Muhammad Abhizar Al Birru

150 8 0
                                    

“Kelak dirimu akan mengerti bahwa memilih pasangan itu tidak hanya karena cinta, tapi juga tentang siapa yang akan menemani ibadahmu hingga menutup mata.”
-Umar Bin Khattab

------

Beberapa hari sebelumnya

Seminggu sebelum kepulangan Abhizar, ia mengabarkan kepada orang tuanya yang ada di Jombang. Bertahun-tahun berada di Negara orang, membuat Abhi sangat kesusahan dalam berinteraksi. Meskipun begitu, tapi Abhi sangat beruntung memiliki dua sahabat yang selalu ada untuknya. Alzam dan Aydan. Ya, mereka bertiga memang sedang belajar di Kairo. Dan saat ini, mereka sudah lulus sejak beberapa bulan yang lalu, namun belum pulang ke Indonesia.

Dan disinilah Abhizar sudah berkumpul dengan keluarga besarnya yang ada di Jombang. Ia baru saja sampai di Tanah Air, rasanya senang sekali bisa kembali ke tanah kelahirannya.

“Abi matur nuwun sanget sampun wangsul kanthi slamet” (“Abi sangat bersyukur kamu balik dengan selamat,”)

“Iya, Abi. Alhamdulillah setelah bertahun-tahun di Mesir, akhirnya saya bisa berkumpul lagi disini,” ucap Abhizar sangat formal. Ya, Abhizar memang membahasakan dirinya itu ‘saya’ didalam keluarganya.

“Sampeyan wis mikir babagan jodo iki ta, Bi?”
(“Kamu sudah memikirkan tentang perjodohan ini kan, Bi?”) tanya sang Abi, membuat Abhizar terdiam sejenak. Memang sebelum kepulangan Abhizar, ia diberitahu bahwa akan ada perjodohan dirinya dengan cucu dari sahabat kakeknya.

Abhizar yang memang belum ada perempuan yang ia sukai pun memikirkan itu matang-matang. Setelah mendapat jawaban, akhirnya Abhizar menerima perjodohan ini dengan ikhlas. Meskipun ia belum cinta pada calon istrinya, ah, calon istrinya. Bagaimana bisa Abhizar menyebutnya calon istrinya?

Abhizar teringat kata-kata mutiara Umar bin Khattab tentang memilih pasangan. Beliau berkata, “Kelak dirimu akan mengerti bahwa memilih pasangan itu tidak hanya karena cinta, tapi juga tentang siapa yang akan menemani ibadahmu hingga menutup mata.”

Dan Islam juga mengajarkan kita untuk memilih istri itu harus dari Agamanya, sebab istri itu akan menjadi seorang ibu. Dan seorang ibu haruslah cerdas, Solehah dan bisa menjaga dirinya. Al-Ummu madrasatul ula, iza adadtaha adadta syaban thayyibal araq. Artinya: Ibu adalah madrasah (sekolah) pertama bagi anaknya. Jika engkau persiapkan ia dengan baik, maka sama halnya engkau persiapkan bangsa yang baik pokok pangkalnya.

“Insyaa Allah, Bi, Abhizar sudah memutuskan ini, dan Abhizar akan meminang wanita itu Minggu depan,” jawaban Abhi sangat mantap. Entahlah, kenapa hatinya tiba-tiba begitu yakin kalau perempuan itu adalah jodohnya.

***

Takdir Allah itu ada dua macam, ada takdir mubram dan ada takdir muallaq. Takdir mubram adalah takdir dalam islam yang sudah ditetapkan dan tidak dapat diubah lagi meskipun dengan menggunakan segala cara, contohnya adalah kematian. Pasalnya, takdir mubram merupakan ketentuan mutlak yang berasal dari Allah SWT. Sedangkan takdir muallaq adalah takdir atau ketetapan dari Allah SWT yang dapat diubah oleh umat manusia dengan wujud adanya ikhtiar atau semacam usaha. Allah SWT memberikan jalan kepada manusia dalam mengganti atau mengubah suatu takdir, contohnya adalah sebagaimana kita memilih pasangan hidup, kita bisa mengubah itu dengan do’a. Ikhtiar yang selalu dilakukan, bukan hanya ikhtiar saja, tapi juga berdoa.

“Abhizar!” panggil uminya dari ndalem. Kini Abhizar sedang duduk didekat pohon mangga depan ndalem.

Nggeh, Mi,” sahut Abhizar, kemudian ia memasuki ndalem

Keikhlasan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang