah hati, tidak sombong dan selalu bersedekah. Hidup mewah tak lantas memberikan kebahagiaan kalau kita menjadi orang yang sombong, bahkan tidak mau menyedekahkan harta milik kita yang setengahnya milik anak-anak yatim. Setiap hari jumat juga Saffa dan keluarganya selalu mengadakan santunan anak yatim dirumahnya.

Keikhlasan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang