masih ada asa

15 2 0
                                    


Sebulan telah berlalu begitu cepat bagi Indy. Perlahan namun pasti ia mulai melupakan Rayyan bahkan ia sama sekali belum bertemu dengan Rayyan lagi setelah pertemuan waktu itu.
Sejujurnya Indy penasaran bagaimana keadaan Rayyan saat ini dan bagaimana hubungannya dengan Erina. Apakah mereka sudah menikah atau belum namun Indy terlalu sungkan untuk menanyakannya kepada Rama. Ia takut rasa penasaran nya hanya akan menyinggung perasaan Rama.

" Nona kau terlihat cantik dengan gaun pengantin itu" ujar Liana yang sejak tadi membantu Indy mencoba beberapa baju pengantin yang di siapkan Rama untuknya.

Indy terlihat cantik dengan gaun putih panjang berkilau yang membalut tubuhnya. Gaun itu sangat cantik dengan hiasan permata disetiap sisinya.

" Apa tidak terlalu terbuka?" Tanya Indy seraya menutup bagian atasnya yang cukup terbuka.

" Kurasa tidak. Lagi pula kau sangat cantik dengan gaun ini. Seperti seorang ratu. Aku yakin Tuan Rama akan terpesona dengan kecantikan mu" puji Liana dengan tulus.

" Terimakasih ya" Indy membalas ucapan Liana dengan senyum khas miliknya.

Pernikahan Indy dan Rama tinggal menghitung hari. Rasanya sulit diungkapkan dengan kata kata bagaimana perasaan Indy saat ini. Ia sudah tidak sabar untuk segera menjadi istri Rama.

Sementara ditempat lain.

Rayyan menatap Erina dengan murka setelah Keduanya keluar dari ruangan Dokter.
Sebelumnya Rayyan membawa Erina menemui Dokter untuk mengecek kehamilannya karna beberapa hari belakangan Erina terlihat sakit perut. Rayyan cukup khawatir dengan kondisi bayi diperut Erina yang harusnya memasuki kandungan 12 Minggu.

" Maaf Pak Ibu Erina tidak hamil. Perutnya sakit karna asam lambung nya naik"

Pernyataan Dokter sontak membuat Erina tidak bisa mengelak lagi. Selama ini ia hanya berpura pura hamil demi bisa menikah dengan Rayyan. Wajahnya pucat karena takut Rayyan akan meninggalkan nya.

" Aku minta maaf Ray. Aku tidak bermaksud menipu mu. Aku cuma tidak tau bagaimana lagi untuk bisa bersamamu"  Erina menggenggam tangan Rayyan erat erat namun dengan cepat Rayyan menepisnya.

Kali ini ia tidak bisa memaafkan perbuatan Erina yang sudah membuatnya menyerah pada takdir dan membiarkan Indy menikah dengan Rama.

" Kau tega sekali melakukan semua ini. Aku kira kau sudah berubah, ternyata kau tetap saja. Kalau sudah begini tidak ada lagi alasan untuk menikah denganmu Erina"

Rayyan berlalu meninggalkan Erina yang bercucuran air mata.

" Rayyan" Erina tidak menyerah begitu saja.

" Aku mohon jangan pergi. Jangan berfikir untuk membatalkan pernikahan ini. Aku sungguh sungguh mencintaimu"

" Tapi aku tidak. Kau sudah dua kali menyakiti hatiku. Aku tidak bisa hidup dengan orang seperti itu"

" Lalu apa bedanya dengan Indy? Dia juga meninggalkan mu dan memilih bersama Rama. Itu juga menyakitkan kan? " Ucapan Erina membuat Rayyan goyah. Ia yakin Indy masih mencintainya.

Tanpa bicara apa apa lagi Rayyan segera masuk ke mobil nya dan meninggalkan Erina yang kacau. Saat ini ia hanya ingin bertemu dengan Indy dan mengatakan yang sebenarnya, berharap semuanya belum terlambat.

Sambil terus menyetir Rayyan mencoba menghubungi Indy melalui handphone nya.
Beberapa kali namun tidak ada jawaban. Entah memang Indy sedang sibuk atau memang ia sengaja mengabaikan panggilan dari Rayyan.
Setelah beberapa kali mencoba akhirnya kali ini Indy menjawab panggilannya.

" Indy. Kau dimana?"  Tanya Rayyan tanpa basa basi.

" Ada apa? Kau baik baik saja?"

" Kau ada dimana sekarang? Aku ingin bilang sesuatu"

See You GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang