Sahabat semestinya jadi orang yang paling diandalkan. Yang selalu ada dan hadir di setiap suka juga duka. Tapi bagaimana jadinya jika kemudian sahabat sendiri yang menorehkan sebuah luka? Hanya sebuah luka kecil, tapi rasanya jadi begitu sakit sekali. Saat sahabat sendiri mengkhianati, luka yang dirasa bisa begitu dalam dan perih. Bahkan lukanya bisa jauh lebih
menyakitkan daripada disakiti oleh musuh atau orang yang sejak awal memang sudah membenci."Gue minta maaf sama lo, Zah. Sama kalian berdua juga, gue mau kita berempat kayak dulu lagi." ucap Bryan dengan tulus.
"Gue sama Erick gak masalah, tapi gak tau sama Zahvi." ucap Ania di angguki Erick.
"Zah? Gue ngomong sama lo, sejak awal gue koar-koar lo diem aka. Maafin gue, Zah"
Zahvi tidak bergeming ia fokus pada camilan ditangannya, kali ini ia hanya ingin makan bukan untuk bicara dengan Bryan, hatinya terlalu sakit untuk membahas semua ini dan itu akan merusak suasana hatinya yang membaik.
"Zah? I'm sorry. Lo maafin Abian kenapa gue enggak?"
"At will. Oke?"
"Ini semua gak adil, Zah. Kenapa Abian lo maafin sedangkan dia yang paling nyakitin lo. Dia ninggalin lo waktu lo butuh dia. Dan semua yang gue lakuin waktu itu karena menurut gue itu baik tapi kalian semua udah buat gue sadar kalau semua yang gue lakuin itu ga baik. Serious!"
"Seharusnya lo udah tau dan sadar dong, tanpa harus kita semua marah dan musuhin lo. Kita sama-sama udah dewasa dan tau mana yang baik dan yang buruk. So, disini gue pikir lo emang sengaja." ucap Ania dengan senyum sinis.
"No, you are wrong?"
"Salahnya dimana? Emang udah jelaskan, lo bilang sama Mirza kalau Zahvi selingkuh sama Abian dan kalian itu bersekongkol. Lo jangan mau bela diri, jelas-jelas lo salah Bryan!" ucap Ania sedikit membentak.
"Kok lo mau ribut sama gue, Ni? Gue minta maaf ke Zahvi. Kenapa lo yang nyolot?"
"Ya jelas dong! Gue sama Erick datang kesini nemenin Zahvi yang lagi ngidam! Dan kita gak ngajak lo! Lo yang ikut-ikutan dan ngajak ribut! Lo yang problem disini!"
"Hey kalian jangan ribut!" Erick menengahi.
"Niat gue baik disini, gue mau minta maaf!"
"Tapi maaf lo itu udah basi, Bryan!" Ania menyentak suara.
"Zah? Please maafin gue!"
Zahvi tersenyum kecil, perlahan-lahan mengunyah camilan didalam mulutnya, sejak tadi ia diam namun kini suasana hati mulai rusak. "Gue mau makan, Bryan. Tolong jangan rusak mood gue. Mood gue sekarang lagi baik, yang paling baiknya gue lagi ngidam."
"Tapi maafin gue dulu dong, Zah."
"Ngebacot aja lo. Diem dong!" Ania Anik darah.
"Gue nyesel sama semua perbuatan gue dan gue minta maaf! Jadi harusnya lo yang diem, Nia!"
"Udah, Ni. Tenang, lo kan janji mau ngasih gue ketenangan."
"Lo diem, Zah. Bryan gak bisa di diemin!"
"Mulut lo kayak kuda tau. Mendingan lo diem, Nia!"
"Kenapa gue harus diem sama tukang rusuh kayak lo! Lo gak nikah-nikah padahal udah tua karena lo emang mau merusak rumah tangga orang!"
"Lo ya ...."
"Hey! Kalian ini sudah!" Erick menengahi keributan karena melihat wajah
Zahvi seperti mulai tidak bersahabat."Lo jadi perempuan mulut gak bisa dijaga ya!"
"Kenapa? Dari pada lo laki-laki gak punya attitude!"
Zahvi melemparkan bungkus camilan ke atas meja. "Stop! Udah jangan ribut!" bentaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐀𝐘𝐍𝐎𝐑 [𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓 𝐌𝐈𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍] 𝐄𝐍𝐃
Actionꜱᴇᴏʀᴀɴɢ ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ᴍᴜᴅᴀ ʏᴀɴɢ ᴛɪᴅᴀᴋ ᴘᴇʀɴᴀʜ ʙᴇʀᴋᴇɪɴɢɪɴᴀɴ ᴍᴇɴɪᴋᴀʜ ᴅᴇɴɢᴀɴ ʟᴀᴋɪ-ʟᴀᴋɪ ᴘɪʟɪʜᴀɴ ᴀʏᴀʜɴʏᴀ, ᴛᴇʀʟᴇʙɪʜ ʟᴀɢɪ ᴅᴇɴɢᴀɴ ꜱᴏꜱᴏᴋ ʟᴀᴋɪ-ʟᴀᴋɪ ᴀᴘᴀᴛɪꜱ ᴅᴀɴ ᴛɪᴅᴀᴋ ᴍᴇɴɢᴇɴᴀʟ ᴄɪɴᴛᴀ. ʏᴀ, ᴍɪʀᴢᴀ ʜᴀᴅᴅᴀɴ ᴍᴜᴅᴅᴀᴢɪʀ, ꜱᴇᴏʀᴀɴɢ ᴛᴇɴᴛᴀʀᴀ ʙᴇʀᴘᴀɴɢᴋᴀᴛ ʟᴇᴛɴᴀɴ ꜱᴀᴛᴜ. ꜱᴇɪʀɪɴɢ ʙᴇʀᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ...