Ana mondar-mandir di depan ruangan menunggu kabar dari dokter. Ia khawatir dengan kondisi ibunya. Ia masih syok atas peristiwa ini. Bukannya kemarin ibunya baik-baik saja? Ana merasa aneh dengan hal yang menimpa ibunya.
Sedangkan Aditya duduk memperhatikan Ana. Padahal ia sudah berkata pada gadis itu untuk duduk saja tapi Ana menolak.
"Saudari Anatasya?" Suara dokter yang biasa menangani ibunya itu keluar dari ruangan membuat Ana menghampiri dokter itu.
"Bagaimana dok keadaan ibu saya? Apakah ibu saya baik-baik saja? Ibu saya tidak kenapa-kenapa kan dok?" Aditya mendekat melihat bagaimana frustasinya Ana.
"Maaf, kami sudah berjuang sekuat tenaga. Ibu anda tidak bisa kami selamatkan." Perkataan itu bagaikan petir di telinga Ana. Hatinya sakit mendengar itu. Ia harus kehilangan orang yang dicintainya lagi. Dulu ayahnya sekarang ibunya. Rasanya lututnya lemas Ana meluruh ke lantai dengan tangis yang se-enggukan.
Dunianya seakan hancur. Ia telah berusaha dua tahun ini agar ibunya bisa sembuh tapi semua harapannya sia-sia. Orang yang telah melahirkannya sekaligus merawatnya kini pergi meninggalkannya. Padahal Ana sudah bermimpi ibunya akan datang di pernikahannya nanti. Tapi sekarang tidak ada lagi baik ayah dan ibunya.
Hiks..hikss ibu
Kenapa ibu pergi? Kenapa ibu ninggalin Ana sendirian?
Aditya membawa gadis itu ke dalam pelukannya. Menenangkan Ana semampunya, ia pernah di posisi Ana. Ketika ayah dan ibunya meninggal karena kecelakaan dulu. Rasanya seperti Dejavu.
"Mas dokter pasti bohong-kan?"
"Ibu masih hidup bukan? Ibu tidak mati bukan? Kemarin mas lihat sendirikan ibu masih baik-baik saja..."
"Kalau Ibu pergi Ana sama siapa mas. Ana tidak punya siapa-siapa lagi. Hanya ibu yang Ana punya. Sekarang Ana sendirian mas. Ana takut hiks..hiks...hiks.."
"Tenang sayang... Jangan takut kamu masih punya mas disini... Dan mas tidak akan membiarkan kamu merasa sendirian.. Ana.." bisik Aditya di tengah tangis sendu milik Ana. Hatinya tersayat mendengar suara isak tangis Ana.
Aditya duduk di belakang Ana yang sedari tadi menangisi kepergian ibunya. Hanya ada mereka berdua di makam ini. Aditya juga menunda pernikahannya dua minggu karena ini. Ia tidak ingin Ana sedih di hari pernikahannya. Ia mengerti bagaimana rasanya kehilangan orang tua jadi ia tidak ingin bersenang-senang sedangkan mereka saja baru kehilangan. Hatinya terasa sakit mendengar isak tangis Ana. Rasanya ia ingin menukar apapun yang ia miliki asal gadis itu tersenyum kembali.
Ada satu hal yang Ana tidak ketahui. Sebelum di kubur Aditya meminta mayat ibu Ana untuk di otopsi agar tahu apa yang menjadi penyebab kematiannya. Hasilnya akan keluar seminggu lagi. Jika terbukti kalau Ibu Ana meninggalkan karena di bunuh maka Aditya akan mempenjarakan orang itu tanpa pandang bulu.
"Lebih baik kita pulang sayang.. ini sudah hampir sore.." Ana mengangguk kemudian menurut ketika Aditya menuntunnya keluar dari pemakaman.
Bahkan di dalam mobil Ana hanya diam menatap jendela kosong. Ana-nya benar-benar rapuh. Aditya tidak sanggup melihat Ana terus seperti itu.
"Kamu mau beli sesuatu?" Tawar Aditya. Hanya gelengan yang ia dapat dari Ana.
"Kalau kamu mau sesuatu bilang ya.." Kemudian Ana menggangguk.
Akhirnya mereka tiba di Apartemen setelah memarkirkan mobil di basement. Mereka menaiki lift menuju unit milik Aditya."Kenapa mereka ada disini?" Tanya Aditya bingung ketika ada Thalia dan Eve di depan pintu Apartemennya. Wajahnya berubah kesal melihat serigala berbulu domba itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss With Love (WEB SERIES)
RomanceCerita ini bisa membuatmu gila!! Hati-hati jadi SARJANA BUCIN🚫🚫 [Follow dulu sebelum baca] *** Ini tentang Ana si gadis polos dan pekerja keras. Dan juga tentang Aditya seorang CEO kejam berhati dingin layaknya iblis di balik wajah tampannya. Sem...