Ijin masuk kamar Yudith jadi makin ketat. Gak tahu deh apa yang dia sembunyiin. Mima pun jaga-jaga kalau dia lagi pacaran lewat telpon sama Bang Bobby. Awkward aja sih.
Untung anak itu lagi free akhir-akhir ini. Kostan pun nampak oke di bawah supervisinya. Kadang Mima lupa kalau dia keponakan ibu kos.
Jadilah Mima sekarang, di depan pintu kamar Yudith yang penuh ornament rose gold. Ngomongnya sih mau minjem catokan. Aslinya, Mima mau konsultasi!
Konsultasinya gak main-main. Cecintaan!
Untung Mima bisa basa basi. Aneh juga kalo buka pintu langsung nyanya seputar hubungan.
"Tumben Bang Bob jarang kelihatan,"
"Diprotes lantai bawah, katanya ganggu kalo naik tangga,"
Tangga kostan mereka terpisah dari dinding. Bukan lapis ubin tapi baja. Untuk orang yang kalau jalan sebar-bar Bang Bob, gak heran kalau dapat complain dari masyarakat lantai bawah.
"Kupikir kalian marahan lagi,"
"Ah engga dong. Udah home sweet home hehehe,"
Ini waktu yang tepat buat bertanya, "Tapi pernah gak sih kamu ngerasa bosen gitu gitu?"
"Bosen gitu gitu gimana?"
"Apa ya, Dith? Kayak udah ngerasa biasa aja sama Bang Bob,"
Yudith terdiam, mencari kata yang tepat.
"Out of love ya istilahnya?" jawab Mima sendiri. Yudith mengambil waktu untuk menjawab.
Bukannya dia gak tahu arti out of love. Dia ragu apakah beberapa kejadian yang ia alami bisa didefinisikan begitu.
"Well, mungkin?"
"Terus gimana dong?"
"Sebenernya, aku gak yakin aku ditahap bosen sih. Tapi saking nyamannya gitu Mim,"
Yudith mencoba merangkai kata seapik mungkin karena Mima gak begitu paham.
"Karena udah lama bareng. Excitement-nya ilang bukan karena bosen, tapi karena terbiasa gitu lah,"
"Tumben banget lu nanya ginian. Stress kuliah lu?" sambung Yudith lagi.
Mima terkekeh bodoh. Dia gak jago berbohong dan membuat alasan.
"Hmm gimana ceritanya ya?" Mima nampak ragu, "Kamu ngerasa gak kalau Kak Bastian deketin aku?"
Belum-belum, Yudith menatapnya lurus dan tajam. Rasanya Mima mau dicabik dengan satu kali percobaan.
"Pertanyaanku," nada Yudith terdengar jengkel, "Kamu baru sadar?!"
"Lah..."
"Semua orang juga lihat anjir. Kamu ga sadar apa tiap kali Bobby bilang Bastian tuh pacarmu?! Gak sadar? Allahuakbar!"
"Santai dong. Baru pertanyaan nomor satu ni,"
"Apaan nomor dua?"
"Nah–"
"Beranak gak tuh pertanyaan? Jangan kek kuis barusan, bilangnya dua soal taunya a b c d,"
"Ih pokoknya denger dulu," harus siap mental kalau sama Yudith, "Tahu kan aku sama Mas Bian tuh deket. Bukan gimana-gimana sih tapi-"
"Ya nyatanya kalian deket. Nempel. Kek kembar siam,"
"Sek to!*"
*Bentar!
KAMU SEDANG MEMBACA
Knowing Everything
Fiksi Remaja"saat manusia merasa tahu segalanya" Mima kembali ke Salatiga untuk kuliah. Bukan keinginan, tapi karena Tante yang meminta. Mima berusaha supaya latar belakang keluarga gak mempengaruhi penilaian orang atas dirinya. Dalam usaha mencari jati diri, i...