Cinta Lillahi Taala

84 6 0
                                    

“Aku ikhlas, meski rasa sakit ini masih belum sepenuhnya pulih.” Muhammad Arkana Ibrahim

Sesuatu yang sudah menjauh, jangan pernah dikejar lagi, karena memang mungkin ia tak pernah ditakdirkan untukmu. Namun, jika itu milikmu sejauh apapun maka akan menemukan jalannya untuk sampai padamu. Seperti jodoh. Mau sejauh apapun jaraknya, mau bertemu atau tidak, jika Allah menghendaki kamu berjodoh dengannya maka kamu tidak bisa mengelak lagi, mau kamu menolak pun, ada banyak cara Allah untuk mendekatkan kamu dengannya. Begitu pun sebaliknya, mau secinta apapun kamu, mau sedekat apapun ia, jika dia ditakdirkan untuk orang lain, maka kamu akan terpisah juga. Sudah banyak contohnya, mereka yang mungkin bertahun-tahun pacaran, namun menikah dengan orang lain. Menyakitkan, bukan? Ketika kamu mencintai seseorang yang sudah begitu lama hadir dalam hidupmu, bahkan setiap hari selalu bersama-sama, namun justru Allah menjodohkannya dengan orang lain. Sakit. Sesak. Iya, mungkin itu yang dirasakan. Itu hanya untuk orang yang berpacaran, lantas bagaimana dengan seseorang yang sudah lama singgah dihati, namun kamu tidak berpacaran dengannya. Lalu, kamu mendapat kabar bahwa seseorang itu akan menikah dengan orang lain? Sakit, bukan?

Mencintai tapi tak bisa memiliki. Itulah istilahnya.

Seperti Arkan ini, sudah beberapa Minggu ini, Arkan sangat galau. Dia masih memiliki perasaan terhadap Saffa, perempuan yang belum lama menikah dengan laki-laki yang lebih baik dari dirinya. Arkan bersyukur, karena lelaki itu dari kalangan Gus. Setidaknya Arkan lega melihat Saffa bahagia. Meskipun hatinya sakit. Tapi ia bisa menahan itu.

“Harus apa lagi aku ya Rabb? Sudah berkali-kali aku berusaha untuk lupa, tapi tetap nggak bisa, bantu aku untuk melupakannya ya Allah,” lirih Arkan sembari mengusap wajahnya.

Baru saja ia mengutarakan niatnya terhadap Saffa, namun perempuan itu justru memberikan kabar yang membuat dirinya patah hati.

Sudah tiga tahun ia menyimpan rasa cinta itu, sebab ia tidak mau melakukan hal yang Allah larang.  Jika Arkan mau, ia bisa saja mengutarakan perasaannya sejak pertama kali jatuh cinta pada Saffa. Namun, ia paham bahwa cinta sebelum halal itu hanyalah ujian. Makanya Arkan menyimpan rasa cinta itu selama tiga tahun.

Arkan, lelaki itu kini berusia dua puluh tahun. Setelah lulus sekolah bulan yang lalu, kini Arkan melanjutkan pendidikannya di Universitas Gunadarma. Ia mengambil jurusan teknik informatika.

Arkan tengah memandangi foto saat dirinya masih berseragam putih abu-abu, disana terlihat ada Arkan dan kedua sahabatnya, Arman Maulana dan Ardi. Serta Saffa dan teman-teman OSIS seangkatannya. Sungguh, ia sangat merindukan masa-masa SMA. Masa dimana dirinya selalu bertemu dengan gadis yang dicintainya, ia yang selalu bertemu di dalam sebuah ruangan saat sedang ada rapat OSIS, atau bertemu di koridor kelas. Bahkan Arkan juga sempat akrab dengan Saffa saat mereka sekelas, waktu itu mereka dipersatukan di kelas sebelas, Saffa menjadi Sekretaris dan Arkan menjadi ketua kelasnya. Dari sana, mereka berdua akrab. Namun, saat kenaikan kelas, Saffa mulai menjauhi dirinya. Mungkin Saffa juga paham mereka terlalu dekat.

Tiba-tiba saja Arkan ingin sekali menghubungi perempuan itu, tanpa pikir panjang Arkan pun memberikan sebuah pesan kepada Saffa.

Me:

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Saf, gimana kabar kamu?

Semoga kamu bahagia yah bersama dengan suami kamu

Setelah beberapa menit pesan itu ia kirim, tak lama kemudian gadis itu membalas pesannya. Dalam hati Arkan, apakah Saffa diizinkan untuk membalas pesannya? Mengapa di jam tengah malam ini Saffa membalas pesannya.

Keikhlasan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang