1. LEMBAR FORMULIR

143 46 33
                                    

Enjoy reading ⑅

Diawali dengan pagi yang sangat cerah, dimana sang surya mulai meruntuhkan embun embun dingin diluar sana.

" Ada apa Za?, jangan gedebug an gitu rasanya kaya mau roboh rumah," ucap seorang pria paruh baya menegur Azalia.

" Yah, Beti ilang yahh," jawabnya panik.

Beti adalah seekor kucing jalanan yang dipelihara oleh Azalia dari umur 12 tahun, kucing itulah yang menemani Aza ketika ayahnya sedang bekerja.

" Kok bisa ilang?"

" Gak tau, tadi pas Aza mau ngasih makan Beti nya ga ada, udah dicari juga tetep ga ada."

" Udah udah, nanti Ayah bantu cari, sekarang kamu siap siap dulu ini udah mau jam 7 loh," ujar sang Ayah menenangkan.

Azalia pun berjalan menuju kamar nya dengan raut wajah yang amat lesu, sungguh, dalam hatinya masih terdapat rasa khawatir terhadap kucingnya.

■ ■ ■

Setelah bujukan Ayahnya untuk berangkat sekolah ia pun akhirnya sampai di depan ruang kelas nya.

Cara berjalannya tampak sangat tak bertenaga. kaki kakinya diseret, badannya dicondongkan ke depan seperti terdorong oleh beban hidup alias beban tas.

" Suram amat tuh muka, kenapa lo? " Sapa Jingga melihat Azalia yang memasuki kelas dengan malasnya.

" Lo mending diem deh Jing," jawab Azalia menatapnya tajam.

" Buset, sensi amat lo kayak masker, pms lo?" Sahutnya di iringi gelak tawa.

Jingga akhirnya mengampiri sahabatnya tersebut.
Merasa ada yang menepuk bahunya Azalia pun mengangkat wajahnya menghadap jingga.

" Beti ilang," ucapnya singkat.

" Oh."

Memang sudah beberapa kali kucing tersebut menghilang, dan membuat majikan nya seperti ini.

Seorang guru pun mulai memasuki kelas 9C tersebut, jingga pun menyadarkan azalia yang tampak melamun.

" Za ada guru Za, gue balik ya, " ucapnya lalu kembali ke tempat duduknya, ia duduk tepat di belakang Azalia.

" Assalamualaikum anak anak," sapa Bu Lusti membuka kelas.

" Sekarang buka buku ppkn halaman 71, dan kerjakan tugas tabel yang ada disitu," tambahnya.

Para murid pun mulai sibuk mengeluarkan buku dan alat tulisnya masing masing, ada juga yang berbisik bisik membicarakan waktu.

" Ini kenapa kursi nya banyak yang kosong? Kemana yang lain? " Tanya Bu Lusti memperhatikan bangku- bangku yang kosong.

" Masih dikantin Bu," jawab salah satu murid.

" Loh, udah masuk kok masih di kantin sih, mau dihukum apa gimana? " Ucap bu Lusti.

" Karena bel nya belum bunyi Bu, bel masuk masih 15 menit lagi, Ibu kecepetan masuk nya," sahut Aza sedikit kesal.

Bel masuk memang belum berbunyi, awalnya mereka berpikir mungkin saja bel sekolah sedang rusak, namun setelah melihat jam ternyata belum waktu nya memulai pelajaran.

EUDAIMONIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang