Bahu Untuk Bersandar

69 4 0
                                    

Erina duduk bersandar disofa empuk nya sembari meneguk segelas anggur yang sudah dituang kedalam gelas sebelumnya.  Pandangannya tertuju pada lampu gantung yang berada tepat diatasnya,  Ia akan mati jika lampu itu tiba tiba terlepas dan jatuh mengenai tubuh indahnya pikir nya dalam hati.

" Erina!!  " panggil seorang lelaki tua yang berjalan menuruni tangga hendak menghampiri Erina.
Lelaki yang sekaligus Ayah Erina terlihat sehat tanpa kurang satu apapun,  Ya Erina telah berbohong pada Rayyan tentang keadaan Ayahnya yang sakit. Semua itu ia lakukan untuk menarik simpati Rayyan padanya.

" berikan itu!! " Ayah Erina merebut segelas anggur dari tangan putrinya itu.

Ia sudah gerah dengan perilaku buruk putrinya yang tidak pernah bisa menghentikan kebiasaannya minum alkohol.

" ah Ayah!! Apa apaan?  Aku sedang minum.. " Gerutu Erina kesal.

" Hentikan Erina!!  Berhentilah minum minum dan fokus saja pada tujuan kita "

" aku tau,  tak perlu diingatkan lagi.  Aku sudah melakukannya dengan baik Ayah"

Gadis itu menyandarkan kepalanya yang terasa berat pada ujung sofa,  menampakkan wajah merahnya karena terlalu banyak minum anggur.

" ingat,  kau harus mendapatkan salah satu dari mereka jika ingin tujuanmu tercapai.  Apa kau mengerti? "

" baiklah aku mengerti,  sekarang kembalikan minumanku "

Erina menenggak kembali gelas berisi anggur yang baru saja dikembalikan Ayahnya hingga habis tak tersisa.

Keluarganya berantakan sejak Ibunya memutuskan untuk meninggalkan nya dan menikah lagi dengan pria lain yang lebih kaya.  Perusahaan yang dimiliki Ayahnya pun tak lepas dari kebangkrutan,  hutang yang semakin menumpuk membuat sang Ayah terpaksa menggelapkan dana besar dari Perusahaan Rama.  Beruntung Rama bersedia menutup mulutnya atas kasus ini dengan syarat keluarga Erina harus membayar semua biaya kerugian serta ganti rugi yang jumlahnya sangat besar.

Suara dering di handphone menggugah Erina,  memaksanya untuk bangkit meraih handphone yang ia letakkan di atas meja.  Tangannya bergerilya mencoba menggapai benda yang terus menimbulkan suara berisik itu.
Ia membulat kan matanya dan segera bangkit dari tempatnya begitu melihat nama yang muncul di layar handphone nya. 

" Nyonya Mahendra " ia membaca pelan.

"  halo selamat malam " sapa nya berusaha bersikap biasa.

" kemana saja kau?  Kenapa tidak menghubungiku? " tanya suara dari ujung telepon.

"  ah maaf.. Tante,  aku belum sempat menghubungimu karena aku sedang sibuk"

" Ya sudah,  bagaimana keadaan Rayyan?  Kau sudah bertemu dia kan? "

" te tentu. Dia baik baik saja,  yang saya dengar dia dan Rama akan melakukan pemilihan ulang sebagai direktur oleh dewan direksi"

" oh benarkah?  Aku senang sekali mendengarnya.  Putra ku akan bersaing dengan Rama untuk memperebutkan kekuasaan "

"  iya tante.. Dan juga.. Rayyan sedang menjalin hubungan dengan seorang gadis"

"apa?  Seorang gadis? Siapa gadis itu?  Apa dia putri dari Pengusaha terkenal?  Selebritis? Atau apa? " Wanita yang juga Ibu kandung Rayyan tampak tidak sabar mendengar jawaban Erina.

" bukan,  Gadis itu adalah karyawan rendahan yang bekerja di Perusahaan Rama.  Aku tidak tau apa yang terjadi tapi sepertinya Rama dan Rayyan sama sama menginginkan gadis itu"

" hanya bawahan? Ah yang benar saja,  kau tidak main main kan dengan apa yang kau ucapkan? "

" tidak tante.  Aku serius"

See You GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang