30 September 2017, Welcoming Party
Senandung kecil keluar dari mulut Bian. Baru kali ini dia bahagia buat milih baju doang. Ia membuang semua isi lemari yang gak seberapa ke atas kasurnya.
"Make apa ya?"
Band nya janjian buat pake baju hitam, dan sekarang cowok 19 tahun ini sibuk buat milih baju macam apa yang mau dia pakai.
Kaos, terlalu sering. Denim, terlalu biasa. Ia menatap dirinya di cermin, sembari mencuri pandang ke jam dinding di belakangnya. 3 jam lagi.
Ia bertekad tampil maksimal hari ini. Rambutnya pun udah dicat ashy beberapa hari lalu.
Aneh juga alasannya. Karena Mima lagi suka boyband korea yang rambutnya warna-warni.
Bian sering tertawa dan malu sendiri kalau ingat chatnya sama Mima. Dari bahas karnaval, tempat nongkrong baru di Salatiga, sampai bahas boyband kesukaan Mima yang warna rambutnya aneh-aneh.
Saking fokusnya sama Mima dan outfit hari ini, Bian gak dengar pintu kamarnya yang terbuka.
"Yan, gua panggil dari tadi juga ah!"
Bastian kaget melihat kamar Bian yang berantakan.
Aslinya udah berantakan sih, tapi agak aneh melihat semua bajunya berserakan.
"Lu mau minggat?!"
"Matane i lho,"
"Lah trus? Itu?" Bastian menunjuk tumpukan baju dengan dagu tajamnya.
"Milih klambi!" adek kontrakannya itu mengernyitkan dahi tanda gak mengerti.
"Outfit?"
"Nah ya itu,"
"Buat apaan anjing? Kek lu gak pernah ngisi acara. Norak,"
Bian gak menjawab pertanyaan Bastian. Ia justru mendorong pelan Bastian dari pintu kamarnya. Bian meletakkan telunjuknya ke bibir,
"Rasah cangkeman," Bastian menahan pintu kamar Bian dengan tangannya.
"Cewek nih pasti,"
"Meneng o,"
"Temen lu yang anak akuntansi? Yang namanya korea-korea? Apa yang si temen kos? Yang mana nih?" sahut Bobby dari arah ruang tamu, mengagetkan dua orang yang tengah berantem di depan kamar.
Bian terkekeh mendengar pertanyaan Bobby. Giliran Bastian yang bingung dengan dua temannya itu.
"Tapi bener kok,"
"Hah siapa dah?" tanya Bastian curiga. Bian menunduk, memandangi kakinya sambil tersenyum.
"Si temen kos?! Bangsat ni anak hahaha," tawa Bobby menggelegar membuat Bastian mikir yang enggak-enggak. Temen kos siapa?
"Yemima?"
Pertanyaan Bastian berhasil bikin dua temannya bengong. Mereka pun memandang satu sama lain sebelum akhirnya tanya bareng,
"Kok lu tau?"
"Kok koe reti?"
---
Bastian mencoba memarkirkan motornya di antara sesaknya kendaraan. Ezra menunggu di pintu parkiran sambil memijit ponsel yang sebenarnya minim chat.
Keduanya irit bicara, bahkan Ezra pun ikutan diam saat melihat Bastian murung.
Sepanjang perjalanan menjemput Ezra maupun ke kampus, anak itu diam kayak habis lihat setan. Ditanya pun jawabannya gak nyambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Knowing Everything
Ficção Adolescente"saat manusia merasa tahu segalanya" Mima kembali ke Salatiga untuk kuliah. Bukan keinginan, tapi karena Tante yang meminta. Mima berusaha supaya latar belakang keluarga gak mempengaruhi penilaian orang atas dirinya. Dalam usaha mencari jati diri, i...