"Bahagiamu adalah bahagiaku"-Gus Abhizar
••
Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Percayalah, bahwa sebanyak apapun ujian yang datang nantinya, jika kamu menaruh harapanmu pada Allah sepenuhnya, maka ujian itu akan ringan kamu hadapi. Artinya kamu ikhlas atas apa yang terjadi terhadap ketentuan Allah SWT.
Lantas bagaimana ujian dalam rumah tangga? Bukan hanya datang dari keluarga pihak perempuan saja, akan tetapi juga dari pihak keluarga laki-laki pun ada saja problema. Apalagi detik-detik menjelang hari pernikahan, akan banyak sekali ujiannya. Dari mulai datangnya seseorang yang pernah hadir di masa lalu, keraguan terhadap pasangan, ketidakyakinan atas diri sendiri untuk menikah usia muda, adanya perbedaan pendapat antara pasangan, itu semua adalah ujian yang datang disaat detik-detik menjelang hari pernikahan. Mungkin banyak orang yang sudah menikah akan paham dengan ujian itu, karena mereka sudah merasakan itu.
Sama halnya dengan Saffa waktu itu, ia juga menikah diatas keraguannya yang akan menikah di usia muda. Bagaimana caranya untuk bisa ikhlas menerima takdirnya menjadi istri di usia yang bisa dibilang masih sangat muda.
Tapi, pada akhirnya ia juga bisa melewati ujian itu. Memang kalau kita menjalani kehidupan dengan ikhlas dan sabar pasti Allah juga akan membantu dan menolong kita.
Hari ini, resepsi kedua yang diadakan di Pesantren At-Taqwa sudah di mulai. Banyak para santriwan dan santriwati yang super duper sibuk untuk menyambut para tamu undangan, mereka berbagi tugas. Ada yang menjadi fotografer, menyambut tamu, mengisi buku tamu undangan dan lainnya.
Sedangkan Saffa dan Gus Abhi sudah duduk di pelaminan berdua. Memang resepsi kali ini, mereka memakai konsep sederhana dan tidak dipisah, namun tetap saja yang di undang hanya keluarga besar Gus Abhi dan sahabat abinya, tentunya para kyai, ustadz, dan ustadzah. Dari kalangan kyai, ada beberapa yang mereka undang termasuk para pengasuh pondok pesantren Miftahul Huda yang ada di Boyolali, pondok pesantren yang dimana dulu Gus Abhi pernah mondok disana.
Juga keluarga Saffa yang dari Jakarta, kemarin sore tiba di Pesantren At Taqwa.
"Gus Abhi, selamat yah, antum sudah melepas masa lajangnya, hehe" ucap salah satu teman pondok Gus Abhi. Lantas Gus Abhi pun menyambut tangan tersebut sembari tersenyum.
"Syukron, semoga antum cepat menyusul saya yah, Ka" Arka tersenyum lalu mengaminkan ucapan Gus Abhi. "sekalian, kalau bisa Carikan ana calon lah, Gus," celetuk Arka.
"Nanti ana cari-cari dulu yang sesuai kriteria antum, ya,"
Rasa bahagia akan hadir ketika kita bersyukur dengan apapun yang kita miliki saat ini. Seperti Gus Abhi yang bahagia memiliki istri seperti Saffa. Mungkin banyak diantara kaum hawa yang iri melihat keharmonisan rumah tangga Gus Abhi, tapi mereka juga tidak tahu bagaimana rumah tangganya, yang bahkan sampai saat ini istrinya masih mencintai lelaki lain. Tapi Gus Abhi bersyukur karena Allah telah memberikan pasangan hidup yang Solehah. Saffa tidak pernah pacaran, perempuan itu juga sangat menjaga kehormatan dirinya. Dan benar, jodoh adalah cerminan diri sendiri.
"Mas, ini kapan acaranya selesai?" tanya Saffa yang mulai mengantuk. Gus Abhi yang menyadari hal itu, ia langsung mengelus pipi istrinya.
"Sabar, ya, sayang. Sebentar lagi selesai, kok," ucap Gus Abhi penuh kelembutan.
Sabar. Penyayang. Lemah lembut. Kurang apalagi Gus Abhi? Apakah Saffa akan tetap mencintai temannya itu, atau perlahan ia mulai merasakan cinta halalnya? Entahlah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keikhlasan Cinta
SpiritualTentang seorang Gus yang terpaksa poligami "Aku ikhlas meskipun berat,"- Saffana Nasha Fawzia Picture foto dari Pinterest Keikhlasan Cinta, Mei 2023.