"Kak, suaranya gak kedengeran,"
"Hah?"
Ck, tuh kan.
Mima mengganti posisi tidurnya ke arah bantal yang lebih dingin. Sore tadi hujan, kayaknya malam ini hujan lagi. Gerah banget di dalam kamar sampai-sampai pintu kos dibuka penuh.
Petikan gitar Bastian jadi temen Mima malam itu. Niat Mima sih minta saran buat masalahnya eh malah diajak telpon. Mana ditinggal gitaran dulu, untung suaranya enak.
"Gimana tadi?"
"Makanya dengerin!"
"Iya sabar masih nyanyi," kata Bastian di ujung telpon.
"Kakak pernah gak dituduh plagiat makalah? Sama dosen?"
"Gak pernah sih. Emang kenapa?"
"Hmm, aku dibilang dosen plagiat makalah,"
"Hah-"
"Padahal aku gak nyontek siapapun! Full aku ngerjain sendiri, Kak. Tapi sehari setelah kumpul katanya punyaku sama kayak makalah kelas lain!"
"Kok bisa gitu? Kamu tanya gak mirip punya siapa?"
"Gak dikasih tahu dong! Chatku di-read thok sama dosennya. Sumpah kesel banget,"
"Kamu kasih atau minjemin tugasmu gak? Flashdisk?"
"Gak lah, Kak. Sama Sani itupun aku yang mindahin file-nya,"
Bastian menyingkirkan rokok dan berdiri menjauh. Plagiasi bukan masalah sepele. Apalagi ini buat tugas akhir semester.
"Makalah apa ini? Indo?"
"Iya, Kak. Kakak ada tugas itu juga?"
"Ada sih, kelasku dapet,"
"Jangan-jangan..."
Punggung Bastian langsung tegak, "Eh bukan gua ya! Sembarangan,"
"Maksudku tuh di kelas kakak ada yang mencurigakan gitu gak?"
"Banyak sih. Orang gak niat kuliah semua hahaha kebanyakan kating,"
Jawaban Bastian sama sekali gak membantu. Sekarang Mima terancam dapet E. Sayang banget, padahal satu semester dia berjuang. Tapi ada aja hambatannya. Mana masih semester awal.
"Coba aku nanya temenku yang asdos,"
"Bahasa Indonesia ada asdosnya?"
"Gak tahu sih, aku nanya temenku yang FKIP. Sapa tahu ada info,"
"Makasih ya Kak. Padahal mau curhat doang,"
"Santai elah. Anggep aja abang sendiri,"
Mima jadi tersentuh, "Anjay,"
"Lebih juga gakpapa hehe,"
"Hah?!"
"Fakultas Hukum ngadain Raev Tengah gak?"
Mima gak salah denger. Jelas banget Bastian ngomong apa. Bahaya, nih. Padahal niat Mima murni mau cerita doang.
Jadi gak mood buat sambung cerita. Rasanya awkward kalau Bastian mulai ngarah pembicaraan ke hal ini. Di satu sisi, dia mau deket sama Bastian. Tapi dia gak mau ngasih harapan apapun. Apa Mima yang kelewat parno?
Bastian ditinggal begitu saja dengan telpon terputus. Sejenak dia pikir koneksi internet hotel, ternyata memang Mima yang mengakhiri. Bastian mendengus, masih melihat layar ponselnya yang menampilkan chat mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Knowing Everything
Novela Juvenil"saat manusia merasa tahu segalanya" Mima kembali ke Salatiga untuk kuliah. Bukan keinginan, tapi karena Tante yang meminta. Mima berusaha supaya latar belakang keluarga gak mempengaruhi penilaian orang atas dirinya. Dalam usaha mencari jati diri, i...