Enjoy reading ⑅
Riuh suara debat terdengar dari ruang osis tersebut. Namun bukan hanya anak osis yang berdebat. Tapi juga bersama dengan anak PMR." Gabisa gitu, bakti sosial ni tugasnya anak pmr," cetus Azalia.
" Tapi tugas ini juga tugas anak osis," ujar Jingga tak terima.
" Kalian ambil bansos kita yang berangkat," sahut Syera.
" Udahlah woy, ngapa kalian yang debat sih," tegur Adellyn menengahi.
" Lo juga, ketua osis tapi diem aja. Ketua apaan tuh," tambahnya.
" Tapi lo demen kan," celetuk Daryan.
" Gak nyambung lo," ujar Adellyn memalingkan wajahnya.
Azalia memutar bola matanya malas kala melihat kedua kakak kelasnya ini.
" Roro Jonggrang ketika dibangun kan candi, tetep gak mau."
" Lah kamu cuma dikasih kata kata begitu, langsung suka."
" Emm, terlalu," sahut jingga.
Gelak tawa menggelegar memenuhi ruangan. Sedangkan Adellyna merasa malu dua kali lipat dari sebelumnya. Namun Daryan malah ikut bertawa bersama kawan kawan nya.
" Udah udah, sekarang yang narik banson anak osis," ujar Rean mengambil suara saat suara tawa mulai mereda.
" Nanti yang ke lokasi perwakilan dari anak OSIS sama PMR," sahut Daryan
" Dari PMR nanti tiga orang. Rean, Syera, Azalia. Anak osis empat orang. Dellyn, Eldio, Jingga, sama gua."
" Setuju?"
Saat semuanya mengangguk sebagai tanda setuju. Kini beberapa sudah keluar dari ruangan panas tersebut.
Huhh.. kapan kah kepala sekolah akan membenarkan kipas di ruang osis, sangat menyiksa.
" Kantin dulu lah," ajak jingga.
Ketiga gadis tersebut berjalan menuju kantin yang letak nya tepat di belakang kelas mereka.
" Heh heh, merapat dikit sini."
" Lo pada ngerasa ada yang liatin kita gak sih."
Azalia celingak celinguk melihat sekitar setelah mendengar ucapan jingga barusan.
Ia melihat gadis yang tengah duduk di kursi, yang jaraknya dua baris dari bangku yang mereka duduki saat ini. Gadis itu tampak ingin berjalan ke arah mereka namun berbalik dan mengurungkan niatnya.
" Iya noh kesia, depan nya mie ayam," tunjuk Azalia pada Kesia.
" Ealah dia ternyata," ujar Syera menggeleng gelengkan kepalanya.
" Gimana si Rio?" Tanya Syera.
" Asal lo tau, dia malah bilang ' yaelah za'."
" Gua kesel jadi gak gua ladenin hehe," ucapnya cengengesan.
" Biarin aja lah, tapi jangan sampe musuhan juga," tutur Jingga.
Syera mengernyit bingung mendengar perkataan Jingga. " Tumben lo bijak."
" Hehe, habis scroll ig kata kata bijak kemaren malem, udahlah ayo balik kelas."
■ ■ ■
" Gausah kebanyakan ba bi bu be bo. Mau lo apa?" Tegas nya.
" Gue minta maaf."
KAMU SEDANG MEMBACA
EUDAIMONIA
JugendliteraturSebuah Kisah pertemuan antara seorang gadis bernama Azalia Ghianara, dengan seseorang yang rupanya selama ini ia cari. Kisah kehidupan yang selama ini ia jalani, hanya dengan ayah nya. Juga dengan menyimpan rasa rindu terhadap bunda dan kakak nya. ...