"Ketika sudah menikah, kita wajib mencintai suami atau istri. Meskipun awalnya belum ada cinta, atau rasa suka, pasti Allah akan tanamkan rasa cinta itu, bahkan tidak ada yang lebih indah, kecuali cinta yang halal."
-Muhammad Abhizar Al Birru-
.
.
.
.Hari ini Gus Abhizar dan istri hendak ke Surabaya, untuk menghadiri acara Dakwah Literasi Santri di salah satu pondok pesantren yang ada di Surabaya. Mereka berdua memutuskan untuk memakai mobil pribadi Gus Abhizar, awalnya Abi dan Umi menyuruhnya untuk memakai sopir pondok pesantren At Taqwa, namun Gus Abhizar menolak. Alasannya ia ingin meluangkan waktunya hanya berdua dengan istrinya. Romantis sekali.
Sekalian ziarah ke makam sunan Ampel setelah menghadiri acara tersebut, katanya.
Setelah ba'da subuh tadi, Saffa sudah bersiap-siap mengenakan Abaya berwarna hitam dipadu dengan jilbab pashmina cream menutup dada. Sedangkan Gus Abhizar masih belum pulang dari masjid. Makanya Saffa berpikir untuk bersiap terlebih dulu, agar nanti suaminya pulang tinggal menunggu suaminya ganti baju. Dan setelah suaminya itu pulang, Gus Abhizar langsung mengganti pakaian. Ia mengenakan jubah yang senada dengan baju istrinya. Couple halal, ceunah.
Setelah semuanya siap, mereka pun turun tangga dan berjalan ke ruang makan. Mereka sarapan terlebih dahulu, karena mengingat perjalanannya tidak sampai dua jam, jadi mereka masih punya banyak waktu untuk sarapan pagi. Disana terlihat sudah ada Umi Farah dan Abi Helmy yang tengah duduk menunggu anak menantunya datang.
"Nduk, terimakasih sudah menggantikan Abi sama umimu, ya,"
"Ndak usah berterima kasih, Bi. Sudah seharusnya Abi istirahat dan lebih banyak dirumah untuk kesehatan Abi dan Umi, saya dan istri senang bisa membantu Abi dalam berdakwah,"
"Yo wes, kita sarapan dulu Yo,"
Kemudian mereka pun mulai menyendok nasi, Abi Helmy memegang piring yang hendak diambilkan nasi oleh Umi Farah, sedangkan Saffa menyendok nasi untuk suaminya, Gus Abhizar.
Setelah selesai sarapan pagi, Gus Abhizar membuka suaranya. "Oh iya, Abi umi, nanti setelah acara selesai, saya mau ajak Saffa ziarah ke makam sunan Ampel, jadi pulangnya agak maleman," beritahunya.
"Iyo, Ndak papa. Umi seneng banget malah kalo kalian mau menghabiskan waktu berdua, sekalian berdoa nanti biar umi sama Abi dapet cucu dari kalian yah," ucap umi Farah dengan bola mata yang sedikit membesar ketika mendengar ucapan Gus Abhizar.
Saffa dan Gus Abhizar saling bertatap muka. Bahkan di pernikahan yang hampir dua bulan ini, mereka belum 'menyentuh' satu sama lain. Gus Abhizar mengerti, bahwa istrinya belum siap. Dan ia akan menunggu.
"Nanti kamu ziarah ke makam gubah dilanjut makam botoputih, baru setelahnya kalian ke makam sunan Ampel, nggih," ucap Abi Helmy memberitahu.
Gus Abhizar mengangguk, ia juga sudah paham rute ziarah ke makam sunan Ampel. "Baik, bi."
Setelah mereka menghabiskan sarapannya, Gus Abhizar dan istri berpamitan kepada Abi dan Uminya. Mereka berangkat di jam tujuh, kemungkinan akan sampai di Surabaya jam delapan kurang lebih, itu pun jika tidak macet. Abi dan Uminya mengantarkan ke depan ndalem, di luar sudah banyak para santri-santri yang hendak pergi ke sekolah maupun ke masjid untuk sholat Dhuha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keikhlasan Cinta
SpiritualTentang seorang Gus yang terpaksa poligami "Aku ikhlas meskipun berat,"- Saffana Nasha Fawzia Picture foto dari Pinterest Keikhlasan Cinta, Mei 2023.