Pergolakan Batin

28 2 1
                                    


" Aaaarrrrrgggg....!!!! " teriak Rama pada hamparan laut luas dihadapannya,  seolah melepaskan segala beban berat dipundaknya.

Suaranya samar samar terdengar diantara riuhnya deru ombak yang saling berkejaran mencapai tepian.

" apa itu bekerja? " tanya Indy yang langsung dibalas tatapan penuh tanda tanya dari Rama.

" maksudku,  apa dengan berteriak seperti itu membuat perasaanmu lebih baik? " Indy menjelaskan.

" cobalah "

Indy menggelengkan kepalanya pelan,  enggan melakukan apa yang sudah dilakukan Rama.

" dari jutaan manusia yang ada didunia ini?  Kenapa harus aku yang mengalami semua ini? Kenapa Indy? "

"Itu karena Tuhan telah memilihmu, ada rencana dibalik semua yang sudah terjadi. Aku yakin kau adalah orang yang kuat yang mampu melewati ini semua" Indy berusaha menenangkan Rama yang tengah kacau.

" dia Ayahku...didalam darahku mengalir darahnya, aku mencintainya melebihi apapun tapi mengapa dia tega melakukan ini semua padaku? Jika saja dia bukan Ayahku mungkin aku sudah membunuhnya"

" Aku tau apa yang kau alami sangat tidak mudah, jika itu aku...mungkin aku tidak akan bisa sekuat dirimu. berdiri dengan tegak menatap kedepan dan berusaha tegar tanpa meneteskan airmata ...mungkin aku tidak akan sanggup"

Indy dapat melihat mata Rama yang mulai berkaca kaca, jelas sekali ia sedang menahan airmata yang sudah ia pendam entah berapa lama. meski terlihat kuat dan keras namun hatinya sangatlah rapuh , semua itu dapat ia tutupi dengan sikap angkuh dan keras yang selama ini sangat melekat pada kepribadiannya.

" tidak apa apa..." Indy mengusap punggung Rama dengan lembut  dan berusaha menenangkan lelaki disampingnya.

" tidak apa jika kau ingin menangis, jika itu bisa membuat hatimu lebih baik menangislah" perlahan Indy mendekatkan tubuhnya pada Rama dan kemudian memeluknya dengan hangat, membiarkan Rama bersandar dibahunya dan menumpahkan tangisannya disana.

tangisan Rama semakin pecah saat Indy semakin erat memeluknya, hingga kakinya tak mampu lagi berdiri menopang tubuhnya. tubuhnya merosot dan menyandarkan kepalanya pada perut Indy, air mata yang sudah bertahun tahun ia pendam akhirnya tak dapat terbendung lagi...walau bagaimanapun ia tetap manusia biasa yang bisa menangis dan membutuhkan tempat untuk bersandar. rasa kesepian yang kadang menghampiri namun ia abaikan kini terobati sejak kehadiran Indy didalam hidupnya. gadis ini mampu merubah hidupnya untuk sesaat merasakan rasa nyaman yang selama ini hilang dari hidupnya. kebahagiaan yang direnggut paksa oleh Ayahnya sendiri.

" tidak apa ... menangis bukan berarti kau lemah" Indy memberanikan diri mengusap kepala Rama yang semakin dalam membenamkannya di perut Indy.

Untuk pertama kali nya dalam hidupnya,  Rama menampakkan sisi terlemah dari dirinya didepan seorang wanita selain ibunya. Ia merasa sangat nyaman berada dalam pelukan Indy.

Rama bangkit kembali setelah cukup lama menangis,  dengan perlahan mengangkat tubuhnya hingga berdiri sejajar dengan Indy. Dengan kedua matanya yang memerah ia berusaha untuk menguatkan dirinya, menyeka air matanya dengan tangannya sendiri

" maaf harus membuatmu melihat hal memalukan ini" ujar Rama dengan suaranya yang bergetar.

Rama meraih kedua tangan Indy dan menggenggamnya dengan lembut, ia dapat merasakan cincin putih yang melingkar indah menghiasi jari manis Indy. pasti cincin pemberian dari Rayyan, pikirnya. dadanya tiba tiba sesak saat menyadari gadis dihadapannya bukanlah miliknya seutuhnya, satu satunya gadis yang dapat menyentuh perasaannya hingga sedalam ini adalah milik orang lain.

See You GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang