HAPPY READING 💔
*
*
*
*" jangan tunjukan dengan cara membenci dunia meski dia telah memberimu banyak luka, cukup tersenyumlah dan tertawakan, ia akan tau bahwa kamu sedang tak baik-baik saja."
♡
" mau kemana lo? "
Pertanyaan dari Farel menghentikan langkahku di pintu.
" kampusnya Cahaya. Gue mau jemput dia." jawabku.
" bisa-bisanya lo masih ngurusin cewek sial itu? Lo tau kan kalo lo itu udah di putusin? " geram Vero.
Aku menghela nafas. Saat ini aku tidak ingin mencari keributan dengan siapapun. Aku tau Cahaya memang telah meminta putus, tapi tidak denganku. Dia akan tetap menjadi pacarku.
" udah di sakitin kok tetep perhatian. Lepasin ajalah biar dia tau karma." saran Alfin.
Aku berbalik dan kembali berjalan meninggalkan semua teman-temanku dan tidak sama sekali menanggapi kontra mereka.
Aku melajukan motorku ke jalan raya. Menembus padatnya jalanan hanya untuk menjemput pacarku di kampus.
Sesampainya aku di kampus Cahaya, aku sangat bersyukur karena aku tidak terlambat. Pasti gadis itu baru saja keluar dari kelas. Dan itu pasti. Karena aku sudah tau mengenai jadwal kelasnya.
" Lo mau kemana dulu? Langsung pulang apa jalan-jalan? "
" pulang aja. "
Aku menoleh ketika mendengar suara gadis yang tengah aku tunggu muncul. Kami berdua saling tatap. Aku sangat terkejut begitu melihat dia bersama dengan pria lain.
Lagi-lagi dia! Sial kenapa dia harus ada dimana saja?!
Gadis itu menatapku lama sebelum akhirnya dia masuk kedalam mobil milik Arion. Aku yang melihat itu pun langsung terpelongo. Padahal dia pasti tau alasanku berada di tempat ini. Yah, menjemputnya. Tapi apa ini?
" Cahaya! " panggilku menghampiri pintu mobil Arion dan mengetuk-ngetuk kacanya agar Cahaya melihatku.
Namun gadis itu cuek. Dia tidak memperdulikan aku yang Berkali-kali memanggilnya.
Mobil pun dilajukan. Aku menyerah, aku tak lagi mengetuk-ngetuk kaca mobil itu. Setelah Arion dan Cahaya benar-benar pergi, aku langsung berlari ke arah motorku dan mengikuti mobil mereka.
Aku tau ada yang tidak beres dengan Cahaya. Apa gadis itu dan Arion? Tidak mungkin.
Aku menancap gas sekencang mungkin karena aku tak mau kehilangan jejak. Bagaimanapun aku masih butuh penjelasan. Aku tidak mau putus dari Cahaya dan membiarkannya bersama Arion.
" Bisa gak kita agak cepetan dikit? " tanya Cahaya sembari melirik ke arah spion.
Arion menoleh ke arah gadis itu. Dia mengerti apa yang Cahaya inginkan.
" gue pengen kita sampek di rumah lebih cepet. " lanjut Cahaya.
Arion mengangguk lalu menambah laju mobilnya guna mewujudkan keinginan gadis itu.
Beberapa menit kemudian..
Arion menghentikan mobilnya di depan rumah Cahaya. Keduanya turun dan bergegas masuk, namun aku tak kalah cepat. Aku bisa mengejar mereka bahkan sampai satu detik setelah mereka sampai.
Aku segera turun dari motor. Berlari ke arah Cahaya dan mencegah gadis itu masuk.
" Cahaya! "
Gadis itu menepis tanganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
2.LAST RAIN [ You're the only one ]✔ Lee Jeno
Teen Fiction⚠ No plagiat ⚠ ✏Dan Saya juga tidak menerima pencurian quote. Karena quotes yang ada disini murni karya saya. Mohon pengertiannya 🙏 " kamu adalah pelabuhan terakhirku. Tempat dimana aku pulang, bersinggah, melepas lelah, dan tempat dimana aku mera...