13;; Bersama

328 83 31
                                    

[Author's POV]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Author's POV]

Gedung kantor yang memiliki dua lantai berada di perbatasan antara Seocho dan Apgujeong menjadi tempat persembunyian sepuluh orang yang masih selamat setelah gedung sebelumnya berhasil dimasuki oleh para manusia berdarah. Berbekal sisa makanan dari supermarket, mereka berusaha bertahan hidup di sana dengan tidur ditemani cahaya rembulan yang masuk ke celah-celah jendela sebab listrik sudah tidak berfungsi lagi di gedung itu. Mereka tidur di bawah lantai, berselimut menggunakan kain-kain yang mereka temukan.

"Joohyun-a... Joohyun-a..."

Joohyun langsung terbangun karena terkejut dibangunkan oleh Seokjin. Perempuan itu duduk lalu memandang Taehyung yang masih terlelap di sofa. Terlihat Joohyun bernafas lega saat melihat Taehyung masih ada di sana sebab dalam tidurnya bermimpi lelaki itu pergi sendirian meninggalkan semua orang.

"Joohyun, makanlah." Seokjin memberikan roti dan sebotol air pada Joohyun yang hanya terima makanan itu tanpa berniat untuk dimakannya. Dia sama sekali tidak merasa lapar, terlebih melihat kondisi Taehyung saat ini. Memikirkan lelaki itu membuat Joohyun semakin khawatir karena setiap bergerak, Taehyung meringis kesakitan.

"Apa yang harus kita lakukan, Sajangnim?" Ujar Joohyun memandang Seokjin dan yang lainnya sedang berada di posisi masing-masing, "Apa yang harus kita lakukan sekarang?"

"Makan dulu, Joohyun-a. Nanti kita bicarakan." Balas Seokjin yang membuka roti miliknya lalu disodorkan pada Joohyun, "Meogo (makanlah)."

Tapi Joohyun malah menangkis roti itu hingga terlempar ke lantai, "Sirheo, aku sama sekali tidak nafsu makan. Setiap kali aku mencoba menelan makanan, rasanya seperti menelan kotoran yang ku paksakan."

"Joohyun, kita harus bertahan hidup. Kita semua. Kau, aku, Yeri, Seungwan, Sooyoung dan yang lainnya. Kita semua." Seokjin menatap penuh Joohyun, "Kau juga harus kuat. Dan cara agar kau kuat adalah kau harus makan selagi kita bisa mendapatkan makanan."

Roti baru yang belum dibuka diberikan di atas telapak tangan Joohyun yang malah memandang ke arah Taehyung lagi, "Dia juga belum makan sejak kemarin."

Seokjin menghela nafas. Dirinya yang berusaha agar Joohyun makan dan baik-baik, tapi tetap saja perempuan itu lebih mengkhawatirkan Taehyung. Seokjin pun memandang Taehyung yang masih terlelap di sofa dengan tatapan tidak suka. Dalam hati Seokjin berujar, 'Kenapa kau tidak mati saja sekalian?'

Tanpa disadari, tatapan Seokjin yang kelihatan sinis pada Taehyung tertangkap oleh Jimin. Mungkin merasa sedang diperhatikan, Seokjin beralih ke arah Jimin, "Mwo?"

Jimin mengacuhkan Seokjin lalu bangkit berdiri sambil membawa pemukul bisbol dengan banyak paku, "Aku akan memeriksa keadaan gedung."

Saat Jimin hendak melangkah, Seulgi ikut bangkit berdiri dan sudah siap dengan pisau dapur ukuran 10 inchi di tangan, "Aku ikut denganmu."

Life Goes On [삶은 계속된다]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang