25;; Keputusan Gila

154 35 34
                                    

[Joohyun's POV]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Joohyun's POV]

Enam jam yang lalu, kami berusaha untuk menyelamatkan Jungkook. Kini, lelaki itu sudah sadar, terlihat lemas dan tidak berdaya karena kehilangan sebelah kakinya dan mengeluarkan banyak darah. Meski kami telah berusaha dengan memotong sebelah kakinya agar virus tidak tersebar--entah apakah ini berhasil atau tidak--untuk pencegahan, Jungkook ditempatkan di dalam toko yang kami jadikan kamar untuknya. Kami pun masih memantau keadaan Jungkook. Beruntung, di mall ini memiliki persediaan obat-obatan.

"Ini salah ku." Ujar Namjoon. Sejak kemarin, lelaki itu selalu menyalahkan dirinya sendiri karena Jungkook tergigit manusia berdarah, "Aku yang tidak memperhatikannya. Aku yang tidak berusaha menjaganya. Seandainya aku langsung membawanya pergi, Jungkook tidak akan tergigit."

"Sssttt... Sudah, Namjoon-ssi. Ini bukan salahmu." Aku berusaha mencoba menghiburnya, "Tidak ada yang tau apa yang terjadi selanjutnya. Kita hanya bisa terus berusaha."

"Kejadian ini memang bukan salah Namjoon atau siapapun, tapi salah Jungkook sendiri." Taehyung berujar sambil menyalahkan Jungkook yang sedang terlelap, "Seandainya dia tidak bertindak bodoh, dia tidak akan mungkin tergigit! Dia yang bodoh dan karena dia juga kita semua bisa mati ikut tergigit!"

"Taehyung-a..." Aku mencoba memperingatkan karena suaranya terdengar meninggi. Kemudian, Taehyung beranjak pergi membuatku ingin mengejar, namun ditahan Seulgi, "Biarkan dia sendiri dulu."

Aku hanya menghela nafas. Semua orang tampak saling menyalahkan diri sendiri. Dan aku... Apakah aku terdengar egois, jika aku malah memikirkan Yeri dan ingin segera bertemu dengan Ayah ku di sekolah Yongsan? Meski situasi di sini sangat tidak memungkinkan untuk melakukan rencana selanjutnya?

"Apakah kita harus mengabarkan yang lain bagaimana keadaan Jungkook?" Tanya ku pada Jimin, Namjoon dan Seulgi yang ada bersama ku saat ini, "Pasti Seungwan dan Hoseok juga menunggu kabar kita. Apalagi Yeri saat tau kalau Jungkook selamat, tetapi kini malah tergigit manusia berdarah."

"Argh, ini membuatku frustasi!" Jimin mengusak surainya. "Lalu, apa selanjutnya jika kita mengabarkan keadaan Jungkook? Apa kau tidak berpikir mereka akan berusaha ke sini?"

"Tidak, kita bisa menghubungi mereka menggunakan drone. Jika mereka berniat ke sana, aku akan bilang biar aku yang ke sana." Ide gila ini membuat yang lainnya menatap ku, "Aku memang sudah berencana untuk ke sekolah Yongsan. Ada Ayahku di sana."

"Aku tau kalau ada orang tuamu di sana, tapi apa kau yakin bisa ke sana sendirian? Kau bisa membunuh manusia berdarah?" Balas Jimin.

Kala aku ingin membalasnya, Seulgi berujar, "Jika kita punya pilihan menetap di sini atau ke sekolah Yongsan, aku akan pilih tetap di sini. Aku sudah lelah harus berlari ke sana-ke mari mencari tempat perlindungan, aku takut berhadapan dengan manusia berdarah secara langsung dan tidak mau lagi menjadi beban orang-orang di sekitarku. Toh, di sini juga kita banyak makanan, pakaian, listrik dan aman dari manusia berdarah, jadi kenapa kita harus keluar lagi?"

Life Goes On [삶은 계속된다]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang