DDS-17

908 38 0
                                    

Assalamualaikum bestieehh!!
Ketemu lagi sama mey!
Jngn lupa vote and komen yaa!!
Typo bertebaran!

-happy reading-

DIJODOHKAN DENGAN SANTRI
part 17
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Ya Allah... Bunda deg deg an bangett, Semoga aja persalinan nya lancar". Ujar Naura di depan ruangan persalinan Riska.

"Udah bunda duduk dulu, dari tadi bunda berdiri mulu nggak pegel Bun?". Ujar Rasyid yang sedang duduk di kursi depan ruangan.

Bunda menoleh ke arah Rasyid, ia pun menuruti perkataan putra bungsu nya dan duduk di sebelah nya.

Sedangkan Ana, ia sedang membeli cemilan ke kantin di rumah sakit ini.

"Emang nya lahiran sakit ya Bun?". Celetuk Rasyid yang sudah menyandarkan kepala nya di lengan sang bunda.

"Ya kamu pikir aja ngeluarin bayi segede itu, sedangkan lubang tempat ngeluarin nya kecil, apa itu nggak sakit hah?". Jawab bunda nya sedikit emosi. Ia kesal, dikala begini malah mendapatkan pertanyaan yang konyol dari putra bungsunya.

"Iya bunda sakit banget, Nggak usah emosi gitu bun hehe". Ujar Rasyid terkekeh seraya menggenggam tangan bunda nya.

"Lagian kamu kayak nggak mikir aja".

Beberapa menit kemudian, Ana datang menghampiri mereka dengan membawa satu kantong plastik sedang berisi beberapa cemilan.

"Assalamualaikum". Ucap nya.

"Waalaikumsalaam". Jawab Naura dan Rasyid.

"Akhirnya kamu dateng". Pekik Rasyid segera menghampiri Ana dan menyuruh Ana untuk duduk diantara Naura dan Rasyid, di tengah-tengah mereka.

"Kamu beli apa aja?". Tanya Rasyid yang kini sudah mengambil kantong plastik yang Ana bawa.

"Itu beli susu kesukaan kamu sama ciki-ciki". Jawab Ana.
"Eh Bun, gimana teh Riska?". Lanjut Ana bertanya pada Naura.

"Belum ada ka--". Ucapan Naura terpotong karena suara bayi yang menggema di ruangan persalinan Riska.

"Ooeekk ooeekk ooeekk...".

"Alhamdulilah!!". Ujar Naura, Ana juga Rasyid.

"Terima kasih ya Allah,Akhirnya!!". Ujar Naura seraya menintikkan air mata haru nya.

"Ooeekk ooeekk ooeekk". Suara tangisan bayi kembali terdengar.

"Eh kok?". Heran Rasyid.

"Jangan-jangan kembar cucu bunda?". Ujar Naura dengan wajah yang berbinar-binar.

Beberapa puluh menit kemudian, keluarlah dua orang suster yang membawa brankar berisi Riska yang sedang tidur dan juga Varo dibelakangnya.

"Ini mau dibawa kemana nak?". Tanya Naura kepada Varo.

"Mau ke ruangan inap Bun, yuk". Ajak Varo, kemudian ia menggandeng tangan sang mertua untuk menuju ke ruangan inap diikuti oleh Ana juga Rasyid yang membawa peralatan Riska juga sang bayi.

"Oh iya bun, Cucu bunda kembar, dua-dua nya cowok". Ujar Varo, membuat Naura kembali menintikkan air mata nya.

"Alhamdulilah". Ujar Naura seraya mengusap air mata yang keluar dari ujung mata nya.

Rasyid dan Ana yang mendengar perkataan Varo itu pun ikut mengucapkan kalimat syukur.

"A'a juga pengen na, Punya anak kembar gitu". Ujar Rasyid membuat Ana tersipu malu.

"Iya sok buruan bikinin cucu buat bunda". Celetuk Naura yang mendengar perkataan Rasyid. Lagi-lagi Ana tersipu mendengar ucapan mertua nya.

"Iya Bun insya Allah secepatnya Ana bakalan hamil". Jwab Rasyid seraya menatap ke arah istrinya itu, membuat Ana memukul lengan Rasyid pelan.

"Buat nya aja belum". Bisik Ana pelan membuat Rasyid tertawa.

"Ya udah yuk kita pulang, Kita bikin cucu buat bunda yuk". Ajak Rasyid membuat Ana memukul lengan Rasyid sedikit keras, hingga tak terasa sudah berada di depan ruang inap Riska.

Didalam ruangan itu, terlihat Riska yang masih terlelap tidur, mungkin karena kelelahan melahirkan dua malaikat kecil nya.

"Assalamualaikum". Ucap mereka berbarengan. Tidak ada yang menyahut, karena diruangan itu hanya ada Riska yang sedang tertidur.

"Bang Varo". Panggil Rasyid.

"Iya?". Jawab Varo yang sedang duduk di sofa bersama bunda.

"Ini peralatan bayi sama teteh". Ujar Rasyid seraya menyerahkan dua tas agak besar yang dibawa nya dari rumah bunda.

"Oh iya, makasih yaa Al, na, maaf ngerepotin". Ujar Varo seraya menatap ke arah Rasyid juga Ana yang masih berdiri di dekat sofa.

"Iya bang nggak apa-apa, Nggak ngerepotin juga kok". Jawab Ana. Lalu Rasyid dan Ana pun segera duduk di sofa yang satu nya lagi, yang berada tak jauh dari sofa yang diduduki oleh Varo dan bunda.

"Nih diminum dulu susu nya". Suruh Ana dengan menyerahkan satu kotak susu ultra milk rasa original ke arah Rasyid.

"Makasih sayang". Rasyid pun meminum susu itu dengan memejamkan mata nya, ia bersandar pada sandaran sofa dengan mulut yang sibuk menyeruput susu kotak nya.

"Bunda, bang Varo mau?". Tawar Ana, ia menawarkan seblak yang ia beli tadi di kantin.

"Bunda udah kenyang, abisin aja". Jawab bunda sambil tersenyum menatap Ana.

"Iya Abang juga udah kenyang na". Jawab Varo. Ana mengangguk dan melanjutkan acara memakan seblak nya.

"Mauu ceker nyaa". Seru Rasyid yang melihat Ana memakan seblak dengan nikmat, ia jadi ngiler.

Ana menyodorkan satu ceker kepada Rasyid. "Nih ambil, Nanti tulang nya ke sini in aja". Tunjuk Ana ke arah kantong plastik kecil yang sudah ia sediakan untuk sampah tulang ceker nya.

Rasyid menerima ceker itu dengan senang, ia mulai memakan ceker itu dengan mata yang terus-terusan menatap Ana yang sedang memakan seblak.

Bucin sekali.

~~~

"Aaa lucu bangett bayi nyaa". Pekik Ana yang sedang menggendong salah satu ponakan baru nya. Dua bayi itu baru saja diantarkan oleh suster ke ruangan Riska.

"Udah nyiapin nama belum bang?". Tanya Rasyid yang berada di belakang Ana dengan tangan kanan nya yang memegang pinggang Ana, dan tangan kiri nya mengunyel-unyel pipi sang bayi.

"Udah dong". Jawab Varo bersemangat.

"Siapa pa?, Kok mama nggak tau?". Ujar Riska yang sekarang sudah duduk sambil makan disuapi oleh bunda.

"Kan biar surprise ma". Jawab nya.

"Jadi siapa namanya?". Tanya Naura yang ikut-ikutan kepo.

"Kakak nya namanya 'Arfan Ahmad Maulana' adek nya 'Arfin Ahmad Maulana'". Jawab Varo seraya tersenyum.

"Waahh apan sama apin". Pekik Ana kegirangan, ia sangat menyukai anak kecil terutama bayi.

"Eh iya juga ya apan apin dipanggil nya lucu". Ujar Riska tertawa.

~~~

TOBECOUNTINED

Makasih udah baca cerita ini!!
Jangn lupa vote and komen yaa!

See you to the next chapter!!
Assalamualaikum!!

Senin, 14 Maret 2022
15.52

Dijodohkan Dengan Santri {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang