“Lebih baik lelah dalam menunggu, daripada lelah menikah dengan orang yang salah.”
•Keikhlasan Cinta•
Jangan lupa pencet bintang nya yaa😘 biar aku semangat nulisnya 😉
.
.
.
.
.Gus Bizar baru saja keluar dari kamar mandi sembari menggosok rambutnya dengan handuk kecil, hatinya sedang berbunga-bunga. Seperti ada yang beterbangan di dalamnya. Tidak mampu di ucapkan dengan kata-kata, ia hanya mampu tersenyum lebar. Lelaki berperawakan tinggi itu menghampiri sang istri yang tengah duduk didepan meja rias. Ning Saffa tersenyum mengingat kejadian semalam, setelah pulang dari Surabaya.
“Terima kasih, sayang. Karena sudah menjaga kehormatan dirimu untuk suamimu,” ucap Gus Bizar yang tengah memeluk pinggang Ning Saffa dari belakang, dengan posisi Gus Bizar menyamakan tubuhnya pada Ning Saffa. Kepalanya ia letakkan di leher belakang istrinya itu, kemudian Ning Saffa pun menoleh menatap wajah suaminya dari dekat. Sungguh, ia baru merasakan cinta yang halal.
“Sama-sama, sayang. Memang sudah seharusnya aku menjaga diri hanya untuk suamiku,” jawabnya diakhiri senyuman yang membuat Gus Bizar meleleh. Dikira es krim kali ya wkwk
Akhirnya mereka larut dalam ingatan masing-masing. Memang sudah seharusnya Ning Saffa menyerahkan semua yang ada pada dirinya, termasuk hak batin suaminya. Dengan sabar, Gus Bizar mau menunggu istrinya untuk menyerahkan semuanya. Sekarang, Affa-nya sudah seutuhnya milik Bizar.
***
Gadis berjilbab itu sedang duduk di halaman depan pesantren, ia menatap langit yang begitu cerah hari ini.
“Kapan ya gue bisa pulang, capek amat disini!” dumelnya.
Tak lama kemudian, gadis bernama Ica pun datang menghampiri Kila. “Nikmati aja, Kil. Sebenarnya tinggal di pondok menyenangkan kok, hanya saja kamu harus lebih berinteraksi dengan lingkungan pesantren ini,” kata Risa yang duduk di samping Kila.
“Gue capek, Ca! Pengen pulang, kangen sama orang tua gue, kangen sama temen-temen gue, kangen rumah, pokoknya kangen hidup di Jakarta. Titik!”
“Kamu tinggal disini baru tiga harian loh, Kil. Dulu aku juga sama kayak kamu, kangen rumah, kangen umi sama Abi, tapi makin kesini aku makin betah di pondok, malah ngga mau pulang,”
“Iya, itu ’kan Lo, bukan gue.” Kila membuang nafas gusar, ia merasa tidak nyaman berada di pondok ini. Tapi, apalah daya ada seseorang yang membuat dirinya harus betah di pondok ini.
“Oh iya, gue mau nanya, boleh?” tanya Sakilah sembari menatap wajah Risa.
“Mau nanya apa?”
“Btw, Lo tau nggak lelaki muda yang sering pake peci terus masuk ke rumah itu?” Kila menunjuk jarinya ke arah ndalem. Mata Risa mengikuti.
“Oh, itu mungkin Gus Abhizar, anaknya Kyai Helmy dan Bu nyai Farah,” jawab Risa seadanya.
Sakilah mengangguk paham, “oh,” katanya.
“Dia ganteng ya, paham agama lagi, gue jadi pengen punya suami kayak dia,” tuturnya membuat Risa terkekeh mendengar ucapan temannya itu. “Kenapa Lo ketawa?” lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keikhlasan Cinta
EspiritualTentang seorang Gus yang terpaksa poligami "Aku ikhlas meskipun berat,"- Saffana Nasha Fawzia Picture foto dari Pinterest Keikhlasan Cinta, Mei 2023.