Enjoy reading ⑅
____________________________
Setelah berbelanja, Rean menghentikan motornya di depan sebuah gerobak penjual es cappucino.
" Sekalian sama yang lainnya Za," ucap Rean sambil memberikan selembar uang lima puluh ribu.
" Oke, berarti sembilan ya?"
Azalia pun mengambil uang tersebut, kemudian memesan minuman yang akan dia beli. Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya pesanan nya sudah siap. Ia pun berdiri untuk membayar dan kemudian kembali menaiki motor Rean.
Kini mereka berada di perjalanan menuju tujuan utama. Yaitu rumah Daryan.
Saat diperjalanan, Azalia melihat Jingga yang berada di boncengan Eldio.
" MAJU DIKIT KAK, ITU KAK EL SAMA JINGGA," pinta Azalia.
Rean pun menuruti kemauan gadis di belakang nya itu, ia sedikit mempercepat motornya sampai sejajar dengan motor Eldio.
Saat sudah sejajar, Azalia menepuk pundak Jingga yang melihat ke lawan arah.
" Udah dapet semua?" Tanya Rean pada Eldio.
" udah."
" Gue duluan," ucap Rean lalu melajukan motornya lebih cepat hingga tak lagi sejajar dengan Eldio.
Perjalanan yang dilalui terasa cepat, kini keempat remaja tersebut sudah sampai di rumah Daryan. Ternyata disana hanya ada Adellyna, Daryan dan nenek nya yang sedang duduk di atas tikar berukuran cukup lebar. yang memang sengaja di lekatakan di halaman rumah.
" Bantuin dong," pinta Azalia saat mendekati ketiga orang tersebut dengan begitu banyak kantong plastik di tangan nya.
Adellyna pun bangkit dan mendekati Azalia untuk mengambil alih beberapa kantong plastik yang dibawanya. Saat tangan nya sudah terasa lega. Azalia meletakan seluruh bawaan nya di satu tangan.
Sehingga satu tangan lainya bisa digunakan untuk menyalami Nenek Daryan.
" Salam kenal nek, aku Azalia."
Pautan tangan keduanya tiba tiba terlepas setelah Azalia memperkenal kan diri. Lepasan kedua tangan tersebut terjadi cukup lama, sehingga tak terlalu mengagetkan Azalia.
Nenek Daryan pun melihat wajah Azalia lamat lamat, sehingga Azalia bingung dibuatnya.
" Mata kamu kaya anak nenek," ucap Nenek Daryan sambil tersenyum.
Mata Azalia yang berwarna hitam sedikit kecoklatan terkena temaramnya lampu,q membuat wanita lanjut usia itu teringat dengan seorang gadis yang pernah menjadi anak nya.
Setelah menyalami semua yang datang, Nenek pun berpamitan masuk untuk istirahat. Tak lama kemudian, Taria, Rendra dan kiara pun datang secara bersamaan.
Langit sudah cukup petang dan terlihat cukup mendung. Tikar yang sebelumnya berada di pena rumah pun kini telah di pindahkan ke samping rumah dimana ada atap sebagai pelindung hujan.
Meskipun belum tentu turun. Tapi, apa salahnya mengantisipasi.
" Minta tolong bawain teko kak, aku mau bikin es nya," pinta Azalia.
KAMU SEDANG MEMBACA
EUDAIMONIA
Fiksi RemajaSebuah Kisah pertemuan antara seorang gadis bernama Azalia Ghianara, dengan seseorang yang rupanya selama ini ia cari. Kisah kehidupan yang selama ini ia jalani, hanya dengan ayah nya. Juga dengan menyimpan rasa rindu terhadap bunda dan kakak nya. ...