KECEWA

1.6K 141 9
                                    

BYUR...

Beby kembali terbangun karena siraman air es. Ini sudah hari keempat dua orang yang tidak punya akhlak menyekap Beby dan menyiksanya, ya walaupun siksaan mereka tak seberapa tapi tetap saja Beby merasa kedinginan.

"Sudah bangun pencuri?" ucap perempuan yang ada di hadapan Beby sekarang dengan sinisnya. Ia menatap Beby tajam, seolah-olah ingin menghancurkan Beby saat itu juga. Perempuan itu adalah Clara. 

Clara maju dua langkah dan menarik rambut bagian belakang Beby dengan kencang. Beby mendongak dan memandang Clara tidak mau kalah. "Gimana rasanya udah ngambil kehidupan gue bertahun-tahun hah? Puas lo?" 

Beby menghela nafas, "Itu bukan gue" ucapnya sambil menggertakkan gigi menahan emosi. Beby sekarang menjadi objek dendam Clara. Clara yang tidak terima Beby yang asli menduduki posisi yang seharusnya milik Clara. 

Clara merupakan Putri dari Theo, adik Mama Bara. Namun Om Theo sedari kecil sudah nakal dan memiliki pergaulan yang berbahaya. Sehingga waktu SMA Om Theo masuk geng besar yang ada di Jakarta. Beberapa tahun kemudian Om Theo pulang sambil membawa Clara yang masih berumur empat tahun. Ia menitipkan Clara ke Papa Brandon dan istrinya. Mereka berdua dengan senang hati merawat dan membesarkannya. Namun beberapa bulan kemudian musuh dari Om Theo datang dan berniat membunuh Clara. Clara berhasil selamat, tetapi  Mama Bara meninggal karena berusaha melindungi Clara. Kejadian itu juga menyebabkan terbunuhnya tiga personil kepolisian yang salah satunya adalah ayah Beby. 


Karena kejadian itu hubungan Papa Brandon dan Om theo merenggang dan akhirnya Clara dibawa pergi oleh Om Theo. Sedangkan ayah Beby yang merupakan single parent meninggalkan Beby sendirian. Karena rasa bersalah, Papa Brandon mengadopsi Beby. Ayah  Beby yang meninggal juga merupakan sahabat Ayah Dion, sehingga Ayah Dion menawarkan pernikahan antara Beby dan Dion. Hal itulah yang membuat pertunangan antara Dion dan Beby. 

Sementara Clara yang sudah dibawa ke Korea Selatan di jaga dalam sangkar emas oleh Om Theo. Ia tidak bisa kemana- mana. DI kurung dan dilarang berkomunikasi kesiapapun. Bukan hanya itu, Om Theo  juga cuek terhadap kehadiran Clara. Meski Clara adalah putrinya, ada rasa tidak senang kepada putrinya sendiri dikarenakan kematian kakak perempuannya.  Rasa bersalah Om Theo juga membuat Om Theo mengawasi Beby dari jauh. Ia akan mengirimkan hadiah setiap tahun dan menyuruh seseorang mengawasi Beby. Mencurahkan cintanya secara diam-diam kepada Beby.

Hal ini di ketahui Clara yang membuat Clara murka dan membenci Beby. Ia merasa Beby merebut semua yang seharusnya menjadi miliknya. Hingga Clara kabur dan mendatangi Beby. Ia ingin membunuh Beby pada saat itu namun di hentikan oleh Om Theo. Tanpa disengaja Kaka yang datang mencari Beby juga melihat kejadian itu dan langsung membawa Beby ke rumah sakit. Saat itu jugalah Beby datang ke dunia ini. 

Tiba-tiba ada tangan dingin dan ramping yang menahan tangan Clara dan melepaskan tangan Clara dari rambut Beby. Beby memandang wajah laki-laki itu. Wajah orang yang paling ia percaya namun yang juga menghianatinya. 

"Lo ngapain ngalangin gue."

"Udah cukup. Lo keluar sekarang" Ucap Kaka. Beby menarik napas  menahan kekecewaannya. Ia menyesal seharusnyan ia tidak menyerahkan hatinya kepada Kaka. Seharusnya ia langsung pergi bukannya menemui Kaka. Seharusnya ia sadar kalau orang yang di cintai Kaka bukan dirinya. 

Kaka memandang Clara tajam, perintah agar Clara pergi meninggalkan ruangan. Dengan terpaksa Clara keluar dari tempat tersebut. 

Kaka duduk di samping Beby mengambil handuk dan membersihkan wajah Beby yang disiram Clara tadi. Ia mengambil bubur yang ia bawa dan memberi makan Beby. "Gue mau makan sendiri" ucap Beby dingin. Meski Beby diculik dan di sekap di tempat ini Kaka tetap merawat Beby dengan memberi makan dan mengganti pakaian Beby. Karena keberadaan Kaka jugalah Beby tidak lansung meninggal. Kaka selalu menahan siksaan Clara agar tidak berlebihan namun ia juga tidak melarang Clara untuk berbuat kasar pada Beby. Entahlah, Beby juga bingung akan sikap Kaka. 

Kaka memandang Beby dingin. Ia mengusap rambut Beby lembut, "Makan, aku suapin". Beby juga tidak  mau keras kepala, ia hanya meminta sekali kalau tidak dikabulkan maka ia akan menurut saja. Kaka bisa dikatakan bom berjalan sekarang. Ia bersikap tanpa emosi yang membuat Beby sulit memahami apa yang ia inginkan. 

Kaka menyuapi Beby dengan sabar dan perlahan. Setelahnya ia membuka pengikat Beby dan menyuruh Beby mengganti pakaiannya. Beby langsung mengganti seluruh pakaiannya di hadapan Kaka. saat ini ia sudah terbiasa. Kaka tidak akan membiarkan Beby sendirian mengganti pakaian. Ia harus mengawasi sendiri gerak gerik Beby. Awalnya Beby menolak, namun Kaka dengan kekuatannya memaksa untuk mengganti Pakaian Beby dan sekarang Beby lebih memilih di awasi dari pada di gantikan sendiri oleh Kaka. 

Setelah itu Kaka Mengikat kembali Beby dan Beby tidak melawan. Toh akhirnya juga akan di paksa oleh Kaka. Ia tidak mau membuang-buang energi. Kaka pergi dengan baju kotor dan piring kotor meninggalkan Beby sendirian. Beby menghela nafas. Ia hanya berharap nantinya ia memiliki celah untuk kabur atau berharap ada yang akan datang menyelamatkannya.



Selamat Membaca

Jangan Lupa Vote dan Comment 

Beby kecil Yang Lebih Menyukai Uang Dari Pada CoganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang