25. cerita nenek.

39 30 7
                                    

Enjoy reading ⑅

_______________________


Saat  tangis Daryan mulai mereda, nenek mencoba untuk menjauhkan bantal dari muka Daryan.

Beliau akan mencoba untuk menjelaskan sedikit demi sedikit kejadian di masa lalu.

" Dar," panggil nenek pelan.

Beliau menangkup muka Daryan agar menghadap ke arahnya.

" Sini tiduran," pintanya sambil menepuk bantal kursi yang berada di sofa.

Daryan pun menuruti kata nenek nya dan mulai merebahkan dirinya di sofa panjang yang terletak tepat di sebelah kursi yang di duduki Nenek nya.

" Dar, kamu tau gak. Orang yang didonorin matanya sama Tante Lea itu- Aza."

" Dan foto bunda kamu yang jatuh dari dompet ayah kamu itu, nenek ambil pas di rumah sakit. Waktu itu, pikiran nenek udah kalangkabut. Nenek gak kepikiran buat nanya apapun ke Ayah kamu."

" Waktu itu nenek baru dapet kabar tante lea udah ga ada, dan ternyata, dia udah daftarin matanya untuk didonorkan. Entah kebetulan atau bagaimana, adek kamu orang yang akan menerima mata Tante Lea."

" Pas ayah kamu mengeluarkan sesuatu dari dompetnya, foto bunda kamu jatuh. Tapi, Nenek lupa buat ngasih tau kamu dan bunda. Dua bulan nenek masih berduka, sampai nenek akhirnya lupa sama foto itu."

" Tapi waktu kita beres beres akan pindah kesini, Nenek nemu foto itu lagi."

" Dan sore ini, waktu Azalia memperkenalkan diri. Nenek seolah langsung kenal sama dia, sama matanya. "

" Mereka pasti juga nyari kamu Dar. Tapi, mungkin ada saatnya mereka nyerah juga. Atau mungkin belum menyerah."

Daryan sama sekali tidak menanggapi, ia hanya diam dan mencoba menahan isak semampunya.

" Kita, kesana ya besok?" Ajak Nenek.

Daryan pun akhirnya bangkit, ia melihat nenek nya sudah turut berlumuran air mata. Ia pun mengangguk pelan menerima ajakan Nenek nya.

" Aku mau, Nek," ucapnya dengan suara parau.

____________________

Pagi ini Azalia terbangun lebih awal, meskipun malam tadi ia tidur sangat larut. Tapi entah mengapa matanya ini seolah enggan tertutup lebih lama lagi.

Udara sangat dingin karena hujan terus turun hingga pukul 2 dini hari. Malam tadi, ia meminta izin untuk menginap di rumah Adellyna pada ayah nya.

Ia rasa, ia tak sanggup melihat ayah nya untuk hari ini. Keadaan nya sangat kacau. Dan sekarang, baru pukul setengah enam pagi, ayah nya sudah menelpon.

Ayahanda

" Za, pulang sekarang, ya?"

" Kenapa, yah?"

" Kamu pulang dulu, minta kak Dellyn anterin ya, hati hati dijalan."

Telpon pun terputus begitu saja. Ia mendengar suara ayahnya sedikit serak. Ia pun mulai berpikir tentang kejutan apa lagi yang akan ia dapat pagi pagi begini?

EUDAIMONIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang