24. kebenaran.

41 28 4
                                    

Enjoy reading ⑅

________________________


" Yahh ditutup, masa lewat depan sih," keluh Azalia saat melihat pintu belakang rumah itu ditutup.

Ia pun mulai berjalan untuk keluar lewat depan, tak lupa ia mengucap permisi saat melewati Nenek yang duduk menonton tv di ruang keluarga.

Saat sampai di ruang tamu, melihat foto orang yang sama persis dengan orang yang berada di foto yang ia letak kan di kamar nya.

Ia diam membeku melihat foto tersebut, sepersekian detik setelahnya, matanya terasa panas.
Apakah dugaan nya ini benar?

Wanita itu, terlihat sama persis dengan bundanya. Kini, kalimat Jingga yang menyamakan foto bayi kakak nya dengan Daryan kembali terputar di otaknya.

Ia pun berpikir, apakah Ian berarti- Daryan?

" Za," suara seseorang membuyarkan lamunan nya. Namun suara itu, membuatnya semakin ingin menangis.

" Kak...."

" Loh, kenapa?" Tanya Daryan khawatir.

Nenek pun keluar dari balik tirai yang menjadi pembatas antara ruang keluarga dan ruang tamu tersebut.

" Nak Aza," panggil nenek nya.

" Anak nya bunda Irma ya?" Ucap nenek sekali lagi dengan nada sangat lembut.

Ia mengangguk ribut sambil terus mengusap buih buih air mata.
Pipi Azalia kembali basah walau sudah berkali kali ia bersihkan. Sedangkan disana, Daryan turut diam membeku mencerna kalimat nenek nya.

" Lo? "

Satu kalimat saja terasa sulit diucapkan. Rasanya, lidah Daryan begitu kelu. Banyak hal terpikirkan di otaknya. Bahkan, jujur saja ia tak mengerti apa yang terjadi saat ini.

Dan disisi lain, ternyata ada Adellyna yang turut terkejut mendengar hal itu. Ia yang baru saja akan masuk langsung menghentikan langkah nya. Menepis semua rasa keingin tahu an nya dan memberi ketiga orang tersebut ruang.

" Ma-" tenggorokanya kembali tercekat, suaranya teredam isakan nya sendiri.

" Maafin Aza kak."

Ia pun tak tau, kenapa ia mengucapkan kata maaf, ia bahkan tau tau wajah kakak nya sebelum ini. namun, kata itu terlontar begitu saja lewat mulutnya.

" Nek- boleh tolong jelasin?" Pinta nya pada sang nenek dengan suara parau.

"Ryan, jujur nenek juga gak tau apa apa. Tapi- saat pertama kali liat Azalia, nenek langsung mengingat dua orang, salah satunya bunda kamu."

" Dia ini, mirip sekali dengan bunda kamu. jadi, nenek sengaja naro foto bunda kamu di ruang tamu, nenek juga sengaja ngunci pintu belakang, biar dia lewat depan. Bunda kamu pernah cerita, dia punya anak cantik yang menunggu dirumah. Azalia namanya. Tapi kamu tau sendiri hal yang membuat kalian tak bisa pulang."

" Bunda kamu bahkan belum sempat lihat kamu di akhir hayatnya, Za."

Azalia meluruh, ia terduduk dengan kasar di lantai setelah mendengarkan fakta bahwa Bundanya telah tiada. Ia bahkan tak diberi kesempatan untuk menatap wajah indah Bundanya.

" Kamu inget foto bayi yang ada di dompet bunda kamu? Itu satu satunya foto yang ada karna waktu itu ada di saku bundamu, bukan di dompet. Dia punya tanda lahir di lehernya. Kenapa nenek selalu ingat itu? Karena nenek mau, kalo andaikan nenek ketemu sama dia, nenek mau satukan kalian lagi. Kamu bilang mau ketemu adek sama ayah kan?"

" Dan nenek liat tanda itu di leher azalia tadi sore, dan cara nenek  naro foto bunda kamu juga berhasil," jelas nenek panjang lebar.

Hati Azalia berkecamuk, ia ingin menangis dan berteriak sekeras kerasnya. Mengapa ia harus mendengar ini sendiri tanpa dampingan sang Ayah. Ia tak bisa menjadi sekuat itu.

" Kamu tau foto Bundamu yang ada di dompet nenek? Itu foto yang jatuh dari dompet ayah kalian."

" Nenek awalnya mau cari kamu lagi Za, tapi setelah pindah nenek bahkan gak tau alamat kalian."

" Pindah? Dompet ayah?"

" Gimana nenek bisa tau ayah aku?" Tanya Azalia yang masih disertai isaknya.

" Hal itu, akan nenek ceritakan lain waktu."

" Lo- beneran adek gue?"

Azalia tak mampu bicara, air matanya turun semakin deras. Lidahnya kelu, matanya menatap ke langit langit seolah berkata.

" Tuhan, apakah ini kebenaran nya?"

Daryan berjalan kaku menuju Azalia yang masih terduduk lemas di lantai. Ia berjongkok lalu mendekap kedua pipi sang adik. Ia amati dengan seksama wajah yang sudah lama tak ia lihat itu. Tangan nya bergetar hebat. Matanya semakin memanas.

Ia berpaling. Ia tak ingin memperlihatkan wajah berlumur air matanya pada gadis itu. Ia berjalan mundur.

" Za."

Kali ini, Adellyna yang memanggil, jam sudah menunjukan pukul sepuluh malam, ia khawatir dengan Azalia yang terus terusan menangis. Lagipun, pulang terlalu malam juga tidak baik.

" Ayo pulang, gue anter," ajak Adellyna pelan.

Nenek pun menghampiri Azalia yang masih terduduk di lantai untuk membangunkan nya.

" Nenek akan bicara dengan Daryan dan ajak dia pulang kerumah besok, Kamu tenang ya?" Ucap nenek sambil memegang kedua bahu Azalia.

" Kami pamit dulu," ucap Adellyna.

Ia pun menuntun Azalia untuk berjalan keluar rumah. Azalia berjalan sangat lambat, tubuhnya terlihat lemas. Matanya merah dan sayu. Rambutnya terlihat basah dan sedikit acak acakan karena air mata.

Azalia pun bersender ke punggung Adellyna setelah menaiki motor.

_____________

Sesaat setelah suara motor tak lagi terdengar. Daryan luruh, kini giliran nya terduduk di lantai. Ia masih terdiam. rasanya, ia benar benar tidak tau apapun yang terjadi barusan. Ia sama sekali tidak mengerti.

Nenek nya pun mendekati dirinya untuk menuntun Daryan ke sofa.  Daryan menangis sejadi jadinya. Nenek hanya diam membiarkan lelaki itu menumpahkan seluruh air matanya.

Usapan lembut di rambut membuat tangis nya semakin mengeras. Saat ini ia sudah tak peduli dengan sekitar, ia hanya ingin menangis.

" Kamu tenangin dulu ya, kalo udah nenek bakal cerita."

Hanya anggukan lemah yang Daryan berikan sebagai jawaban.

Seluruh tubuhnya terasa sangat kaku, tenggorokan nya tercekat. Bahkan, kini bantal yang ia gunakan sebagai penutup wajah nya sudah basah, Sangat basah.

Ia rasanya tak percaya, hatinya berkali kali mempertanyakan kebenaran hal ini.

" Apakah ini faktanya?"
" Lalu kenapa baru sekarang?"

Ia membiarkan semua pertanyaan itu ikut hanyut dalam tangisnya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

part berikutnya adalah kejelasan masa laluu ( spoiler wkwk)

Okeyy makasii buat yang udah baca, jangan lupa votmen yaaa!!

Babay lup yuu ( ◜‿◝ )♡

EUDAIMONIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang