Twilight And Light

1.2K 73 5
                                    

Setelah semua cobaan dalam rumah tangganya sudah dilewati, Zahvi
merasa tenang dan damai. Terlebih lagi sudah menerima kecil perhatian dan
curahan kasih sayang dari suaminya walaupun Zahvi merasa semua itu karena anak yang ia kandung. Memang kenyataannya sang cahaya belum
mencintai senja, namun hal itu tidak akan membuat Zahvi mundur ia akan terus maju untuk mendapatkan cinta Mirza.

Zahvi sudah membaik kini bisa melakukan aktivitas seperti biasanya. Kesehatan membaik tentu saja hal pertama ia lakukan adalah mengurus Mirza. Kesehatan suaminya juga sudah membaik, walaupun luka-luka ditubuh masih belum sembuh.

Zahvi wara-wiri di dapur, menyiapkan sarapan untuk sang suami. Mirza
keluar kamar lelaki itu sudah siap dengan seragam loreng, ditangannya terdapat tas dan map.

"Kamu sudah masak?" Mirza duduk di meja makan, menunggu sarapan siap disajikan.

"Udah, Mas." Zahvi memberikan dua piring yang berisi nasi dan lauk.

"Terimakasih."

Zahvi mengangguk, ia duduk disamping Mirza dan ikut sarapan bersama. Ia melanjutkan acara makannya sesekali melirik Mirza yang hampir selesai menghabiskan seluruh isi piringannya.

Senyum Zahvi merekah, inilah yang sangat ia sukai, Mirza selalu lahap memakan apapun masakannya. Suami selesai makan namun tidak ada tanda-tanda ia akan berangkat dinas. "Mas gak berangkat?"

"Jika saya pergi kamu berangkat kerja dengan siapa?"

"Eh ... iya, Mas," Zahvi menepuk jidatnya. "aku sampai lupa kalau hari aku
masuk." Zahvi makan dengan cepat, ia tidak boleh telat datang ke rumah sakit.

Mirza menuangkan air dan memberikannya pada Zahvi. Zahvi mengulum senyum, setiap hari diberi perhatian kecil membuatnya semakin mencintai suaminya. Setelah makan dan Zahvi sudah siap, Mirza mengantar sang istri menuju rumah sakit.

Mirza dan Zahvi diam bahkan saat sampai di rumah sakit. Ia mencium tangan Mirza dan dibalas kecupan di bibir. "Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

"Jangan kemana-mana, saya menjemput kamu nanti."

"Iya!" Saat menginjakkan kaki di rumah sakit Zahvi disambut dengan meriah oleh para perawat dan dokter. Zahvi banyak menerima pelukan hangat dari para teman-temannya sesama tenaga medis.

Berita tentang penculikan Zahvi memang sudah tersebar luas jadi wajar saja area rumah sakit ini tahu.

"Kita bener-bener khawatir ya sama keadaan kamu, Zah." ucap seorang
dokter yang merupakan senior di RS ini.

"Terimakasih karena udah lupa sama gue."

"Wah ... berabe nih, dikira bakalan lupa apa."

Perasaan Zahvi membaik, selepas dari semua itu ia kembali melakukan tugas-tugas dan kewajibannya sebagai dokter.


***


Ania menggaruk-garuk kepala, ia tak percaya dengan apa yang barusan ia
dengar. "Jadi lo hamil waktu diculik, kuat amet janin lo. Ck! Harusnya lo pulang bareng gue atau lo duluan pulang waktu itu, lo ga akan diculik."

Sungguh Ania menyayangkan apa yang terjadi. "Jadi siapa yang nyalametin
lo?"


"Suami gue lah." Zahvi bangga mengatakan itu.

𝐑𝐀𝐘𝐍𝐎𝐑 [𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓 𝐌𝐈𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍] 𝐄𝐍𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang