“Setiap orang memiliki versi bahagia masing-masing, semua sudah Allah atur bagaimana takaran kebahagiaan, kesedihan bahkan kekecewaan. Maka dari itu, kewajaran adalah hal yang harus kita tanamkan dalam diri. Sewajarnya saja, tak perlu berlebihan.”
•Keikhlasan Cinta•
•
•
•
•Setiap kita memang memiliki porsi bahagianya, sedihnya, bahkan kecewa masing-masing. Tidaklah Allah memberikan rasa kecewa terhadap seseorang, melainkan Dia ingin membuat orang itu sadar. Mungkin saja, ketika Allah memberikan rasa kecewa pada kita, Dia sedang menguji kita. Mengetes apakah kita akan sadar, atau tidak.
Di saat sedang bahagia, bahagia sewajarnya. Di saat sedang sedih, sedih sewajarnya. Ketika sedang kecewa, kecewa sewajarnya.
Tidak perlu berlebihan dalam hal yang mungkin membuat kita lupa diri.Karena banyak orang-orang yang diberikan kebahagiaan, mereka justru lupa siapa yang memberikan kebahagiaan itu. Namun, jika mereka diberikan kesedihan atau kekecewaan, justru mereka menyalahkan Allah. Padahal, Allah ingin membuat kita sadar.
Seperti yang dirasakan oleh Ning Saffa, kebahagiaan dalam rumah tangga bersama Gus Bizar sedang menyelimuti dirinya dan suami. Memiliki rumah tangga yang bahagia adalah impian semua perempuan. Tapi, lagi-lagi ada kata-kata yang diingat bahwa hidup tak pernah ideal untuk siapapun.
Saat ini, Ning Saffa tengah tersenyum sambil menatap dirinya di cermin. Memperhatikan tampilannya yang memakai gamis berwarna cream dipadu jilbab hitamnya. Bibirnya sedikit ia oleskan lipglose agar terlihat lebih cerah dan tidak pucat. Wajahnya pun dipoles tipis dengan bedak padat. Meskipun sangat tipis, namun Ning Saffa tetap terlihat cantik.
“Maasyaa Allah, istrinya siapa ini? Kok, cantik banget,” Gus Bizar datang dengan membawa selendang yang bertuliskan ‘Selamat Wisuda Istri Bizar’ kata yang barusan di lontarkan kepada Ning Saffa, membuat sang empunya tersipu malu.
“Mas! Ih, gombal terus!” tutur Ning Saffa sembari memukul manja dada suaminya.
Hari ini Ning Saffa menjadi peserta wisuda tahfidz bersama santri-santri pesantren At Taqwa. Tadinya ia tidak ingin ikut untuk wisuda, biarlah ia dan Gus Bizar selaku suaminya saja yang tahu kalau Ning Saffa sudah khatam 30 juz. Namun, ini permintaan Gus Bizar dan juga sang mertua yang ingin melihat menantu kesayangan mereka itu berada di barisan para Hafidzah di panggung nanti.
“Mas nggak gombal, dek. Tapi beneran, hari ini Istrinya mas cantik banget,” jujur Gus Bizar, memang aura Hafidzah-nya keluar, begitu sangat bercahaya sekali wajahnya. Walau hanya polesan bedak yang tipis.
“Jadi hari ini aja adek cantiknya?”
Gus Bizar yang melihat istrinya cemberut, lantas ia pun mendekati sang istri, kemudian memeluknya dari belakang. “Nggak cuma hari ini aja. Kemarin, hari ini, bahkan sampai seterusnya. Istrinya mas selalu cantik di mata mas, nggak ada yang bisa nandingin kecantikannya istri Gus Bizar,” tuturnya lembut, membuat Ning Saffa tersenyum lebar memperlihatkan gigi yang rapi.
Ning Saffa membalikkan badannya menghadap Gus Bizar, “Mas, makasih ya. Adek bahagia banget bisa dapet suami kayak, mas.”
Kemudian Gus Bizar mengelus lembut pipinya, “Ngga usah terima kasih, sayangnya, mas. Ini sudah kewajiban mas, untuk membahagiakan istri.”

KAMU SEDANG MEMBACA
Keikhlasan Cinta
EspiritualTentang keikhlasan hati seorang istri yang ingin mendapatkan surga-Nya. Padahal, meraih surga dalam rumah tangga bukan hanya merelakan suami saja. Ada banyak cara untuk meraih surga bersama-sama. Namun, apakah langkah Ning Saffa ini sudah tepat? Dia...