Bab 32

15.4K 1.4K 254
                                    

Jgn lupa follow, like and koment cerita ini ♥️♥️♥️

Love dulu buat part ini ♥️♥️♥️

Ada yg nungguin?

****

Aditya menelpon Arlan untuk membuat berita lamarannya viral di media. Ia tidak ingin pria manapun berpotensi merebut Ana-nya termasuk Sean. Jadi Aditya berusaha menunjukkan pada dunia jika Ana adalah miliknya seorang. Memang hanya Raffi Ahmad saja yang bisa viral menikah dengan Nagita, seorang Aditya juga bisa.

Kemudian ia menyusul Ana ke dapur yang sedang menyiapkan makanan. Bau harum tercium di indra penciumannya. Ia seperti sedang di manja oleh istrinya, Aditya jadi tidak sabar untuk menikah dengan Ana secepatnya. Ia ingin bisa bermesraan dengan bebas bersama Ana.

Aditya menatap Ana yang tengah sibuk menata makanan untuknya. Ia tidak mengerti apa yang terjadi pada gadis ini hingga bisa jatuh miskin. Padahal bisa dibilang keluarga Ana adalah konglomerat yang hartanya tak akan habis. Begitu juga dengan saudara Ana seharusnya mereka membantu gadis ini. Tapi sepertinya tidak ada yang peduli dengan nasib gadis ini sama sekali. Ia merasa ada yang janggal dengan semua ini. Tidak mungkin hanya karena kecelakaan ayahnya, perusahaan menjadi bangkrut tiba-tiba.

"Ana?" Panggil Aditya sambil duduk di salah satu kursi meja makan.

"Iya." Ana kemudian duduk menghentikan aktivitasnya.

"Apa yang terjadi pada keluargamu hingga bisa jatuh miskin?" Ana terdiam mendengar itu. Sepertinya Aditya sedang berusaha membuka luka lamanya. Ada apa dengan pria itu kenapa menanyakan hal itu? Apakah Aditya mulai mengkhawatirkannya?

"Aku juga tidak begitu mengerti semua terjadi tiba-tiba, mas. Ayah dan ibu kecelakaan lalu rumah disita bank dan Tante Eve mengatakan bahwa perusahaan ayah bangkrut banyak hutang karena dikorupsi. Lalu Tante Eve meminta aku untuk menandatangani surat. Ia bilang jika aku mendatangani surat itu maka hutang-hutang ayah lunas." Ana mencoba menjelaskan apa yang pernah terjadi padanya di waktu ia masih sulit.

"Siapa itu Tante Eve?" Tanya Aditya, ia curiga wanita tersebut memang berniat jahat pada Ana. Bodohnya gadis itu menandatangani sesuatu yang bahkan tidak ia ketahui kebenarannya. Bagaimana jika benar orang itu hanya berniat jahat dengannya.

"Adik Ayah." Ia hanya tahu ayahnya punya adik sedangkan orang tua dari ayahnya sudah meninggal begitu juga dengan ibunya. Hubungan mereka juga tidak dekat.

Aditya terkejut mendengar itu. Jadi gadis itu masih memiliki kerabat, ia pikir gadis itu tidak memiliki siapa-siapa.

"Kenapa kamu tidak meminta bantuan padanya?"

"Sekarang kamu sedang mengalami kesulitan uang bukan." 'Dan kamu malah menawarkan diri padaku,' ucap Aditya dalam hati. Meski ia senang dengan takdir ini karena membuat Ana menjadi miliknya.

"Karena Tante Eve tidak mau memberikan sedikit bantuan ketika aku mencoba meminjam uang kepada mereka. Ia bilang ayah bukan bagian dari keluarga mereka. Ayah hanyalah anak angkat. Lagipula aku juga tidak mau merepotkan mereka lagi. Ayah juga tidak pernah meminta sepeser harta dari keluarga angkatnya, jadi aku pikir ayah juga tidak akan suka jika aku bergantung pada keluarga angkatnya. Paling tidak ayah sudah tenang disana." Rahang Aditya mengeras mendengar itu. Sepertinya yang ia duga benar. Pasti ada sesuatu yang mengganjal.

"Apakah kamu tidak pernah curiga bahwa kecelakaan yang dialami ayah dan ibumu itu memang disengaja?" Ana menggeleng, karena baginya ayah dan ibunya terlalu baik untuk memiliki musuh. Jadi tidak akan mungkin ada yang mau mencelakainya.

"Ana yang polos." Batin Aditya. Pantas saja gadis itu mudah sekali diperalat oleh teman-temannya termasuk mempermalukannya dulu di depan umum.

"Bagaimana jika Tante Eve yang melakukan itu kepada orangtuamu?" Ana menggelengkan kepala, tidak mungkin Tante Eve sekejam itu. Buktinya wanita itu mau membayarkan hutang yang dimiliki ayahnya waktu perusahaan bangkrut. Walaupun ia tidak akrab dengan Tante Eve tapi ia tidak pernah mendengar pertengkaran di keluarganya dengan wanita itu, meski ayahnya pernah menyuruh untuk menghindari Tante Eve sebisa mungkin.

"Pihak polisi juga sudah menyelidikinya ini semua murni kecelakaan." Wajah Ana jadi murung. Ia jadi merindukan ayah dan ibunya. Dulu mereka keluarga yang bahagia namun hanya karena sebuah peristiwa merengut semua apa yang telah ia miliki.

"Sudahlah Mas, jangan bicarakan ini. Aku sudah ikhlas dengan semuanya, aku hanya ingin ayah tenang begitu juga dengan kesembuhan ibu. Dari kejadian ini aku bisa belajar bahwa kita tidak boleh menganggap remeh apapun. Termasuk keberadaan mas saat ini yang tidak pernah aku perhitungkan nyatanya betapapun mas membenci aku, mas tetap sudi menikahiku dengan sah secara hukum dan agama alih-alih hanya menjadikan aku simpanan tanpa sebuah ikatan." Ucap Ana dengan sendu. Ia menarik tangan Aditya menggenggamnya erat.

Hal itu membuat Aditya terpaku. Ana menatap Aditya lekat-lekat. Entahlah datang darimana keberaniannya saat ini. Ia ingin menyatakan perasaannya pada pria itu. Ia akan berusaha membuat Aditya jatuh cinta lagi padanya.

"Sekarang aku bersyukur akan menjadi istri seorang Aditya. Bagiku ini adalah sebuah anugrah di hidupku. Karena aku bisa menikah dengan orang yang aku cintai sejak kuliah dulu. Orang yang selalu ada disaat aku membutuhkan dan mampu membuatku bahagia tanpa alasan." Aditya bungkam, ia tidak percaya dengan apa yang Ana katakan.
Apa gadis itu sungguh-sungguh?

Jantung Aditya berdebar saking cepatnya bahkan pipinya bersemu. Kenapa tiba-tiba pembicaraan mereka berubah arah? Kenapa Ana malah membuatnya tersipu seperti seorang gadis yang baru jatuh cinta? Apa yang membuat Ana seberani ini mengungkapkan perasaannya? Apakah gadis itu benar-benar sudah jatuh cinta padanya.

Sial!

Aditya mengumpat dalam hati karena bisa-bisanya tersipu oleh Ana, pipinya terasa panas. Seharusnya ia yang melakukan hal ini pada Ana bukan sebaliknya. Ia jadi malu sekarang. Mau ditaruh dimana mukanya. Bahkan tanpa sadar tangannya terulur memegang dadanya terdengar debaran jantung yang begitu cepat disana.

"I love you Aditya Arjanggi..." kata yang membuat dunia di kepala Aditya berputar.

Seperti orang bodoh Aditya hanya bisa diam bahkan lidahnya kelu seakan tak bisa berbicara. Ingin sekali Aditya mengatakan hal yang sama. Tapi lagi-lagi harga dirinya membuatnya bungkam. Hatinya saat ini sangat senang akhirnya dari sekian lama Ana mencintainya. Perasaannya terbalaskan dan tidak terbuang sia-sia.

"Lebih baik mas makan dulu. Urusan mas mencintaiku atau tidak aku tidak peduli yang terpenting aku sudah berani mengatakan perasaanku."

Ana mengambilkan Aditya makanan. Ia juga belum siap menerima jawaban dari Aditya ia takut mendengar jika Aditya tidak mencintainya. Lebih baik seperti ini walau ia begitu malu saat ini. Karena telah lancang menyatakan perasaannya pada pria yang jelas-jelas membencinya. Bahkan pria itu hanya diam tanpa mau mengatakan apapun.
Aditya menatap makanan yang disiapkan Ana kosong. Mendengar kalimat terakhir Ana seakan menampar Aditya cukup keras.

Tentang betapa pengecutnya dia dan perasaannya. Ia terlalu takut untuk mengatakan cinta akibat peristiwa yang pernah membuatnya trauma dulu. Sampai kapan ia akan terus seperti ini? Ia sudah memaafkan Ana. Bahkan ia mengakui bahwa rasa cintainya masih ada untuk gadis itu. Tapi kenapa begitu sulit untuk mengatakan pada gadis itu jika ia begitu mencintai Ana lebih dari apapun. Bahkan ia rela menukar semau apa yang ia miliki demi kebahagiaan gadis itu.

***

SPAM Next yaaa...

Ada yang mau disampaikan ke

Aditya

Arlan

Ana

Sean

#adityatidakpernahsalah
#arlanselalusalah
#anaitucantik

1000 komen yuk...

Jangan lupa follow Instagram author @wgulla_ ♥️♥️ atau @wattpadgulla

Mau lanjut?


Boss With Love  (WEB SERIES)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang