“Saya akan membuatmu jatuh cinta pada saya. Percayalah, Allah itu maha membolak-balikkan hati setiap manusia, jadi saya harap Allah segera membolak-balikkan hatimu untukku.”
-Gus Abhizar--------------------------
Setiap manusia memiliki rasa cinta, sebab cinta itu fitrahnya manusia. Allah yang kasih rasa itu sehingga kita harus bisa mengontrol hati kita. Tentang mencintai, pernah dengar kajian salah satu ustadzah yang saat ini viral dimana-mana bukan karena foto-fotonya, namun karena ceramahnya yang membuat hati siapapun tenang saat mendengar suaranya, yang membuat hati siapapun luluh kepada beliau, Ustadzah Halimah Alaydrus pernah berkata “Untuk cinta tak harus temu, untuk cinta tidak perlu jumpa, tapi kalau ingin berjumpa harus punya cinta” begitu kira-kira. Iya, memang untuk cinta tidak perlu jumpa lebih dulu, namun tanamkan rasa cinta kalau kita ingin berjumpa. Contohnya kalau kita ingin berjumpa Nabi Muhammad Saw, kita harus tanamkan rasa cinta di hati. Bagaimana kita bisa bertemu, sedangkan di hati kita ini belum tertanam rasa cinta? Bagaimana bisa ketika kita ingin jumpa sang kekasih, namun tidak ada sedikitpun rasa cinta? Bagaimana bisa?!
Tanamkanlah rasa cinta itu karena Allah, apapun itu. Ketika kita mencintai seseorang harus di landasi karena Allah, sebab jika bukan karena Allah, lantas untuk apa tujuan cinta ini? Bukankah cinta karena Allah itu sangat indah? Ketika dua raga yang disatukan dalam akad, lalu mereka saling mencintai karena Allah, maka cintanya akan selalu Allah hadirkan. Mencintai dengan benar, dan mencintai dengan halal, bukan mencintai kekasih haram alias pacar. Bukan.
Seperti saat ini, Gus Abhi benar-benar mencintai istrinya itu karena Allah. Bukan karena dia seorang istri Gus Abhi, melainkan karena Allah. Sebab, kalau Gus Abhi mencintai Saffa karena saat ini wanita itu sudah berstatus sebagai istrinya, maka itu semua pasti akan Allah hapus, entah itu ditinggalkan istrinya atau ia yang meninggalkan. Yang namanya makhluk yang ada di bumi ini semuanya hanyalah titipan.
Saat ini, Gus Abhi tengah membuatkan teh untuk istrinya, tadi ia keluar untuk ke dapur bukan marah sebab perkataan istrinya. Mungkin lelaki itu sedikit kesal, namun ia juga mengerti kepada Saffa, bahwa perempuan itu butuh waktu untuk menerima semuanya. Bagaimanapun, Gus Abhi dan Saffa adalah dua insan yang baru saja saling kenal, pasti butuh waktu untuk menerimanya.
“Eh, Gus kenapa di dapur? Memangnya kak Saffa kemana?” tiba-tiba saja Ilham baru saja masuk ke dapur untuk mengambil air putih.
"Hmm, Ham gausah panggil Gus lah, saya kan sudah jadi kakak ipar mu,” ucap Gus Abhi tanpa menjawab pertanyaan Ilham.
“Ehmm yaudah, Ilham panggil Abang aja, gimana?” usulnya. Membuat Gus Abhi mengangguk setuju.
“Bang, kak Saffa kemana? Kok, Abang yang buat tehnya?” tanyanya lagi.
“Kak Saffa lagi istirahat, mungkin kecapean, nggak apa-apa ini Abang yang bikin,”
“Oh yaudah, bang. Ilham cuma mau ambil air putih aja, selamat malam pertama, hehe,” setelah menggoda kakak iparnya, Ilham langsung ngacir ke kamarnya. Dasar, senang banget menggoda orang.
Gus Abhi hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan adik iparnya.
Setelah selesai membuat teh, lantas ia menaiki tangga menuju kamarnya dan Saffa. Disana terlihat Saffa sedang duduk dipinggir kasur, kemudian Gus Abhi mendekati sambil membawa nampan berisi teh yang sudah ia buat dan menaruhnya di atas nakas samping tempat tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keikhlasan Cinta
SpiritualTentang seorang Gus yang terpaksa poligami "Aku ikhlas meskipun berat,"- Saffana Nasha Fawzia Picture foto dari Pinterest Keikhlasan Cinta, Mei 2023.