Kebimbangan

45 5 0
                                    

Malam kian larut,  namun Indy belum juga memejamkan kedua matanya.  Ia masih terjaga tenggelam dalam pikirannya.  Pandangannya tertuju pada sinar lampu yang tergantung di langit langit kamar.
Pikirannya menerawang jauh mengingat apa yang terjadi di ruangan Rayyan beberapa hari yang lalu. Ia merasa tidak nyaman dengan situasi seperti ini.
Indy bahkan belum bicara apapun pada Rayyan. 

Tok tok tok...
Indy menoleh ke sumber suara yang berasal dari balik pintu kamar nya.  Matanya melirik sejenak pada jam warna biru yang terpasang di dinding.
Sudah jam 11  pikirnya.
Dengan malas ia bangkit dari tempat tidur nya dan melangkah untuk membukakan pintu.

" Liana? "

Pelayan yang biasa menemani Indy dirumah Rama sudah berdiri dibalik pintu. Kali ini ia sudah tidak mengenakan seragamnya.

" maaf nona,  menganggu malam malam begini " ia meminta maaf

" ada apa? " tanya Indy penasaran dengan kedatangan Liana.

" diluar,  ada seseorang yang ingin bertemu dengan anda" jawabnya sopan

" siapa? "

" Tuan Rayyan "

Deg

Hati ini terasa terbakar mendengar nama Rayyan.  Ia merasa sangat gugup sekarang.

" Ra Rayyan? " Indy meyakinkan dirinya

" benar. Tuan Rayyan ingin bertemu dengan anda"

" Oke,  aku akan segera turun"

Dengan sigap Indy meraih sweater coklat yang tergantung di balik pintu kamarnya.
Sambil menuruni tangga Indy mencoba merapikan penampilannya,  menyisir rambut panjangnya hanya dengan jari jemarinya.

" ah nona.. " panggil Liana yang masih mengekor pada Indy.

" sebaiknya jangan terlalu lama. Tuan Rama tidak akan suka dengan kedatangan Tuan Rayyan dirumahnya " ucap Liana.

" baiklah.."

Indy menginjakkan kakinya keluar dari pintu besar berwarna putih itu. Dari sana ia dapat melihat Rayyan yang sedang bersama dengan dua penjaga yang berdiri di samping kiri dan kanannya.
Sudah beberapa hari ini Indy tidak bertemu dengan Rayyan. Indy merasa bersalah dengan apa yang dilakukannya dengan Rama di ruangan Rayyan.

" Rayyan"

Rayyan menatap kedua penjaga disampingnya secara bergantian sebelum akhirnya mereka kembali ke pos dan meninggalkan Rayyan bersama Indy.
Sementara Liana masih menunggu Indy diambang pintu.

" hai... " sapa Rayyan canggung.

" Rayyan... Ada apa kau kemari? " tanya Indy

" maaf aku sudah datang selarut ini.  Pasti kau sudah tidur ya? "

Indy menggelengkan kepalanya dengan cepat.

" tidak. Aku belum tidur.. "

" oh syukurlah. Indy,  kenapa kau tinggal disini? "

Indy terdiam,  tak dapat menjelaskan keadaan yang sebenarnya pada Rayyan.

" apa ini ada hubungannya dengan yang terjadi di ruangan ku? Kau dan Rama ada hubungan spesial? "

" bukan begitu. Aku dan Pak Rama tidak ada hubungan apapun " bantahan Indy dengan cepat.

" lalu kenapa dia menciummu? Dan kau diam saja?  Menikmati apa yang Rama lakukan  padamu. Aku tidak percaya harus melihat wanita yang ku cintai berciuman dengan laki laki lain didepan mataku" sorot kekecewaan tergambar jelas dari wajah Rayyan.

See You GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang