DDS-20

1K 32 2
                                    

Assalamualaikum everyone-!!
Ketemu lagii!
Maaf yaa lamaa, kelupaan hehehe!!
Jangan lupa vote and komen yaa gaiss!!

Btw, Marhaban ya Ramadhan yaa semuaa!

-happy reading-

DIJODOHKAN DENGAN SANTRI
part 20
.
.
.
.
.
.
.

"A' berarti kita harus izin sama orang tua kita ya a'?". Tanya Ana pada Rasyid yang sedang melilitkan kaki juga tangan nya ke tubuh Ana.

Mereka pindah ke sofa ruang keluarga, setelah Om Syam pulang.

"Iya dong harus, besok yuk mau nggak?". Ajak Rasyid sambil mendongak menatap Ana.

"Ana ikut a'a aja".

"Ya udah berarti besok aja, soalnya malem sekarang kita kan ada rutinan pengajian di rumah guru a'a". Ujar Rasyid, ia kembali menduselkan kepala nya ke leher Ana, menghirup dalam-dalam aroma Red Berry yang menyeruak di tubuh Ana.

"Oh iya bener, Ana lupa".

"Eh kamu udah siapin baju buat kita pake nanti malem belum?". Tanya Rasyid.

"Oh iya Ana lupa, Yuk temenin Ana nyiapin". Ajak Ana yang sudah berdiri sambil menarik-narik lengan Rasyid agar ikut dengan nya.

Bukan nya berdiri, ia malah merentangkan tangan nya meminta Ana untuk menggendongnya.

"Apa ai kamu?, Kamu teh udah gede masa mau digendong?". Tanya Ana dengan sedikit basa Sunda nya.

"Hih, kamu juga tadi minta gendong, padahal kamu udah gede, Jadi gantian sekarang". Jawab Rasyid tak mau kalah.

"Sok buru atuh berdiri di kursi". Ujar Ana, ia akan mencoba menggendong Rasyid yang berat nya seberat dosa-dosa nya.

Rasyid sudah berdiri di atas sofa, ber ancang-ancang akan menaiki punggung Ana yang berada di depan nya.

Dan... Hap!

Ia sudah berada di atas punggung Ana, namun tak sepenuhnya menindih Ana, ia masih menahan tubuhnya agar tidak terlalu membuat Ana keberatan.

"Aduhh, A'a berat banget ih a'a, Turun!". Pekik Ana kala ia merasa akan jatuh karena Rasyid yang ia gendong di belakang nya dengan tangan yang melilit erat leher nya, tapi tidak mencekik.

Merasa kasihan kepada sang istri, lantas Rasyid pun turun. Ia beralih memeluk Ana dari depan seraya tertawa.

"Hahaha, maaf ya sayang". Ujar Rasyid mengelus kepala Ana dan mencium nya.

"Maaf maaf, Berat tau, encok pinggang Ana". Ia mengelus pinggang nya yang terasa sedikit sakit.

"Utututuu cayang nya a'a, Sini sini a'a gendong". Rasyid pun menggendong Ana, hingga kaki Ana melilit di pinggang Rasyid sedangkan tangan nya memeluk leher Rasyid dan menenggelamkan wajah nya disana. Seperti koala.

~~~

"Mau yang mana?". Tanya Ana pada Rasyid yang sedang memainkan ponsel nya di atas ranjang.

Ana menunjukkan dua buah baju gamis berwarna putih dan biru.

"Eeuumm...kata kamu a'a bagus pakai yang mana?".

"Kalau kata Ana nih ya, a'a tuh ganteng pakai yang warna putih, kayak a'a waktu di pesantren dulu, yang bikin Ana ter gila-gila sama a'a". Ungkap Ana sambil tertawa, membuat Rasyid ikut tertawa.

"Eh emang kita udah saling kenal waktu a'a masih di pondok?". Tanya Rasyid heran, mereka kini sudah duduk di atas ranjang.

Rasyid sepertinya ingin bertanya-tanya banyak kepada Ana.

Dijodohkan Dengan Santri {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang