"Dion" panggil seseorang kepada Dion. Dion menoleh melihat Lily yang berjalan ke arahnya.
"Aku boleh minta tolong anterin aku pulang gak Di, soalnya aku takut pulang sendiri"
Dion menatap Lily jijik, ia merasa bahwa sikap Lily sekarang tidak tau malu.
"Emang Lo gak bisa pulang sendiri apa?""Aku gak berani Di, aku takut diganggu sama Beby lagi. Kamu tau sendiri terakhir kali gimana kejamnya Beby ke aku"
Dion menghela nafas melihat tingkah Lily yang semakin melunjak.
"Lo pulang sendiri aja, gue gak punya waktu buat anterin Lo." Ucap Dion sambil berbalik pergi.
Tetapi Lily langsung memegang lengan Dion untuk mencegah Dion pergi.
"Tolong Di, kalau kamu yang anterin aku pasti Beby gak akan berani macem-macem. Dia kan peduli banget sama kamu. Please....""Iya iya, tapi ini terakhir kalinya Lo minta gue temenin. Gue gak ada waktu buat ngurusin Lo. Ngerti?" Dion sedikit emosi dengan tingkah Lily, ia selalu mencari-cari alasan untuk dekat dengannya.
Sebenarnya Dion tidak peduli dengan tindakan Lily, ia juga sedikit merasa senang karna dengan Lily yang dekat dengannya membuat Beby cemburu.
Ia senang melihat Beby yang mengejar-ngejarnya dan mengacuhkan Gara dan Kaka.
Ya, Dion tau kalau Kaka juga menaruh perasaan pada Beby.Dengan Beby yang menggilainya Dion merasa bahwa ia lebih unggul dari Kaka dan Gara. Karena di sekolah mereka bertiga adalah siswa most wanted dan sering sekali mereka saling berlomba kepopuleran.
Tentunya mau bagaimanapun Dion tetaplah manusia. Perasaan ingin lebih unggul dari yang lain ada dalam dirinya.
Semakin mereka cemburu dengan perhatian Beby ke Dion semakin Dion merasa percaya diri dan merasa menang.
Tetapi akhir-akhir ini tingkah Beby yang mulai berubah membuat Dion bingung. Beby tidak lagi merecoki Dion. Hal tersebut menimbulkan hal aneh di hati Dion.
Ia merasa ada yang kurang dalam hidupnya dan tanpa sadar semakin sering memperhatikan Beby.
Ia benci melihat Beby yang tidak mengejar-ngejarnya lagi. Ia benci melihat keakraban Beby dan Gara.
Dion bahkan ingin mengamuk mengetahui Beby yang mulai dekat dengan Kaka.Ia hanya merasa bahwa keberadaan Kaka mengancam posisi Dion.
Dion juga bisa merasakan perasaan Kaka yang besar untuk Beby. Tapi Dion tidak akan membiarkan Beby berakhir dengan Kaka.Karena itu Dion segera meresmikan pertunangannya dengan Beby. Dia ingin segera mengikat Beby supaya Kaka tidak bisa mendekati Beby lagi.
Masih asik dengan pikirannya sambil berjalan ke parkiran dengan Lily, Dion mendengar suara klakson mobil yang berhenti tidak jauh dari mereka.
"Woy Lily, Lo sama Dion mau kemana?"
Dion memandang dari mana suara tersebut berasal dan dia bisa melihat Beby dan Kaka di dalam mobil bersama.
Ia mengepalkan tangannya menahan emosi.
"Dion mau nganter aku Beby, kamu jangan cemburu ya, itu Karna aku gak berani pulang" ucap Lily sedikit takut-takut.
"Woy Lo kayaknya gak jera ya sama hukuman yang gue kasih. Gue kan udah bilang jauhin Dion. Pawangnya dia serem tau. Nanti dia turun tangan langsung mampus Lo."
Dion merasa senang mendengar ucapan Beby yang sepertinya cemburu dengan dia dan Lily. Ia semakin ingin menunjukkan kecemburuan Beby padanya, apalagi di depan Kaka. Ia tersenyum mengejek sambil menatap Kaka. Tetapi Kaka hanya fokus memandang Beby sambil mengelus rambut Beby.
Dion kesal melihat tingkah Kaka.
Tidakkah Kaka tau yang disentuh olehnya adalah tunangan Dion?"Itu bukan urusan Lo. Lagian Lo juga lagi berdua sama Kaka jadi gue juga bisa jalan berdua sama Lily." Ucap Dion berharap Beby akan semakin cemburu. Ia juga berharap Beby sadar dan langsung turun meninggalkan Kaka.
" Ye... Dibilangin ngeyel Lo pada. Eh Lily gue udah peringatin Lo ya supaya jauh-jauh dari Dion. Awas aja kalo ada apa-apa, jangan nanti Lo nyalahin gue. Bye"
Dion bingung dengan pernyataan Beby tadi. Apakah Beby akan menyakiti Lily Karna Dion dan Lily jalan berdua dengannya. Tapi kenapa dia meninggalkan mereka di sini? Bukankah seharusnya Beby memisahkan Dion dan Lily sekarang?
"Dion, maaf ya Karna aku kamu jadi dimarahin sama Beby."
Ucap Lily dengan suara yang lembut dan pelan.Dion melirik Lily dengan jijik. Ia sudah lelah dengan tingkah Lily sebenarnya.
" Gak masalah, itu gak ada urusannya sama Lo"
"Tapi Beby kasar banget ya. Padahal dia kan perempuan, dia gak sepantasnya ngomong kayak gitu. Apalagi perbuatannya selama ini gak mencerminkan status dia"
Dion mendelik mendengar omongan Lily. Ia tidak suka ada orang lain yang menghina atau menyakiti Beby.
Beby adalah tunangan Dion dan akan menjadi milik Dion.Dion berbalik dan memegang dagu Lily. Ia menatap Lily tajam dan mengencangkan cengkraman tangannya pada dagu Lily
"Jangan sekali-kali gue dengar lagi Lo ngejelek-jelekin Beby. Lo gak pantes ngomong kayak gitu. Lo juga gak ada apa-apanya di banding Beby. Ngerti Lo?"Lily mengangguk.
Ia takut melihat ekspresi marah Dion sekarang. Ia juga merasakan sakit di dagunya akibat cengkraman Dion.Dion langsung menghempaskan cengkeramannya kasar. Dia memandang gerbang sekolah tempat mobil Kaka lewat tadi.
Dion harus menjaga Beby.
Ia pastikan bahwa Beby hanya menjadi miliknya.( Dion yang kesal sama Beby dan Kaka)
Kalo Dionnya modelan gini kalian masih tega gak marah-marah ke dia??
Bacaan sebelum tidur semuanya
Semoga Dion segera diberikan pencerahan
Jangan lupa vote dan comment
Salam hangat dari author 😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Beby kecil Yang Lebih Menyukai Uang Dari Pada Cogan
FantasíaIni tentang kisah gue yang bertransmigrasi seperti di novel-novel gitu. Gue berpindah ke tubuh gadis mungil dengan kulit putih pucat. Dan seperti cerita pada umumnya, ini cewek nih ternyata cewek antagonis yang udah dijodohin sama orang tuanya tap...