Sebuah rasa

31 2 0
                                    

Indy terlihat cantik dengan balutan gaun hitam selutut yang dikirimkan Rayyan kemarin, sebuah kalung cantik melingkar di leher nya tak lupa ia memakai anting dengan warna senada dengan gaun nya. Malam ini adalah malam yang penting untuknya, dimana ia akan bertemu dengan keluarga orang yang mungkin akan menikahi nya.

Akhirnya ia sampai juga dirumah Rayyan setelah Rayyan mengirimkan seorang supir untuk menjemput nya. Sesampainya disana, Indy disambut oleh seorang pelayan rumah yang siap mengantar Indy menuju tempat jamuan makan malam yang dilakukan di halaman belakang rumah mewah ini. Untuk menuju kesana Indy harus melewati beberapa ruangan dan sebuah kolam renang dengan ukuran besar yang terletak dibelakang rumah ini.

" Ya Tuhan... Kenapa aku harus melakukannya sendirian? " gumam Indy yang merasa gugup sekarang ini.

Dari kejauhan Indy dapat melihat sebuah meja makan besar lengkap dengan berbagai hidangan yang tersaji diatas nya serta sementara Rayyan tengah duduk menunggunya bersama kedua orang tua nya.

" Come on Indy... Kau pasti bisa" Indy memotivasi dirinya sendiri, ia perlu mempersiapkan mental ya untuk hal ini.

Namun disaat Indy tengah mengumpulkan keberanian nya justru seseorang datang dan membuyarkan semuanya. Sentuhannya di pinggang Indy serasa tidak asing lagi baginya.

" Pak Rama? " Indy menoleh melihat siapa orang yang telah menyentuh nya sedemikian hangat.

Jantung nya seolah berhenti ketika tanpa sengaja mereka saling bertatapan, sangat dekat.

" apa kau tidak akan kesana? " tanya Rama membuyarkan lamunan Indy.

" atau kau mau pergi denganku saja? " Rama menawarkan.

" ah saya baru akan kesana " jawab Indy seraya melepaskan tangan Rama dari pinggangnya. Ia tidak ingin ada yang salah faham tentang ini.

" kalau begitu ayo kita pergi bersama" tanpa meminta persetujuan Indy, Rama menggandeng tangan Indy dan menuntun nya menuju meja makan.

" Rama... " panggil Indy yang menghentikan langkahnya sebelum sampai di meja makan.

" Rama aku mohon lepaskan. Jangan seperti ini... " Indy memohon.

Sejenak Rama menatap Indy, lalu kemudian melepaskan genggaman nya dan membiarkan Indy berjalan mendahului nya.

Rayyan bangkit dari tempat duduk nya begitu menyadari kehadiran Indy, ia memandang Indy heran karena penampilan Indy malam ini. Seharusnya Indy mengenakan gaun putih yang ia kirimkan kemarin, bukan malah dengan pakaian serba hitam seperti ini.

" selamat malam " sapa Indy dengan ramah seraya menjabat tangan kedua orang tua Rayyan.

" jadi kau yang bernama Indy? " tanya Alula tanpa tersenyum sedikitpun, menunjukkan sikap bahwa ia tidak menyukai kehadiran Indy.
" iya Nyonya... Saya Indy"

" Silahkan duduk Indy" Tuan Mahendra dengan ramah mempersilahkan Indy duduk.

Tak berapa lama Rama datang dan ikut duduk disamping Indy, tentu saja hal ini sangat menganggu bagi Rayyan yang juga duduk disamping Indy.

" jadi... Bagaimana dengan pekerjaan mu? Ku dengar kau bekerja bersama Rama? " tanya Mahendra membuka pembicaraan.

" iya Tuan. Saya bekerja dengan Pak Rama"

" hmmm.. Pasti berat harus menghadapi sikap Rama setiap hari. Dia adalah anakku yang paling keras kepala" ujar Mahendra seraya melirik pada Rama.

" Hentikan Ayah... " pinta Rama.

" hahaha... " tawa Mahendra disambut hangat oleh Indy.

" membosankan sekali... Oiya Indy bagaimana dengan orang tuamu? Apa mereka punya perusahaan? " tanya Alula mencoba memancing Indy.

See You GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang