Kaka terlihat terkejut dan linglung.
Beby bingung mau berbuat apa sekarang.
Kaka menghela nafas panjang. Dia mencoba senyum manis ke Beby, tapi Beby tau kalau dia cuma pura-pura ok aja."Santai aja by, cuma tunangan doang kok gak nikah" ucap Kaka berusaha ceria.
Beby melirik Kaka, " Kalo sampe nikah gimana?" Tanya Beby iseng ke Kaka.
Ia hanya ingin bercanda perihal nikah sama Dion. Beby hanya mau menjahili Kaka saja tapi respon Kaka di luar ekspektasinya.Kaka langsung memasang wajahnya datar dan menatap Beby tajam, sontak Beby mundur beberapa langkah melihat tatapan dia. Jujur Beby merasa takut sekarang sama cara Kaka melihat Beby.
Kaka perlahan maju ke arah Beby secara perlahan dan menghimpitnya ke dinding.
"Kamu tadi nanya apa sayang? Gimana kalau kalian sampai nikah?" Tanya Kaka ke Beby.
Beby diam gak menjawab dan hanya melihat muka serem Kaka.
"Ha...ha...ha...", Kaka tiba-tiba saja tertawa. Bukan tawa lucu namun tawa yang memiliki maksud lain.
Kaka menyentuh wajah Beby sambil terkekeh kecil
"Tenang aja By, itu gak bakalan terjadi. Kalaupun sampai kejadian yang kayak kamu bilang, aku pastiin kamu bakalan langsung menjanda"Beby mengerutkan dahinya berpikir sebentar.
Dia bingung mau tertawa atau menangis mendengar pernyataan Kaka.Kaka menarik Beby ke dalam pelukannya dan mengelus rambut pendek Beby.
"Karna itu jangan berpikiran aneh By. Kamu gak bakalan bisa ngebayangin apa yang bakal aku lakuin"
Ucap Kaka sambil memeluk Beby posesif."Bisa lepasin tunangan gue" tiba-tiba suara Dion mengganggu adegan romantis Kaka dan Beby.
Kaka melihat ke arah Dion tanpa melepaskan Beby. Ia semakin memeluk Beby dan menyembunyikan wajahnya di dada Kaka.
Melihat tingkah Kaka, Dion berdecak kesal. Ingin rasanya ia meninju wajah Kaka.
"Gue bilang lepasin tunangan gue" ucap Dion dengan emosi.
Kaka tersenyum miring masih dengan posisi semula. Ia tidak berniat melepaskan Beby.
"By kamu mau aku lepasin gak pelukannya?" Tanya Kaka dengan nada yang manja dan menggoda. Ia melirik Dion yang semakin menunjukan ekspresi kesal.
Beby yang mendengar Kaka terdiam sebentar. Setelah beberapa saat ia menggelengkan kepalanya.
Meski tidak bersuara Dion masih bisa melihat gelengan Beby. Ia menggertakkan giginya menahan emosi.
Dion melangkah maju dan langsung menarik Beby kepelukannya. Tindakan Dion yang sangat cepat membuat Kaka terlambat merespon.
Tanpa banyak bicara Dion langsung menggendong Beby di bahunya dan membawa pergi Beby dari situ.
Kaka melangkah maju dan menghentikan Dion "Lo jangan seenaknya dong, turunin cewek gue"
"Dia tunangan gue"
"Itu cuma status doang"
Beby yang mendengar mereka berdebat sangat kesal, ia sudah merasa pusing Karna kepalanya yang menghadap bawah
"Dion kampret turunin gue, pusing nih" ucap Beby mengeluh.Dion tersadar dan langsung menurunkan Beby. Ia memegang wajah Beby memeriksa keadaannya.
"Maaf ya sayang, aku gak sadar" ucapnya lembut masih sambil memegang kedua pipi Beby.Beby yang mendengar suara Dion merinding sendiri. Ia tidak menyangka Dion bisa selembut itu.
"Lo jangan pegang-pegang cewek gue" tiba-tiba Kaka menyahut kesal.
"Udah gue bilang dia tunangan gue, lepasin. Gue mau pergi bareng tunangan gue" Dion menarik Beby ke arahnya.
"Gak Beby bareng gue" Kaka yang tidak mau kalah kembali menarik Beby. Mereka saling tarik-menarik yang membuat Beby terhuyung-huyung kekanan dan ke kiri.
"Lepas" teriak Beby sambil menghempaskan tangan keduanya.
Ia memandang Kaka dan Dion kesal."Gue pergi sendiri, gak ada di antara Lo berdua yang boleh ngikutin gue" ucap Beby sambil meninggalkan Kaka dan Dion.
Ia berjalan dengan kaki yang di hentakan ke lantai. Ia kesal dengan sikap kekanak-kanakan mereka berdua.
"Beby"
"APA LAGI?" Beby yang kesal refleks berteriak marah menanggapi seseorang yang memanggilnya.
Beby berbalik melihat orang yang memanggilnya. Ia melihat Gara berdiri dengan wajah terkejut. Awalnya Beby mau meminta maaf karena tidak sengaja membentak orang itu tapi ia mengurungkan niatnya. Ia tidak Sudi meminta maaf ke Gara.
Tanpa banyak tanya Beby langsung berbalik arah tidak berniat berbicara dengan Gara.
"By..." Ucap Gara memelas sambil memegang tangan Beby. Ia sudah tidak tahan lagi dicuekin sama Beby.
Beby berbalik dan melihat Gara namun ia tidak mengatakan apa-apa.
"Pulang bareng Abang ya?" Ucap Gara memohon. Ia mengerucutkan bibirnya berusaha menggoda Beby.
"Ogah" ucap Beby dan buru-buru pergi. Ia takut goyah melihat ekspresi Gara yang memelas. Walaupun ia tidak menyukai Gara tapi siapa yang tahan kalau di tatap seperti itu. Ia hampir khilaf Karna Gara.
Gara melihat kepergian Beby. Ia menghela nafas kasar. Ia harus memikirkan cara membujuk Beby supaya tidak marah lagi.
Ia berbalik dan melihat Dion dan Kaka yang memandangnya. Seketika ia kesal melihat mereka berdua.
Apalagi tatapan mereka berdua yang menunjukkan ejekan kepada Gara. Gara pergi dengan perasaan kesal.
Dion dan Kaka yang melihat kepergian Gara saling memandang. Tiba-tiba mereka tertawa bersamaan.
Mereka senang melihat nasib malang Gara. Ia masih belum berhasil meminta maaf ke Beby.Jangan lupa vote dan comment ya
Salam hangat dari author😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Beby kecil Yang Lebih Menyukai Uang Dari Pada Cogan
FantasyIni tentang kisah gue yang bertransmigrasi seperti di novel-novel gitu. Gue berpindah ke tubuh gadis mungil dengan kulit putih pucat. Dan seperti cerita pada umumnya, ini cewek nih ternyata cewek antagonis yang udah dijodohin sama orang tuanya tap...