24. The world is so beautiful ♡

24 8 0
                                    

HAPPY READING 🌈

*
*
*
*

" Dia telah mengajarkanku bahwa dunia ini indah, meski terkadang aku ingin menyerah, hujan tak pernah berhenti memberikan rintiknya sebagai anugerah."

" Sore sayang. "

Aku menaburkan beberapa bunga ke atas gundukan tanah dihadapanku. Dadaku sesak menahan luka yang segera ingin dilampiaskan. Aku rindu gadisku.

Mata ceriaku seketika berubah menjadi mata yang sendu, menggenang air yang sebentar lagi akan terjatuh.

Angin dingin dan kesunyian telah menemaniku berada disini. Di makam Cinta. Mereka seolah menghantamku untuk memerintahkan ku agar aku semakin lemah.

" udah 3 tahun aku tanpa kamu, rasanya sudah beratus-ratus tahun kamu tinggalin aku."

" Aku yakin disana kamu masih dapat melihatku, bahkan kamu bisa mendengarku. lalu aku? Bagaimana dengan aku yang tersiksa ini? Aku tak dapat lagi mengerti makna hidup. Rasanya aku telah menjalani kehampaan yang menyeramkan."

" sayang, please.. "

Bibirku bergemetar tak kuasa menahan kesedihan. Aku menundukan kepalaku di atas nisan Cinta dan menangis. Ini menyakitkan. Ini menyeramkan.

" kamu terluka aku juga terluka, kenapa sayang? Kenapa! "

" ini gak adil buat kamu! Kalo ada yang harus pergi itu harusnya aku! Kamu gak berhak ada di tempat itu!" bantahku sungguh ingin mengubah alur kisah.

Kala itu, kala aku masih bersama Cinta semua terasa indah. Namun sayangnya dia terlalu cepat meninggalkanku hingga ketidak adilan tidak membiarkanku bahagia.

Rasanya ini semua adalah kesalahan skenario tuhan. Aku yakin dia tak benar-benar jahat kepadaku, tapi jika dipikir-pikir lagi apa arti ini semua? Mengapa dia terlalu suka membiarkanku terluka.

" terkadang aku berfikir tuhan itu sangat jahat karena dia membiarkan kita berpisah dengan cara yang salah. Jika tuhan tak pernah mengizinkan kita bersama, setidaknya menjauhkan itu lebih baik daripada kematian."

" Aku rindu kamu. Aku kehilangan kamu..."

♡♡

" Huahh!!! "

" den Arayan bangunin den Abadi!! Udah siang nanti dia terlambat! " teriak bik Sumi menyambut pagi.

Dengan larian kasualnya Saudaraku itu tidak mengetuk pintu kamar malah langsung menyelonong masuk. setibanya di pintu ia tercengang kaget melihatku berdiri di atas jendela yang terbuka.

" Weh! Weh! Ngapain lo?! Turun! Gak usah bunuh diri! " ucapnya menghampiriku lalu menarik bajuku untuk membuatku turun.

" Mau ngapain lo? Hah? Mau bikin kecewa mamah?! " guramnya membuatku kesal.

Sial. Pagi-pagi seperti ini aku sudah menjadi tersangka bunuh diri. Padahal aku berdiri di jendela itu untuk mencari udara pagi yang lebih sejuk, bukan seperti apa yang dipikirkan cowok itu.

Tapi letak kamarku itu di lantai atas, jarak jendela dengan halaman rumah juga lumayan tinggi, tak heran jika Arayan berfikiran aku ingin bunuh diri. Bukankah jika aku meloncat aku dapat langsung terbang? Bukan aku, tapi nyawaku.

" kalo mau meningoy bukan gitu caranya! Nangung lebih baik lo loncat aja dari atas gunung pasti lebih mantep!"

" Sok tau lo Ahg! Orang gue cuma cari udara seger." Ketusku jengkel.

2.LAST RAIN [ You're the only one ]✔ Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang