DIJODOHKAN DENGAN SANTRI
part 23
.
.
.
.
.
.
."Udah siap?". Tanya Rasyid.
Kini mereka sedang bersiap akan menuju rumah bunda.
Ana mengangguk sebagai balasan. Ia memakai baju gamis hitam dengan kerudung pashmina berwarna biru nevy tak lupa masker hitam dukcbill, serta tas selempang berwarna hitam.
Sedangkan Rasyid, ia menggunakan baju Koko berwarna biru nevy, senada dengan warna kerudung Ana, juga sarung berwarna hitam serta masker hitam dukcbill.
Mereka terlihat serasi.
"Ya udah yuk, sini a'a gandeng". Ajak Rasyid, ia mengulurkan tangan nya dan Ana pun menerima uluran tangan itu.
Rasyid terlebih dahulu memakaikan Ana helm bogo berwarna merah maroon, tetapi, Ana hanya diam dengan tatapan datar nya.
Kemudian Rasyid mengeluarkan motor nya, sedangkan Ana menutup dan mengunci gerbang rumah nya dulu dan segera menghampiri Rasyid.
Rasyid terlebih dahulu menurunkan pijakan kaki menggunakan tangan nya, agar Ana lebih mudah menaiki motor nya. Ana pun menaiki motor nya dengan memegang bahu Rasyid.
Rasyid menarik tangan Ana agar memeluk nya, tak ada penolakan dari Ana, ia hanya menuruti keinginan suami nya.
Setelah dirasa Ana sudah siap, Rasyid melajukan motor nya. "Bissmillah...".
~~~
Setelah memarkirkan motor nya di depan rumah sang bunda, Rasyid membukakan helm Ana dan menyimpan nya di atas meja depan rumah bunda.
Di garasi terlihat mobil milik umi dan walid terparkir, yang artinya, mereka sudah datang lebih dulu dari Rasyid dan Ana.
Ana yang sedang merapihkan kerudung pun terlonjak kaget ketika Rasyid merangkul pinggang nya.
"Astaghfirullah". Ujar nya kaget.
"Hehe, yuk ke dalem". Ajak Rasyid. Mereka pun memasuki rumah dengan tangan Rasyid yang masih merangkul pinggang Ana, sedangkan tangan Ana memegang baju Koko Rasyid.
"Assalamualaikum". Ujar mereka. Mereka langsung masuk tanpa mengetok karena pintu nya sudah terbuka lebar.
"Waalaikumsalaam". Jawab semua orang yang ada di dalam.
"Alhamdulillah yang di tunggu-tunggu akhirnya datang jugaaa". Pekik bunda, ia segera menghampiri menantu kesayangan nya dan memeluk nya.
"Anaa sayaangg, bunda kangen banget sama kamu nak". Ujar bunda setelah melepaskan pelukannya.
"Ana juga kangen sama bunda". Jawab Ana sambil mengelus lengan mertua nya itu.
"Anak nya nggak di kangenin nih?". Tanya Rasyid dengan wajah yang cemberut. Bunda hanya terkekeh melihat nya.
"Iyaa sini-sini bunda juga kangen sama anak bungsu bundaa". Bunda Naura beralih memeluk anak bungsu nya, di balas pelukan tak kalah erat dari Rasyid. Tak ayal, ia sangat merindukan bunda nya, meskipun baru beberapa hari mereka tak bertemu.
"Ya udah yuk ke dalem udah ada umi sama walid kamu". Ajak bunda, mereka pun segera masuk ke dalam.
"Eh anak umi". Sapa umi Marwa, ia beranjak dari duduk nya menghampiri Ana, Ana segera menyalimi tangan umi nya dan memeluk umi nya erat.
"Ana kangen sama umi". Ujar Ana.
"Iyaa umi juga kangen sama kamu nak". Ujar Umi Marwa. Mereka pun melepaskan pelukannya.
Kemudian Rasyid menyalimi tangan mertua nya sambil memeluk nya sebentar.
"Gimana anak umi? Rewel nggak? Atau manja?". Tanya umi Marwa sambil menggoda Ana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dijodohkan Dengan Santri {On Going}
Teen Fictiondulu, menikah denganmu hanyalah angan ~ - Kiana Khansa Ranisa hal paling terindah adalah menikah denganmu - Rasyid Alfian