5;; Rencana Perjalanan

396 96 95
                                    

Yang enggak vote dan comment alias sider, pantatnya bisulan!

Yang enggak vote dan comment alias sider, pantatnya bisulan!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Yeri's POV]

Hari ini harusnya aku bisa menikmati masa akhir liburanku bersama teman-teman sebelum ujian. Tapi tidak ku sangka aku berada di bus dalam keadaan seperti ini. Banyak hal yang berkecamuk dalam dada dan pikiranku. Aku memikirkan Ayah, Ibu yang sedang mengandung, dan orang-orang yang bersamaku saat ini.

Apakah aku bisa selamat? Apakah akan ada jalan keluar? Apakah aku dan Jungkook bisa kembali sekolah? Bagaimana kabar Appa dan Eomma? Memikirkan itu semua tanpa jawaban membuatku semakin khawatir dan takut. Aku juga tidak tau apa yang ku lakukan dan hanya mengikuti rencana para orang dewasa yang berusaha menyelamatkan diri dari situasi ini.

Pesan Ayah pun membuatku semakin bersalah dan menyesal. Seandainya jika tau kalau hal ini akan terjadi, akan lebih baik aku ikut bersama kedua orang tua ku ke sungai Hangang untuk melihat kembang api tahun baru. Aku juga menyesal sempat mengatakan yang tidak seharusnya pada Ayah.

Aku bilang kalau aku benci punya Ayah sekarang. Aku lebih suka jika tidak memiliki seorang Ayah sehingga Ibu bisa lebih memperhatikanku dan tidak memiliki anak lain. Benar, aku memang egois dan kekanakan. Aku tidak akan mengelaknya. Dan kini aku menyesal jika kenyataan tidak bisa bertemu dengan Ayah lagi.

Bagaimana kalau Ayah dan Ibu juga sudah berubah? Lalu, bagaimana dengan calon adikku?

"Gwaenchana?"

Aku menoleh pada Sooyoung eonnie yang duduk disampingku. Jujur, aku masih gemetar ketakutan teringat kejadian tadi saat dikejar-kejar oleh para manusia berdarah. Bayang-bayang bahwa aku mati atau berubah seperti manusia berdarah itu terus menghantuiku. Aku takut.

"Yeri-ya."

Aku merasakan tangan seseorang menggenggamku hangat. Ketika mendongak, aku melihat Joohyun eonnie yang berjongkok sambil menggenggam tanganku. Joohyun eonnie tersenyum. Senyumannya cantik sekali walau rambutnya berantakan dan pakaiannya dipenuhi darah, tapi tetap tidak menghilangkan kecantikannya. Aku sebenarnya mengagumi kakak tiriku ketika pertama kali diberitahu oleh Ayah. Dan aku senang bahwa aku memiliki kakak yang sangat cantik, baik, dan lembut seperti Joohyun eonnie.

"Semua akan baik-baik saja, Yeri-ya. Tetap bersamaku, arachi? Kita akan menemukan Appa dan Eomma. Kita pasti bisa menemukannya."

Mendengar Joohyun eonnie berkata seperti itu berhasil memberikanku secercah harapan. Seketika rasa takut dan khawatirku perlahan memudar sebab melihat keyakinan Joohyun eonnie. Aku pun mengangguk membalas ucapannya. Benar, aku harus menemukan Ayah dan Ibu apapun yang terjadi. Aku mencoba kuat seperti Joohyun eonnie lakukan sekarang.

"Jim... Yaaa Jimin-a..." Seulgi eonnie memanggil dengan berbisik di bawah pintu atap karena setelah Jimin oppa keluar, tapi tidak kunjung kembali. Tak lama, Jimin oppa melongokkan kepala ke bawah, "Wae..."

Life Goes On [삶은 계속된다]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang