pengakuan Rayyan

62 4 0
                                        

Semua orang tidak berhenti menatap Indy setibanya ia di kantor. Wajar saja, setelah beberapa hari absen tanpa keterangan lalu sekarang ia datang dengan seperti tanpa beban. Karyawan yang lain juga heran, mengapa Pak Rama membiarkan orang yang tidak disiplin seperti itu ada di Perusahaan.

" Indy " Aulia segera memeluk Indy kegirangan. Sudah beberapa hari ini ia kesepian karena meja sebelah nya kosong.

" aku kira kita tidak akan bertemu lagi" lanjutnya dengan mata yang berkaca kaca.

" kemana saja kau selama ini? " tanya Aulia begitu melepaskan pelukannya.

" ceritanya panjang. Nanti saja aku ceritakan, aku harus menemui Pak Rama "

Aulia melihat ada yang aneh dengan Indy, jika biasanya ia paling malas untuk berurusan dengan Pak Rama kini justru dia sendiri yang datang padanya.

" Dasar tidak tau malu!! Sudah absen begitu banyaknya masih berani menginjakkan kaki di Perusahaan ini" Cibir seorang gadis berkaca mata yang duduk tak jauh dari meja Indy.

" benar, biar tau rasa. Tamatlah riwayat nya begitu bertemu Pak Rama" gadis lain turut menimpali.

" dia juga kan sudah menggeser posisi Rissa sebagai sekretaris pribadi Pak Rama "

Beberapa selentingan selentingan miring tersebar di antara karyawan yang memang tidak suka dengan Indy atau sekedar mengikuti yang lain. Walau begitu Aulia tetap percaya pada Indy dan mengabaikan kabar miring yang menimpa dirinya.

" ada apa menemuiku sepagi ini? " tanya Rama yang juga baru tiba di kantor

" saya hanya ingin bilang, kalau saya masih ingin bekerja. Jadi mohon ijinkan saya bekerja kembali disini "

" hanya itu?" Rama melirik jam tangan axio hitam yang melingkar dipergelangan tangannya.

" huh...kau tau kau sudah membuang waktu 4 menit yang kumiliki hanya untuk mendengar mu" kata Rama menampakkan wajah kesalnya.

" jadi, apa kau sudah meninggalkan rumahku?" Rama lanjut bertanya

Indy tidak begitu yakin dengan keputusannya. Bagaimana jika akhirnya ia tidak menemukan tempat untuk tidur malam ini. Rama tidak akan berbaik hati untuk kedua kalinya.

" kembalilah ke mejamu..aku ada banyak pekerjaan hari ini. Dan juga bawa berkas ini, kerjakan sesuai petunjuk "

Indy menerima setumpuk map pemberian Rama dan segera meninggalkan ruangan Rama.

Beberapa karyawan menatap Indy dengan sinis ketika ia berjalan keluar dari ruangan Rama.
Sebagian dari mereka bahkan tidak segan untuk langsung menyindir didepan Indy.

" apa kau sudah dipecat?" Tanya seorang gadis bernama Intan.

" aku tidak dipecat" jawab Indy singkat lalu berjalan kembali ke mejanya.

"Benarkah? Hebat sekali...bayaran apa yang kau berikan pada Pak Rama sehingga kau selamat kali ini? Kurasa kau itu sangat tidak menarik di mata Pak Rama"

Walau Indy berusaha sabar menghadapi tekanan demi tekanan dikantor tapi kali ini menyangkut harga dirinya.

" hei Intan " panggil Rayyan yang tiba tiba muncul entah dari mana.

" lebih baik diam. Dari pada kau hanya menebak sesuatu yang tidak kau tau " ucap Rayyan pada Intan.

Intan tidak menjawab apapun, ia hanya diam lalu pergi meninggalkan Rayyan dan Indy.

"Aku mau bicara " bisik Rayyan pelan tepat ditelinga Indy.

" tidak bisa. Aku sibuk " Indy menolak dengan halus sembari menunjukkan map yang baru saja ia ambil dari ruangan Rama.

See You GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang