Chapter 39

274 44 412
                                    


Jangan Lupa Vote dan Komen.

Happy Reading..

Dalam kediaman malam ini, pada setiap detik waktu yang berputar, masih saja jiwa nya meneriakkan sebuah nama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dalam kediaman malam ini, pada setiap detik waktu yang berputar, masih saja jiwa nya meneriakkan sebuah nama. Nama yang saat ini selalu menjadi bayang-bayang yang terus mengikuti nya kemana pun Ia pergi.

Kini Ia hanya bisa terdiam menangisi kisah-kisah indah mereka dan terus melangkah maju mengikuti waktu yang terus berjalan, meski hati nya penuh luka mendekam dalam setiap kenangan yang selalu menghiasi hari-hari nya.

Jejak sang kekasih pun terus Ia pungut di sepanjang perjalanan kaki nya melangkah. Dan selalu saja potongan-potongan rindu yang Ia kirim kan melalui angin tak pernah tersampaikan malah terhempas hingga hancur tak berguna.

Rindu.

Ia sangat rindu. Rindu yang menyetubuhi nya hingga sekarat. Apakah Bo Young merindukan nya seperti Ia merindukan nya?

Ahhh mungkin tidak. Melihat nya bersama dengan pria lain yang menggenggam tangan nya begitu erat, memeluk nya penuh kasih sayang, dan Taehyung berpikir kini Ia telah bahagia. Dan mungkin memang seharusnya begitu.

Ia harus bahagia.

Ya, selalu berbahagialah.

Dan biarkan luka dan rindu ini menjadi bagian nya. Biarlah Ia kecap dan menjadi bagian dari tubuh nya. Dan tugas kekasih nya adalah berbahagia.

Tapi apakah Ia rela jika kebahagiaan sang kekasih bukan lah berasal dari nya? Melainkan bersama dengan orang lain?

Tidak. Taehyung tidak sanggup.
Entah mengapa Ia berubah menjadi selemah ini. Seputus asa ini. Park Bo Young adalah kelemahan nya. Dan akan selalu demikian.

Dan disini lah Ia kini.....

Duduk bersandar pada ranjang beralaskan dingin nya lantai, memejamkan matanya menahan perih yang amat sangat pada pergelangan tangan kiri nya yang tergeletak tak berdaya dilantai dengan darah segar yang mengucur cukup deras.

Benar.

Ia mengiris pergelangan tangan nya sendiri dengan pisau silet. Merobeknya tanpa ampun. Tanpa memperdulikan nyawa nya bisa saja melayang karena tindakan nya itu.

Tapi satu hal yang pasti, Ia melakukan nya dengan harapan rasa perih yang Ia dapatkan dengan mengiris pergelangan tangan nya akan bisa menutupi luka hati nya.

Goresan nya tidak terlalu dalam namun cukup membuat wajah nya pucat pasi karena darah yang mengalir cukup deras. Namun sial beribu sial, perih yang Ia rasakan pada pergelangan tangan nya, nyata nya tidak seberapa sakit nya dibandingkan oleh luka hati nya saat ini karena Bo Young masih menjadi satu-satu nya rasa sakit terbesar yang pernah Ia rasakan sepanjang hidup nya.

Tidak ada yang bisa menandingi.

Taehyung mencoba berdiri. Namun tubuh nya tidak cukup kuat. Tidak sakit, tidak sakit sama sekali luka goresan tangan ini. Hanya perih sedikit saja.

Midnight WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang